Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 5

21

Perlahan dengan pasti Ran mencium bibir Rania, Rania yang memang pasrah pun, terbuai dengan ciuman Ran yang terkesan ganas tapi lembut.

Mereka saling membelit lidah dan bertukar Saliva. "engggghhh," lenguhan Rania di sela-sela ciumannya.

Di angkatnya tubuh ramping Rania, dan dibaringkan di tengah ranjang dengan sangat lembut, Ran merangkak naik ke ranjang dan menindih tubuh Rania.

Di tariknya tali jubah mandi yang di pakai Rania, tinggal isinya yang berupa bra hitam berenda, dan penutup kain segitiga berwarna senada.

Mata Ran menggelap karena gairah yang mulai memuncak, di kulum dan di jilat payudara Rania dari luar bra-nya. "Ya Tuhan nikmat sekali, baru dari luar apalagi jika tanpa penghalang." Batin Rania.

Cumbuan Ran naik ke leher Rania di kecup dan dihisap, sangking gemasnya Ran menggigit-gigit kecil leher Rania yang putih mulus, sehingga meninggalkan bekas kiss Mark.

"Mendesahlah Rania sayangggg," perintah Ran. "aku menginginkanmu Rania." di buka kaitan bra Rania hingga terpampang nyata, dua buah favoritnya yang menggelantung indah.

"Uuuuhh Rania mereka indah sekali," ucap Ran yang gemas, dan langsung menggenggam kedua buah dada Rania.

"Ini aslikan! tidak pakai implan kan?" Ran bertanya, yang kagum melihat keindahan payudara Rania yang besar, kenyal, bulat dan padat.

"Aaaahh," desah Rania karena Ran yang semakin gemas pun meremas dengan kuat, bahkan memelintir, mencubit puting Rania.

Mulut Ran tidak tinggal diam, mengulum puting Rania yang mencuat tegak menantang, Di sedotnya seperti bayi yang kelaparan.

Mata Rania merem melek dan sesekali melirik ke bawah, melihat dengan sayu Ran yang menyusu. tangan Rania menyusup ke rambut Ran, membelai semakin menekan kepalanya di dadanya.

Tetap masih betah menyusu, perlahan tangan Ran turun ke bawah, dan berhenti di inti Rania, menusukkan 1 jarinya ke dalam surgawi Rania yang terasa basah.

"Assssshhh," Ran terus mengocoknya mengeluar masukkan jarinya, di cabut jarinya dari dalam inti Rania.

Di buka lebar paha Rania, Ran dapat melihat jelas vagina Rania. perlahan wajahnya merunduk, menghirup dalam-dalam aroma khas dari intinya.

Di julurkan lidahnya, dan menjilati bahkan menyedot lubang vagina Rania dengan rakus, menusuk-nusukkan lidahnya.

"Aaaaahhh sssshhh," Rania kelonjotan. "Ooouuugggghhhhh Ran." Ran semakin semangat bermain di inti Rania.

Rania merasa aneh dengan dirinya, seperti ada yang ingin keluar "s-stooopp Ran uuh seperti ah ada yang mau kelu...ar," Ran pun tahu bahwa Rania akan mengalami orgasme pertamanya.

Di lihatnya vagina Rania yang berkedut-kedut. "aaaaahhh," lenguh Rania lelah saat mendapat pelepasan pertama.

Tanpa rasa jijik, Ran kembali menunduk dan menjilati cairan cinta Rania, di jilatinya sampai bersih tak tersisa. "Slurp sluuurrpp."

Setelah itu Ran bangkit dan membuka seluruh pakaiannya, Rania terbelalak menatap dengan sayu junior Ran yang tegak menantang, besar berurat dan panjang.

Seketika Rania bergidik ngerih melihatnya, Ran langsung memposisikan dirinya untuk melakukan penetrasi.

Ran mencoba memasukkan juniornya, tapi sangat susah sekali, baru kepala juniornya yang masuk tapi Rania sudah kesakitan.

Blessshhh.

"Aaaahh," jerit Rania merasakan sakit.

Ran berhasil memasukkan setengah juniornya, dan kaget saat merasakan sesuatu yang robek, apalagi darah segar keluar dari kemaluan Rania yang membasahi sprei.

"Kamu masih perawan?" Rania tidak menjawab karena rasa sakit yang melandanya, tapi melihat semua ini Ran cukup paham.

Dia tidak menyangka kalau Rania masih perawan, melihat kerasnya kehidupan ini. tapi diam-diam dia merasa bangga, karena menjadi yang pertama memiliki seutuhnya Rania.

Air mata keluar dari kedua mata indah Rania, Ran mengecupi seluruh wajah Rania, dari mata terus turun sampai memberikan kenyamanan, untuk Rania melupakan rasa sakitnya.

Setelah Rania sudah mulai rileks, Ran kembali menggerakkan juniornya.

Ran menyentakkan miliknya dalam sekali hentakan, hingga seluruh miliknya terbenam sepenuhnya di milik Rania.

Menggenjot Rania dengan ritme pelan, lama-lama menjadi cepat. "Ah ah aaahhh," Rania pun mendesah nikmat sekarang.

"Le-lebih cepat aaaahh Ran," pinta Rania ke-enakan.

"Baiklah sayang, uuuuuhhh kau nikmat sekali sayang, milikmu menjepit kuat milikku,"

"Aaahh uuuuhh Ran nikmat sekali sayangggggg," Ran terus memompa sesuai keinginan Rania dengan ritme cepat.

"Enak kan?" Tanya Ran yang di jawab anggukan lemah Rania.

Rania menggigit bibirnya menahan rasa yang benar-benar nikmat, bahkan dia menggelengkan kepalanya merasakan hal yang luar biasa.

"Aaahhh Ran aku ingin ke...luar lagi aahhh," Rania mendapatkan pelepasan keduanya, namun tidak untuk Ran yang belum orgasme, pun kembali menggerakkan pinggulnya dengan menggila.

Rania yang sudah lelah, 2 kali orgasme pun terpancing kembali, Ran gemas melihat payudara Rania yang bergerak indah. Mengulum putingnya kembali, sambil terus miliknya bekerja keluar masuk lubang.

"Aaaahh ah ah Ran ooouuggghh,"

Ran merasakan miliknya sebentar lagi akan orgasme, dia pun menekan miliknya kuat dan dalam. begitu pun Rania yang juga akan mengalami orgasme ketiganya.

"Ah aku ingin keluar la...gi Ran uuhh,"

"Bersama sayang,"

"Aaaaaaaahhhhhhh," erang keduanya mendapatkan pelepasan bersamaan.

Ran yang lemas ambruk di atas tubuh Rania, deru nafas mereka ngos-ngosan seperti habis lari jauh.

Ran berguling kesamping, membawa tubuh Rania ke dalam pelukannya.

Rania yang kelelahan, mulai mengantuk dan memejamkan matanya. "Terima kasih sayang, kau milikku," Ran mengecup kening Rania.

Rania tidak menjawab ucapan Ran karena dia sudah tertidur, Ran menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang polos.

❣️❣️❣️❣️

Rania mengerjapkan matanya, karena cahaya matahari yang menembus masuk, lewat celah jendela yang terbuka.

Menoleh kesamping tapi Ran sudah tidak ada di ranjang, Rania melihat jam dan kaget melihat sekarang sudah jam 10 pagi.

Rasanya tubuh Rania remuk, sakit semua di sekujur tubuhnya. Mencoba bergerak dan bangkit menuju kamar mandi.

"Aahhh," Rania merasakan perih di area sensitifnya, namun dia tetap mencoba berjalan dengan tertatih-tatih.

Setiap bergerak, maka setiap itu pula rintihan yang keluar dari bibirnya,

Sepertinya karena kelelahan dia jadi kesiangan bangun, akhirnya setelah menempuh perjuangan yang melelahkan, sampai juga di kamar mandi. dan langsung membersihkan tubuhnya agar lebih segar.

Setelah selesai Rania keluar dari kamar mandi, dan terkejut melihat Ran sudah di kamar dalam posisi duduk dan bersedekap dada.

"Kau mengaggetkan ku!" ucap Rania yang memang kaget.

Ran berjalan mendekati Rania. "Cepatlah turun ke bawah," setelah mengatakan itu Ran keluar dari kamar.

Rania menyelesaikan memakai pakaiannya, dan segera turun ke bawah. di bawah hanya ada mama dan Ran, sedangkan Abi sudah pergi ke kantor.

Oh ya, setelah menikah panggilan Rania berubah menjadi papa dan mama.

"Eh sayang mama sudah bangun," Rania merasa malu karena kesiangan bangun. "Maaf ma, Rania bangun kesiangan!"

"Ah tidak apa-apa sayang, mama juga maklum pengantin baru! Pasti kelelahan kan?"

"Uhuuukk," Ran tersedak minum kopinya karena ucapan sang mama, sementara Rania salah tingkah dengan pipi yang merona merah. Winny tertawa puas melihat anak, dan keponakan sekaligus menantunya ini.

Akhirnya Winny mengajak Rania untuk makan sarapannya yang tertunda, Rania makan sangat banyak sekali karena memang lapar, Apalagi tadi malam dia di gempurin Ran habis-habisan.

"Kalian ada niatan ingin honeymoon kemana?" Tanya sang Winny yang kini sedang duduk santai, di ruang keluarga bersama Ran dan Rania.

"Belum kepikiran ma," ucap Ran yang memang belum memikirkan itu, Rania hanya diam saja tidak tahu ingin menjawab apa.

"Kamu cuti berapa lama?" Winny bertanya kembali.

"Seminggu," Winny kaget mendengar jawaban Ran.

"Kenapa cepat sekali?"

"Karena kantor sedang sibuk-sibuknya, kerjasama dengan beberapa perusahaan lain, kasian papa kalau sendirian mengurusnya."

Winny mengangguk mengerti, dan Ran pamit mengajak Rania kembali ke kamar.

Winny tersenyum mengangguk, dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel