Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 8 - Beautiful

Sasa yang meneguk minumannya hingga tandas mulai berkata dalam hatinya, 'Sahabat idiotku ini, benar-benar sangat berbahaya. Kenapa dia tiba-tiba menjadi penjahat seperti ini?Negara ini, sudah salah apa dengannya? Tidak hanya itu, Ketertarikannya terhadap Putra Mahkota saja sudah hilang entah kemana? Wajahnya, tatapannya, hanya terdapat raut kebencian dan amarah yang sangat mengerikan. Ini bisa di katakan bahwa ia jelmaan Iblis. Vano Wilson sebagai suaminya pasti sangat bahagia saat ini, karna ia sudah menikah dengan gadis pujaannya. Ia pasti tidak menyangka bahwa gadis pujaannya sendirilah yang memintanya. Hanya satu penasaranku, di masa kami sekolah dulu hingga sekarang, seperti apa rupa wajah dibalik topeng Vano Wilson itu? Masa ia Vanya yang sudah berstatus sebagai Istrinya tidak memperlihatkan wajahnya.' Sasa tertawa diam lalu berkata, 'Ini benar-benar konyol.'

"Kau kenapa?" Vanya sedari tadi memperhatikan Sasa.

Sasa kembali serius. "Ah tidak apa-apa, aku lihat cowo-cowo di sana memperhatikan dirimu sedari tadi." Sasa mencari alasan.

Vanya berwajah dingin melirik ke arah belakang. Pandanganya melihat ke arah lantai atas, disana ada Riska dan juga Devan yang tengah bercumbu begitu Vulgar di hadapan Alex Smith, Revano, Dion dan juga Yustin.

Sasa yang lagi-lagi tertawa berkata, "Sepupumu seperti pelacur, emang tidak ada ruangan lain selain di tengah-tengah pria itu. Dia yang seperti itu, membuatku ingin menyaksikan semua orang memperkosanya ramai-ramai."

Vanya yang sedari tadi melihat ke arah belakang, kini memandang lurus ke arah depan staf bartender. "Aku rasa penis mereka menegang."

Sasa lagi-lagi tertawa terbahak bahak. "Sungguh tersiksanya mereka..."

Vanya tersenyum hambar sambil menyalakan sebatang rokoknya, lalu menyesapnya kuat-kuat, setelah itu, ia menghembuskan rokoknya di atas minuman vodkanya.

Pria dan wanita, yang berada di party club terus memperhatikan Vanya yang kelewat cantik, dan nakal. Mereka bertanya satu sama lain dengan kawannya.

"Siapa dua gadis yang duduk di kursi bartender?"

"Entahlah, aku hanya mengenali gadis yang duduk di samping gadis perokok itu."

"Dia bukannya anak Pengacara milik Istana yah? Hanya saja penampilan Nerdnya sudah berubah menjadi Gadis cantik terlihat modis, entah sejak kapan dia berubah."

"Bukannya anak pengacara itu sering di bully, bahkan tidak ada satu Bangsawan yang ingin berteman dengannya."

"Betul, tapi siapa gadis cantik di sebelahnya?"

Pria yang berasal dari konglomerat itu mulai berfikir, mereka punya inisiatif mengajak Sasa dan juga temannya untuk berkenalan. Tapi saat mereka melihat raut wajah sangar Vanya, mereka mengurungkan niatnya.

Jujur siapa saja yang melihat wajah sangar Vanya, itu akan terlihat seperti sebuah ancaman bagi mereka.Vanya yang memiliki ekpresi wajah seperti itu, jelas-jelas membuktikan bahwa ia adalah Predator yang tidak bisa di ganggu.

Vanya yang sudah keluar dari toilet, tiba-tiba di himpit rapat ke tembok. Lampu yang begitu remang dan berkelap kelip masih terlihat jelas wajah pelakunya. Tubuh pria itu begitu rapat dengan belahan payudaranya. Bisa dikatakan Pria itu sangatlah mesum.

Dia adalah Alex Smith, wajah pria yang sangat tampan dan juga rupawan, pria yang di penuhi sejuta pesona. Keluarga konglomerat pemilik usaha di bidang perjudian berbasis Online.

Alex yang mencumbuhi leher Vanya berbisik pelan, "Aku sangat tergoda dengan dirimu. kau benar-benar sangat cantik, tidak heran jika Raja ingin menikahimu juga," Alex tertawa cekikikan.

Vanya tersenyum smirk, jemarinya mengusap bibir Alex. "Jadi apa kau berencana ingin menikahiku juga sialan."

"Bagaimana jika aku membunuh suamimu terlebih dahulu. Aku dengar suamimu itu hanya Rakyat jelata, yang tidak memiliki bisnis. Yah, aku sudah menduga bahwa suamimu itu bekerja sebagai supir, atau Pengawal, atau dia hanya seorang pengemis di pinggir jalan... duh kasian sekali. Bagaimana dengan masa depan mu yang tidak memiliki dukungan sama sekali seperti keliargamu," Alex mengejek bersamaan ucapan hinanya.

Vanya begitu menikmati sentuhan jemari Alex yang menggelitik lehernya. "Apa aku terlihat menyedihkan? Perhatikan caraku berpakaianku, kira-kira dari mana aku mendapatkan uang untuk berbelanja?"

Alex menatap Vanya dari atas hingga bawah. Ia bahkan mengelus belahan payudara Vanya yang terlihat menonjol. " Aku mencium aroma uang di tubuhmu baby..."

Vanya tertawa terbahak-bahak, ia seperti membodohi Alex, pria tampan yang sudah di selimuti nafsu bejatnya.

Alex yang memiliki kelainan [Eksibisionis] kini mengeluarkan alat kelaminnya. Lalu membiarkan Vanya untuk menonton dirinya yang sedang mengocok penisnya di tempat umum.

Vanya yang hanya melipat kedua tangannya di dada berkata datar, "Kau seperti ini karna tidak tahan dengan Riska kan, kasian sekali kau!"

Vanya lalu berbisik dengan nada sensualnya, "Aku punya ide, bagaimana jika kau memperkosa Riska, mematikan lampu kamarnya seakan-akan kau adalah Devan."

Alex yang masih mengocok penisnya dicampur suara desahannya berkata, "Kenapa aku harus merasakan bekas Devan, bukan kah kau sudah ada di depan mataku sekarang!'' Alex yang sudah bermata sayup berharap Vanya segera membantu menuntaskan hasratnya.

Vanya meremas kera baju Alex Smith, bersamaan suara giginya yang saling bergesek ngilu. "Sangat di sayangkan, milikmu itu terlalu kecil untukku. Penis suamiku sangatlah besar bahkan begitu panjang dan berurat. Jadi jika kau memasuki milikku, itu tidak akan terasa. Sungguh aku sangat kecewa dengan model penismu ini!" Vanya menendang penis Alex yang sudah menciut akibat Vanya yang menjatuhkan harga dirinya.

Alex yang begitu kesal memukul-mukul tembok di saat Vanya pergi tidak terlihat lagi.

Vanya yang berjalan di kerumunan orang yang menari, mulai mengingat kehidupannya masa lalunya. Dimana pada saat itu, ia yang akan segera menikah dengan adik Raja, tiba-tiba Alex Smith hampir saja memperkosanya bahkan sudah merobek bajunya hingga telanjang. Dan untungnya Devan datang lansung memukuli Alex secara brutal, dan sampai mendorong tubuh Alex dari lantai enam, hingga Alex yang jatuh dari ketinggian bangunan langsung mati di tempat.

Vanya yang merasa bersukur, malah salah berpendapat. Ia sebaliknya di perkosa brutal oleh Devan bersamaan campur amarahnya yang tidak jelas. Vanya yang di perkosa oleh Devan benar-benar tidak ada kata ampun untuk dirinya.

Ia tidak habis pikir kenapa Devan tiba-tiba memperkosanya, ia tau sedari dulu bahwa cinta Devan hanya Riska sepupunya. Devan yang memperkosanya terlihat seperti orang lain saja, bahkan fisiknya sangatlah begitu kuat, tato di sekujur tubuhnya terlihat begitu banyak dan menyeramkan.

Walau itu di kehidupan pertamanya, jujur saja sampai sekarang Vanya begitu ingin berhubungan Sex dengan Devan lagi. Devan yang begitu kuat dan perkasa membuatnya sangat puas, dan Vanya akui itu dia bukan wanita munafik.

Devan pada waktu itu yang memperkosanya dari siang hingga ketemu pagi. Membuat miliknya sampai lecet dan bengkak, bersamaan bekas gigitan dan tanda merah di sekujur tubuhnya.

Vanya yang berlalu lalang di tempat keramaian orang-orang menari, tidak menyadari bahwa Pria lain di lantai atas sedang mengamati dirinya sedari tadi. Pria yang sangat begitu mencintai Vanya hanya diam-diam mengamatinya dari kejahuan, pria itu seperti mabuk setengah sadar, tapi masih bisa mengendalikan dirinya.

Vanya yang begitu sangat cantik memakai gaun dres hitam ketat sepanjang lutut tanpa lengan, punggu bajunya terbuka lebar, mem-perlihatkan tulang rusuk bahunya dan tulang lehernya yang sangat seksi. Rambut panjangnya yang terurai berterbanganm. Semua gadis dan pria begitu sangat terpesona oleh kecantikannya.

Mereka terus melontarkan kata pujian, disaat Vanya berjalan santai bersamaan tatapan tajamnya.

"Dia bidadari malam," ucap pria yang sedang menari.

"Jika dia memiliki wajah seperti bidadari, wajah ibu bapaknya seperti apa?" tanya yang lain.

Riska yang mengamati Vanya dari bawah lantai sungguh sangat iri. Ia akui Vanya jauh lebih cantik darinya, bahkan sahabat Devan terus-menerus mengambil fotonya diam-diam. Riska sangat benci ini.

Devan yang sedari tadi memeluknya, kini melepaskan pelukan dari dirinya.

Entah kenapa Devan malah beralih melihat Vanya yang sedang menghisap rokoknya. Devan bahkan sangat berani berkata dengan suara jelas bahwa, 'Anak Jendral sangat keren, dia begitu sangat cantik, aku suka gayanya itu...'

Riska tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia cemburu buta. perhatian Devan beralih pada Vanya, gadis idiot yang memiliki trik kotor, selalu berusaha merebut Devan darinya.

'Tidak apa-apa Riska, tunggu sebentar lagi. Idiot itu, beserta keluarganya pasti akan di musnahkan. Kecantikannya itu tidak ada apa apanya jika dia sudah mati, mereka semua hanya tinggal nama saja.' Riska berusaha menenangkan hatinya sendiri.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel