BAB 7 - Rob Online
Danya hampir saja menjeduk kepala Adiknya di tembok. Sandi datang berteriak terlebih dahulu di ambang pintu.
Sasa yang masih berdiri di luar membuat tubuhnya seketika mematung, ia tau sendiri bahwa watak keluarga Meliter itu sangatlah keras.
Sandi melangkah dengan gagah dan kini berada di hadapan anak-anaknya. "Vanya Ayah sangat bangga kau tidak jadi menikah dengan pangeran John Philip, namun Ayah sangat kecewa padamu. Kenapa kau menikah tanpa pilihan dari Ayah?! Kau tau Ayah sebenarnya ingin kau menikah dengan pria yang sudah lama mencintaimu. Dia sering melindungi Ayah di medan perang, dia berkata bahwa semua ia lakukan ini hanya untukmu, tapi kau sudah menikah lebih dulu dengan Pria lain. Betapa hancurnya ia jika mengatahui ini semua!" bentak Sandi, kecewa berat.
"Kenapa Ayah tidak sejak awal menikahkan ku saja sama pilihan Ayah? Apa Ayah tau, jika Yang Mulia sudah mengatakan titah pernikahan itu, maka Ayahpun sebagai Jendral tidak dapat menghentikannya," ucap Vanya berkata serius.
"Ayah hanya pikir untuk sengaja menunda pernikahan mu ini sampai lulus sekolah, Ayah pikir jika kau berwajah jelek pasti Raja menolak dirimu ini. Tapi Ayah tidak menyangka... kau datang ke istana, dan membongkar semua rahasia kecantikanmu yang sudah lama ibu dan nenekmu sembunyikan. Bahkan kau begitu berani menikah secara dadakan dengan Pria yang hidup melarat di tengah-tengah Masyarakat."
"Apa yang perlu di sesali, aku sudah besar. Aku bisa menentukan pilihan ku sendiri, Pria mana saja itu, itu tidak masalah untukku," Vanya berkata tegas untuk meyakinkan Ayahnya.
Sandi menggoyang kuat bahu Vanya. "Kau sudah menikah dengan pria lain, yang tidak ditahui indentitasnya. Mulai sekarang aku tidak dapat melindungi mu lagi. Semua Vasilitas dariku akan aku tarik semua, kau sudah tidak ada hak untuk memakai sepersen pun uang ku!" Sandi sangat marah.
Vanya tersenyum singkat. "Tidak apa-apa Ayah, aku bisa minta pada suamiku sendiri."
Ponsel Sandi berdering. "Ayah dan juga kakakmu harus pergi, aku harap kau membawa suamimu itu di hadapan ku!"
Sandi, Danya berjalan dermawan melangkah tergesa-gesa untuk pergi, hingga membuat Tania berteriak pada suaminya yang jarang pulang.
"Suami kenapa kau jarang ada di rumah? Aku yang sudah menjadi istrimu sampai tidak perna tidur denganmu!" Tania yang mencintai Sandi hanya meneteskan air mata buayanya.
Sandi mengusap kepala Tania istri barunya. "Maaf sayang, tugas Negera lebih penting dari pada urusan malam pertama kita, lagian kita sudah menikah... dan kau takut kehilangan apa lagi?" Sandi tersenyum kecut pada istrinya.
Tania tersenyum palsu, berpura-pura untuk setuju dengan pendapat suaminya, padahal ia ingin berhubungan sex dengan suaminya. 'Sialan! Gara- gara hacker pembawa bencana itu, keadaan Negara ini sangat kacau. Buronan incara Polisi kabur melarikan diri, mau tidak mau Sandi suamiku harus tinggal di Biro kepolisian,' Tania mengumpat dalam hatinya.
Sasa masih berada di dalam kamar Vanya. "Ayahmu akan menarik Vasilitasmu, mobil, uang, dan yang lainnya bagimana?"
Vanya baru ingat, jika kemarin seusai menikah dengan Vano wilson, suaminya terburu-buru pergi dan lupa memberikan ia Vasilitas tunjangan hidup, bahkan kediaman suaminya saja ia tidak tau dimana letaknya. Memang lucu sekali.
Jika dia harus menunggu Suaminya pulang, ini sama saja menunggu dia harus kelaparan. Ayahnya pasti sudah memblokir semua Kartu black cardnya, bahkan jaminan hidupnya sudah tidak ada lagi.
Vanya yang tinggal satu rumah dengan Tania pasti mengambil kesempatan itu untuk mengusirnya pergi. Vanya mulai berpikir dan mengambil jalan yang salah.
Ia lalu menghela nafas, ia harus bagaimana lagi selain merampok.
Vanya yang tidak punya jalan keluar mau tidak mau harus lakukan itu. Ia berkata kepada Sasa, "Sebentar lagi kita akan berbelanja, cari mobil dan juga tempat tinggal besar untukku!"
"Uang dari mana?" Sasa penaran.
"Tentu saja merampok di Online." Vanya tersenyum jahat di campur tawa pecahnya.
"Oh my god this is a crime."
"That's hacker!"
"Tuhan tidak akan memaafkan mu..."
"kau pun sama."
Sasa menyipitkan matanya, jujur walau Sasa bisa Informasi teknologi, ia tidak perna niat melakukan kemampuannya untuk berbuat kejahatan. Tapi jika itu Vanya, dia harus apa lagi, dia dan Vanya seperti saudara kandung. Vanya yang melakukan kejahatan dia harus turut serta membantunyakan.
"Sebelum Tania mengusir ku, dan mempermalukan ku di hadapan semua para staf yang bekerja di rumah ini, aku sudah lebih dulu harus keluar dari kediaman ini," ucap Vanya tiba-tiba.
Jemari Vanya mulai mengetik cepat di keybord laptop, ia mulai memasuki perangkat situs website judi online terbesar di seluruh Eropa.
Vanya mulai masuk dengan samaran Black Angel. ia lalu membobol situs judi Online, membuat tipuan dana kosong, mengalihkan uang semua orang ke nomor rekeningnya.
2 jam berlalu, Vanya langsung dapat mengumpulkan uang sebanyak 210 juta pound sterling Britania. Vanya merampok uang Orang tidak terkira- kira semua orang. Bisa di pastikan perusahaan perjudian Online dibuatnya merugi hingga bangkrut.
Semua Nasabah yang ikut serta berjudi dibuat merugi, bahkan beberapa Nasabah mulai mengeluh melaporkan situs itu di biro kepolisian.
Ada yang tidak terima hanya bisa mengeluh melontarkan sumpah sarapah. Ada juga yang hanya bisa menangis, mengeluh dan melapor kepada keluarga mereka.
Sampai kesokannya mereka yang telah dirugikan, menyerbu halaman prusahaan, melakukan aksi demo kecurangan dan penipuan. Mereka yang masih tidak terima, berteriak memakai Toa speaker, hanya untuk meminta uang mereka kembali.
Banyaknya Orang yang melakukan aksi demo, membuat jalanan Metropolitan menjadi macet, sampai menggangu perjalan lalu lintas, Dan juga pejalan kaki.
300 Polisi New scotland yard, mulai mengamankan semua Warga yang berdemo, bahkan kekuatan Polisi tidak cukup mengamankan Masyarakat yang memberontak.
Rakyat yang merasa di rugikan melepar batu, menyakiti Polisi, sampai membakar mobil salah satu milik karyawan Prusahaan perjudian, yang terparkir di halaman depan.
Alex Smith pemilik usaha perjudian online, dibuat sakit kepala bahkan menderita, ia terus-menerus di datangi polisi, bahkan pihak Bank ikut serta mengancam prusahaan Alex Smith, karna merasa didesak oleh para komsumen.
Alex yang merupakan kerabat Putra Mahkota, hanya bisa memohon meminta bantuan terhadap Putra Mahkota.
Di malam hari, Alex yang sudah memasuki Istana, hanya mengeluh tentang keuangannya di hadapan Devan yang sedang duduk di kursi besarnya.
Alex yang begitu stres mengurut pelipisnya sakit. "Aku tidak tau harus bagaimana lagi, Hacker yang meninggalkan jejak bernama Black Angel itu sangat sulit terdeteksi. Aku sudah Menyewa IT terhebat dari Amerika, tapi tetap saja tidak dapat menemukan orang itu, bisa dikatan bahwa Orang itu memiliki tingkat kejeniusan lebih. Aku begitu ingin menagkapnya, lalu membunuhnya. Aku tidak perduli dia wanita, pria, Anak-anak, atau sudah tua. Jujur ini sangat merugikan Dunia. Presiden di luar Negara bahkan sangat setuju bila Orang ini segera di tangkap, lalu bunuh."
Devan menyesap whisky, sambil mengamati gelas di jemarinya. "Sangat di sayangkan sekali, bakatnya hanya di gunakan untuk Criminal. Andaikan saja orang itu tidak meretas Websait Kepolisian Negara Britania, kami pasti akan berpikir 2 kali untuk tidak memberinya hukuman pancung. Tapi ini sudah sangat kelewatan, bukan hanya meretas websait kepolisian, membuat tahanan penjara kabur, bahkan meretas perjudian Online, merampok semua uang para pemain, lalu menyalahkan prusahaan mu."
"Yah betul, apalagi ini bukan uang sedikit. Orang itu mengambil uang sebanyak 210 juta pound sterling. Pertanyaannya adalah kemana uang itu berada?" tanya Yustine.
Alex Smith mengangguk. "Betul, aku bahkan sudah cek di seluruh Bank, dan tetap saja tidak ada yang menemukan uang itu!"
Revano yang ikut mendengarkan, berkata, "Entah apa yang orang ini inginkan, kenapa dia terus menerus menargetkan Negara ini, aku rasa orang ini punya masalah dengan Negara ini."
Devan mengusap tangannya yang mendingin. "Kita tidak bisa menebak, apa lagi yang orang ini lakukan. Kita yang belum bisa menemukan pelakunya, tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain menyelesaikan perbuatan orang ini."
Alex Smith dan juga sahabat Devan, duduk termenung memikirkan kehancuran Negara yang sudah di buat oleh Hacker.
Devan sedari tadi hanya mengetik layar laptopnya, mencoba memperbaiki Virus yang merusak 'Websait perjudian online'
*
*
*
Vanya dan Sasa duduk di sebuah Club ternama di London, mereka mentraktir semua orang yang menikmati pesta di dalam Clubing secara diam-diam.
Sasa tertawa bahagia, ia sedari tadi memikirkan kepintaran dan kelicikan sahabatnya. "Katakan bagaimana uang itu tidak dapat di temukan?"
Vanya sudah minum terlalu banyak, tapi itu tidak membuatnya merasa mabuk. Ia begitu malas mendengar Sasa banyak bertanya sedari tadi. "Uang itu sudah lebih dulu aku pindahkan ke Bank Amerika."
"Wow... jadi uang itu bisa cair di luar Negri saja?"
"Betul jika kau tidak ingin tertangkap, caranya seperti itu," jelas Vanya.
"Terus, rekening siapa yang kau gunakan di luar Negri?"
"Tentu saja milik ibuku, ibuku yang terbilang kaya memiliki tabungan di Negara lain."
"Wah pantes saja." Sasa menggelengkan kepalanya tidak menyangka.
"Polisi bodoh, Detektif bodoh, semua berhubungan Politik... semuanya bodoh, bahkan Raja dan Putra Mahkotanya sangatlah bodoh," Vanya berkata kasar, menghina semua orang terpenting di seluruh Britania.
"Mereka tidaklah bodoh. Kau kelewat pintar," Sasa mengakuinya.
