Ada apa Liana?
***
Butuh sekitar setengah hari untuk sampai ketempat para manusia bersembunyi dari Raikon. Ruangan bawah tanah itu terletak didalam lubang hitam yang dikelilingi oleh para Raikon itu. Tidak ada satupun Raikon yang bisa masuk kedalam sana. Ketika mereka berusaha masuk tubuhnya akan tercinang cincang lalu menjadi cahaya ungu.
Helikopter ini turun kedalam lubang hitam seukuran lapangan sepak bola itu. Aku tak merasa goncangan sedikitpun ketika memasuki lubang hitam itu, berbeda sekali dengan lubang hitam yang menyeret kami keduniaan ini.
Helikopter ini tidak hancur seperti para Raikon itu. Mungkin saja lubang itu digunakan untuk membunuh Raikon saja. Orang orang yang ada disini cerdas sekali bisa bisanya mereka membuat hal semacam ini.
Selesainya memasuki lubang hitam itu pemandangan yang tidak pernah aku pikirkan terlihat. Burung berterbangan disekitar sini, hamparan padi dan gandum tertanam dengan baik sekali. Ditengah tengah ladang itu terdapat sebuah bola merah.
Disekitar kota didekat ladang banyak rel kereta mengelilingi semuanya. Ada banyak kereta, benda itu berjalan secara bersamaan. Hanya satu kata yang dapat menggambarkan pemandangan ini, indahnya.
Sepertinya bola merah itu adalah benda yang menggerakan kereta yang saling bergerak seirma. Keretanya ada lima tidak 10 entah lah aku tidak tahu pasti jumbelah kereta itu, pada saat ini rel kereta seperti mengambang diudara.
Aku tidak menyangka ada kota yang seperti ini dibawah tanah, andai saja ada anak yang lahir sesudah penyerangan para Raikon. Pasti mereka tidak akan pernah sadar bahwa ada sebuah dunia diatas mereka.
Dunia yang berada diatas sangat buruk semua bangunan hancur lebur hanya ada puing puing kota yang berkarat. Sedangkan dibawah sini terdapat sebuah kota yang terbuat dari besi yang mengkilap, warnanya silver. Ada juga toko toko makanan, selain bangunan bangunan itu ditempat ini juga terdapat pohon pohon yang tersusun memenuhi tempat ini. Yap itu adalah hutan belantara disepanjang mata memandang.
Andai saja tidak ada bangunan silver berberbentuk kubah itu. Pasti pemandangan ini terlihat seperti hutan, aku tidak menyangka dihutan itu terdapat sebuah sungai yang digunakan untuk menyirami tumbuhan. Dunia bawah ini tidak kalah menakjubkan dibandingkan cerita fantasi kahyalan.
Bisa dibilang peradaban dipelanet ini lebih maju 10 kali lipat dari pada peradaban planet bumi yang aku tinggali. Pantas saja znfo mengatakan dunia kami adalah dunia yang paling lemah. Andai saja ada Raikon yang menyerang bumi, maka pasti kehancuran bumi hanya akan dihutung beberapa jam saja.
Namun aku sekarang masih belum paham alasan kenapa dunia ini tidak memiliki nuklir, secara logika jika Znfo pernah menggunjungi tempat ini, pasti mahluk itu akan memberi ilmu untuk membuat nuklir. Tetapi kenyataannya tidak.
Yang membuat aku yakin bahwa dunia ini tidak bisa memproduksi nuklir adalah karena cerita Fon itu. Jika mereka memiliki nuklir mana mungkin manusia yang ada didunia ini akan kesulitan mengalahkan para raikon itu.
***
Helikopter kami mendarat dibangunan paling besar yang ada dikota bahwa tanah, aku tidak menyangka ada bangunan seperti ini ada didalam bola merah yang sangat besar itu. Aku kira bola merah itu hanya sebuah cahaya.
Ketika kami mendarat ketempat ini, atap yang menutupi ruangan bagian dalam entah bagaimana bisa terbuka. Helikopter kami mendarat ditempat itu. Kami berenam pun segera keluar dari helikopter ini.
Aku menoleh keraah kanan dan kiri mataku saat ini melihat banyak sekali pesawat zet tempur dan hlikopter, ada juga mobil yang dibelakang gerobaknya terdapat senjata yang dapat menembakan banyak peluru sekaligus. Aku tidak heran dengan pemandangan yang aku lihat ini soalnya ternasportasi tempur itu juga banyak dibumi.
Terlebih lagi teranportasi tempur yang ada dibumi lebih maju, dari pada taranpostasi tempur yang ada dipelanet ini. Sepanjang aku menyusuri tempat ini, tidak ada tanda tanda tenk baja sedikitpun yang terlihat.
Berarti mereka memfokuskan kendaraan udara saja, tempat ini banyak sekali kendaraan udaranya, hampir 90% kendaraan itu adalah peswat zet tempur dan helikopter. Setelah kami berjalan cukup panjang, ada sebuah lif yang membuat kami turun kedasar tanah lagi.
Kami keluar dari bangunan itu, ternyata tingkatan kedua dalam ruangan bawah tanah ini, adalah sebuah tempat yang dipenuhi oleh gedung pencakar langit. Walaupun tidak setinggi gedung pencakar langit yang ada diduniaku sih. Tapi jika tingginya gedung gedung itu diukur dengan tubuhku.
Maka aku butuh sekitar tiga puluh salinan diriku untuk menyamai tinggi gedung itu. Penduduk kota yang ada disini jauh lebih padat dari penduduk ruangan atas. Mungkin saja tempat kedua ini adalah ruangan untuk perindustiran teknologi, atau sejenis kantor untuk orang orang bekerja.
Sebenarnya aku masih penasaraan dengan ruangan pada tingkatan yang ada dibawah kota ini. Namun, Fon dan lainnya tidak mengajak aku ketempat bawah itu.
***
"Kau jaga mereka Fon kami harus melapor dulu kekomandan," ucap Lon.
"Ya semoga tidak ada yang dimarahi oleh komandan," jawab Fon.
Mereka berdua melabaikan tangan ketika meninggalkan tempat ini, aku dan semua orang yang berada disini membalas lambaian tangan itu.
"Fon sebenarnya kita mau menemui siapa," tanyaku.
Aku saat ini masih bingung dengan tujuan kami, sehingga tidak dapat membuatku untuk menahan pertanyaan ini.
"Bertemu dengan seseorang, dia adalah salah satu orang yang mencetuskan proyek untuk membangun kota bawah tanah sebelum para Raikon itu menginvasi pelanent ini," jawab Fon atas pertanyanku.
"Kenapa kita harus menemui dia," tanyaku lagi.
"Tentu saja untuk membuat senjata yang sama seperti apa yang kau miliki, " ucap Fon.
Jujur saja aku tidak tahu cara untuk membuat senjata semacam itu. Jika dia tahu aku membuat pistol itu dari buku gambar. Pastilah Fon tidak akan pernah mengatakan itu. Akan tetapi ada dua gadis yang memiliki kemungkinan bisa membuat senjata semacam itu. Aku sedikit percaya jika mereka berdua mampu untuk menciptakannya.
"Hey Fon kenapa dia tidak tahu nuklir, padahal dia bisa menciptkan kota yang sangat canggih seperti ini," tanya Saliy yang tiba tiba ikut pembicaraan kami berdua.
"Nuklir? Benda apa itu," tanya Fon.
Ternyata dugaanku tadi sangat tepat, pelanet ini memang tidak tahu zat yang bernama nuklir itu.
"Sebuah cairan yang tercipta dari zat cair bernama uranium atau juga bisa dibuat dengan plutonium. zat itulah yang bisa membunuh para Raikon," Ucap Saliy.
"Jadi yang bisa membunuh para Raikon hanya zat itu bukan senjata yang kalian bawa itu?" Tanya Fon.
"Ya tepat sekali tapi tenang saja aku bisa membuat zat itu, ayo cepat kita temui dia aku sudah tidak sabar untuk membuat zat itu," ucap Saliy.
Dia tiba tiba sangat bersemangat ketika membahas tentang nuklir, padahal tadi dia hanya melihat sekeliling dengan takjub tanpa mengeluarkan suara. Liana yang dari tadi terus diam. Tiba tiba mulai melakukan gerakan yang aneh seolah olah dia sedang menahan rasa sakit. Selang beberapa saat kemudian, tubuhnya terjatuh kejalanan, aku segera menangkap tubuh wanita itu. Tapi naasnya tubuhnya terlalu berat sehingga aku hanya berhasil menangkapnya saja.
"Hey Liana ada apa ini."
