Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 4

"Bagaimana ini?" tanya Ran setelah mereka pulang, dan berhasil keluar dari situasi canggung, Abi datang di saat mereka bermesraan.

"Bagaimana apanya!?" Balas Rania yang merasa bingung, dengan pertanyaan absurd sepupunya. 

Mata Ran turun ke bawah, yang otomatis membuat arah pandang Rania juga mengikutinya, tersentak kaget saat melihat sesuatu di balik celana Ran menyembul.

"Kenapa bisa begitu?" Rania bergidik ngerih melihatnya, pasalnya kan mereka sedang tidak bermesraan tapi mengapa menegang??

"Ini semua gara-gara dirimu yang terlalu seksi," Ran mengedipkan sebelah matanya.

"Mesum!!" Satu kata yang dilontarkan Rania, dan membuka pintu mobil setelah melepaskan saefty belt-nya.

Sebelum pintu terbuka tangan Rania ia tahan, tubuh mereka sangat dekat tidak berjarak. "Ayolah Rania! Aku tahu kalau kau juga menginginkannya kan?" Rania menggeleng mantap.

"Tidak Ran, setelah kita sah menjadi sepasang suami istri."

Rania keluar dari pintu, dan masuk ke dalam rumahnya, tanpa harus melihat lagi ke belakang.

Semua itu tidak luput dari pengamatan mata Ran. "sombong sekali dia," ucapnya menyeringai "kita lihat saja nanti."

Setelahnya, Ran memacu mobilnya meninggalkan rumah Rania.

Rania mengintip dari jendela kamarnya, dari tadi saat masuk ke kamarnya, dia memperhatikan gerak-gerik Ran.

Bahkan sampai mobil Ran pergi, dirinya masih setia melihatnya, sampai benar-benar menghilang.

Rania tersentak melihat dirinya di cermin, ia meraba bibirnya perlahan turun ke kedua buah dadanya.

Mencoba meremasnya, tapi rasanya tidak seenak saat Ran yang meremasnya, ia membuka seluruh pakaiannya ingin mandi.

Hari sudah cukup sore sekarang, Rania melihat tubuhnya pas di bagian dadanya, di mana terdapat banyak kiss Mark.

Ia tersipu malu mengingat kejadian mereka di kantor tadi, dengan cepat Rania masuk ke dalam kamar mandi.

Hal yang sama juga di lakukan Ran, Setelah sampai rumah, dirinya langsung segera masuk ke kamar mandi.

Ran juga heran melihat bagian bawah tubuhnya, yang tidak juga menyurut tiap kali mengingat Rania. bahkan semakin tegang, mengingat betapa lembut dan kenyalnya 2 buah favoritnya.

Terpaksa Ran harus bermain solo, tidak mungkin dirinya menyewa jalang saat ini, dia kan lagi dalam masa pemulihan, agar ayahnya percaya.

"Ah Raniaaaaaaaa," erangan panjang frustasi Ran, saat mencapai orgasmenya menggunakan tangannya sendiri.

Ran bersumpah agar segera bisa memasuki Rania, dengan puas saat menjadi istrinya kelak. walau pun rasa benci itu masih ada, dan sering di kalahkan dengan rasa nikmat Rania.

Ran mupeng dan ketagihan dengan tubuh Rania. Hahaha.

???

Rania sangatlah lelah karena selama 2 Minggu ini, Ran menyiksanya dengan pekerjaan yang menumpuk.

Ran juga tak kalah sibuknya, menyiapkan persentase untuk meeting, menemui klien untuk kontrak kerjasama, dan saling membahas mengenai perusahaan masing-masing.

Dan saat itu juga Ran seperti sengaja, membuat Rania ikutan sibuk dengan posisinya sebagai sekretaris.

Rania menyeruput jus yang barusan dia pesan di kantin kantor, sampai sebuah suara memanggilnya. "Rania,"

Rania menoleh ke belakang, dan mendapati Abi memanggilnya. "Paman Abi," Rania berdiri.

"Ada yang ingin paman bicarakan bisakan?" Abi bertanya yang langsung di jawab anggukan oleh Rania.

Abi mengajak Rania ke ruangannya, meskipun semua tanggung jawab perusahaan ini, sudah di serahkan ke Ran sepenuhnya. tapi tetap saja Abi yang berkuasa sepenuhnya, dan tetap mengawasi setiap gerak-gerik semua yang bekerja di sini.

"Duduk," perintahnya.

"Jadi begini, ini sudah 2 Minggu kamu menjadi sekretaris Ran, dan pernikahan kalian juga 2 Minggu lagi bukan?" Rania mengangguk mendengarkan.

"Paman lihat Ran juga sudah bisa bekerja dengan kinerja yang baik, dan hasil yang memuaskan."

"Oleh karena itu... mulai besok kamu Rania tidak perlu lagi bekerja sebagai sekretaris Ran, Paman minta sama kamu untuk fokus mempersiapkan diri kamu, untuk pernikahan kalian!"

"Bisakan sayang?!" Tanya Abi dan Rania pun tersenyum ceria.

"Apakah sudah ada pengganti untuk sekretaris paman?" Rania penasaran dengan orang yang menggantikannya untuk bekerja bersama Ran.

"Kalau soal itu biar menjadi urusan paman!" Abi mengedipkan sebelah matanya, yang membuat tawa ringan Rania.

Setelah itu mereka berdua sibuk menyiapkan persiapan pernikahannya, mulai dari fitting baju pengantin, cincin dan juga foto prewedding.

Mereka sengaja tidak bertunangan dan memilih langsung menikah saja. dan inilah waktunya, saat-saat yang dinanti para orang tua, hari dimana anak mereka menikah.

Rania sangat gugup, begitu dirinya di panggil keluar untuk acara ijab kabul, yang akan segera di mulai.

Sepanjang jalan menuju tempat pengucapan ijab kabul, Rania hanya menundukkan kepalanya, ia sangat gugup dan malu.

Ran menatap takjub penampilan Rania, yang di balut kebaya pengantin berwarna putih, dengan riasan pengantin yang sangat cantik.

Pak penghulu memulai acara ijab kabulnya, dengan mengulurkan tangannya ke arah Ran, Ran pun menerimanya.

"Ananda Aran Syahputra bin Abi Syahputra, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anak ku yang bernama Rania Putri binti Ahmad Prayogi dengan mas kawin berupa mas 5 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya, Rania Putri binti Ahmad Prayogi, dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."

"Sah," tanya sang penghulu. "Para saksi sah?"  Saaaaaaahhhh, jawab mereka semua serempak.

"Alhamdulillah." Pak penghulu pun mengucapkan do'a, dan menyuruh Rania mencium tangan kanan Ran, dan Ran pun mencium kening istrinya.

Kemudian mereka memasang cincin pernikahan di jari manis masing-masing, dan menandatangani di buku pernikahan lalu berfoto bersama.

Semua acara ijab kabul selesai dan sekarang waktunya ke acara resepsi, pestanya sangat megah.

Sedangkan saat prosesi Ijab Kabul tadi sederhana karena permintaan Rania, sedangkan resepsi keinginan para orang tua yang ingin pesta megah.

Ran melirik ke arah istrinya yang terlihat sangat lelah sekali, "capek ya?" Tanyanya yang di angguki lemah oleh Rania.

Sedangkan para tamu banyak yang datang dari kalangan orang kaya semua, yang rata-rata partner bisnis paman Abi dan ayahnya.

Begitu selesai acara resepsi pernikahan, pengantin baru pulang ke rumah Ran, dan seminggu kemudian baru ke rumah Rania.

Rania yang kelelahan pun tertidur di mobil.

❤️❤️❤️❤️

Rania mengerjapkan matanya, saat dia terbangun dan melihat sekelilingnya sebuah kamar, bukannya tadi dia tidur di mobil?

Cklek..

Pintu terbuka, menampilkan sosok Ran yang keluar dari kamar mandi, masih memakai handuk yang melilit di pinggangnya.

"Sudah bangun rupanya," Rania menundukkan wajahnya malu, melihat pemandangan seksi di depannya.

Tubuh atletis Ran benar-benar bikin ngileur, perut kotak-kotak belum lagi otot-otot yang menonjol, semakin menambah kesan gagah bagi tubuhnya.

"Ayo bangun, bersihkanlah tubuhmu!" Dengan susah payah Rania turun, karena masih memakai gaun pengantin, Ran pun membantu Rania.

Ran bahkan membuka resleting gaun pengantin yang di kenakan Rania, punggung putih mulus tersaji di hadapannya, Ran menyentuh kulit lembut Rania.

Bahkan kini mulutnya sudah mengecupi, menghisap punggung Rania bahkan mengendus wangi tubuhnya.

"Raaannn," desah Rania.

"Tidak usah mandi saja, tidak mandi saja kamu wangi!" Kembali Ran mencumbu punggung Rania.

Saat Ran membalikkan tubuhnya, Rania dengan tegas meminta izin mandi dulu karena gerah.

Dengan terpaksa Ran mengiyakan, dan menunggu Rania selesai mandi.

Hampir satu jam menunggu, akhirnya Rania selesai mandi juga, Ran melihat Rania yang memegangi jubah mandinya.

Terlihat sekali kalau dirinya gugup, Rania berdiri kaku di hadapan Ran.

"Buka!" Perintah Ran yang membuat mata Rania melotot.

Ran tertawa senang melihat ekspresi marah istrinya ini, dengan lembut dia menarik lengan istrinya mendekat.

"Kau harus melayani ku, itu tugas mu Rania," entah kenapa ucapan Ran sedikit menusuk hati Rania, pasalnya Ran tidak mengatakan cinta sama sekali.

Rania juga belum mencintainya, tapi apakah harus mereka berhubungan intim? dengan perasaan yang masih sama-sama  tidak saling mencintai.

Dekapan Ran di pinggangnya semakin erat. "Rania," Ran menyebutkan namanya dengan sangat seksi.

Dengan hati yang mantap Rania pun memberanikan diri, untuk itu dia akan melakukan tugasnya, dan ini malam pertama mereka.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel