Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2. Resi Dharma

“Hemmm, sebelum saya menjawab pertanyaan darimu siapa pula kah gerangan dirimu anak muda? Dan kenapa pula kau berada di Negeri Peri ini?” Arya tak segera menjawab, ia terkejut mendengar jika keberadaan dirinya saat ini di negeri asing bukan di Negeri Nusantara tempat ia berasal.

“Nama saya Arya Mandu, saya berasal dari Pulau Andalas. Saya sendiri tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja saya terdampar ke Negeri Peri yang kau sebutkan, saat itu saya tengah berada di atas punggung seekor kuda hendak menuju Pulau Jawa. Namun ketika saya tiba di lembah sebuah gunung tubuh saya di gulung angin puting beliung yang datang secara tiba-tiba, begitu saya siuman saya mendapatkan tubuh saya tertelungkup di gurun tandus tadi.” jelas Arya.

“Benar-benar aneh, saya baru mendengar Pulau Andalas yang kau sebutkan itu! Sekian lama saya melalang buana di Negeri Peri ini, tak sekalipun saya mendengar pulau itu apalagi menemuinya di kawasan negeri ini.” ujar Benggala.

“Ya, saya juga baru kali ini mendengar adanya Negeri Peri. Saya juga heran kenapa saya sampai terdampar di negeri asing ini? Jangankan untuk mencari jalan agar saya bisa kembali ke Negeri Nusantara, ke mana saya akan melangkah pun sama sekali saya tidak tahu dari tempat ini.” tutur Arya.

“Hemmm, kau tenang saja sobat. Sebentar lagi saya akan membawamu untuk bertemu seseorang yang dapat menyibak semua keanehan ini, sosok itu berada tidak jauh dari air terjun itu! Di sebalik air terjun itu terdapat rongga berupa goa besar penuh bebatuan di sanalah Resi Dharma berada, dia seorang petapa sakti yang telah berumur ratusan tahun dan tinggal di goa itu.” ujar Benggala.

“Oh, jadi Resi Dharma itu bisa mengetahui keanehan yang kita alami ini? Lalu kau belum menjawab pertanyaan saya mengenai istana Kerajaan Negeri Di atas Awan yang kau katakan tadi.” ulas Arya.

“Istana Kerajaan Negeri Di atas Awan itu berada di atas sana! Sejak saya terbuang ke negeri ini, saya belum menemukan cara untuk bisa kembali ke sana. Saya pernah menanyakan itu pada Resi Dharma, namun kala itu saya tak mendapatkan jawaban darinya sebab dia meminta waktu untuk mencari tahu semua itu dan meminta saya kembali beberapa bulan ke depan. Saya menunggu waktu itu, hingga kembali melanjutkan pengembaraan saya di Negeri Peri ini. Saya pun ketiban sial dengan memasuki kawasan gurun tandus, dan salah satu kaki saya terjepit di bebatuan selama berminggu-minggu lamanya.” jelas Benggala sembari menunjuk ke langit di mana di sana bertebaran awan yang menyimpan beribu misteri di sebaliknya.

“Kalau begitu, sekarang juga mari kita temui Resi Dharma di goa sebalik air terjun itu!” ajak Arya.

“Mari Arya!” Benggala meminta Arya naik kembali ke punggungnya, kemudian melesat dengan sekali lompatan saja telah berada di depan mulut goa yang dimaksud.

Melihat dari balik air terjun diperkirakan ruangan goa itu akan tampak gelap, namun dugaan itu salah karena hampir di setiap sudut ruangan goa terang benderang di samping cahaya matahari masuk menerangi juga terdapat beberapa buah obor yang dipasang di setiap sudut.

Tak jauh dari tempat mereka berdiri, tampak seorang lelaki tua berpakaian serba putih tengah duduk bersila memunggungi mereka. Rupanya Resi Dharma mengarahkan wajahnya ke sisi lain saat melakukan pertapaan, tidak dengan menghadap air terjun yang ada di belakang Arya dan Benggala.

Dengan perlahan-lahan Benggala melangkah membawa Arya masuk lebih mendekat ke sebuah batu besar tempat Resi Dharma duduk bersila, Arya pun melompat turun dari punggung Benggala saat Harimau Putih itu hentikan langkahnya.

“Permisi Resi, maaf jika kami datang mengganggu pertapaanmu?” sapa Benggala yang disertai berputarnya tubuh lelaki tua berpakaian putih itu menghadap mereka.

“Hemmm, ada gerangan apa Benggala kau datang membawa lelaki asing dari negeri 1.500 tahun yang akan datang ini?” tanya Resi Dharma dengan pandangan dan senyumannya mengarah pada Arya.

“Apa? Saya berasal dari negeri 1.500 tahun yang akan datang?! Apa maksud Resi berkata begitu?” tanya Arya yang terkejut sedemikian rupa begitu pula dengan Benggala.

“He..! He..! He..! Mari silahkan duduk anak muda! Kita bisa bicara lebih santai, begitu pula dengan kau Benggala.” tawar Resi Dharma.

“Terima kasih, Resi.” ucap Arya dan Benggala bersamaan.

“Siapa namamu anak muda?” tanya Resi Dharma saat Arya dan Benggala telah duduk dionggokan batu di depannya.

“Nama saya Arya Mandu, benarkah saya berasal dari negeri 1.500 tahun yang akan datang seperti yang Resi katakan itu?” jawab Arya sembari balik bertanya karena rasa penasarannya.

“Benar, Arya. Takdir dewata agunglah membawamu ke sini, karena kau sosok yang diyakini dapat menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi di Negeri Peri ini.” tutur Resi Dharma.

“Permasalahan apa gerangan yang Resi maksud terjadi di negeri ini?” tanya Arya.

“Banyak sekali permasalahan yang terjadi di negeri ini, nanti kau akan mengetahui dan akan terlibat di dalamnya. Sesuai namanya negeri ini sering didatangi para Peri dari atas sana! Tempat tinggal mereka tak semua orang dapat melihatnya, karena kasat mata serta gaib sifatnya. Para Peri itu sering terlibat perseteruan dan silang sengketa dengan para penghuni negeri ini, di antaranya dengan para siluman, manusia berwujud aneh dan para mahkluk bertampang mengerikan lainnya.” tutur Resi Dharma.

“Jadi penghuni negeri ini semuanya terlihat aneh dan menyeramkan ya, Resi?” Arya bertanya lagi.

“Ya, tapi meskipun begitu tidak semua mahkluk berwujud aneh dan menyeramkan itu berhati jahat. Ada juga di antara mereka yang menginginkan perdamaian tercipta di negeri ini, sama halnya di negeri 1.500 tahun yang akan datang tempat dirimu berasal ada yang baik ada pula manusia yang berlaku jahat dan serakah. Benarkan Arya?” tutur Resi Dharma menjelaskan perihal sifat penghuni Negeri Peri itu.

“Semua yang Resi katakan tentang negeri asal saya memang benar adanya, bahkan sebagian besar dari manusia-manusia penghuni negeri saya itu tamak dan serakah. Kejahatan merajela di mana-mana, yang lemah akan tertindas dan yang kuat kadang berkuasa seenaknya saja. Saya kuatir dengan yang akan terjadi saat saya tak berada di sana, karena sekarang terdampar di negeri asing ini.” tutur Arya.

“Ya, saya tahu kau seorang kesatria muda yang pilih tanding. Namun takdir yang mengantarmu ke sini tak kalah pentingnya harus kau selesaikan, negeri ini benar-benar lebih kacau dan banyak sekali rahasia yang tersembunyi hingga kini belum terungkap. Sang Dewa Agung telah menunjukmu, dan kini saatnya kamu berbuat kebajikan dengan menghancurkan segala pemicu malapetaka di negeri ini Arya.” Resi Dharma sangat berharap Arya akan menjalankan takdir yang ia maksudkan utusan Dewa Agung itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel