Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

06 - Lima

*****

"Kamu mau ke mana hari ini? " tanyaku manja pada Alex.

"Ntar sore aku mau ketemuan sama sahabat sahabatku," ucap Alex dengan suara seksinya.

"Sahabat kamu kuliah?" tanyaku lagi.

"No. Aku mau ketemu Dean, Nico dan Jammie. Mumpung kami semua lagi di Indonesia," jelas Alex dengan tangan yang memilin-milin rambut milikku.

"Mereka ada di Indonesia semua? Termasuk Nico?," tanyaku penasaran.

"Yups! Kenapa kamu kayak shock begitu sih?" tanya Alex heran.

“Bukan shock, aku pikir kalian sudah gak berhubungan lagi satu sama lainnya.” jawabku

“Kami semua masih berhubungan baik meskipun terpisahkan negara dan kesibukan masing-masing. Lagi pula aku dengar Nico datang ke Indonesia buat nemuin Clarista, sahabat kamu.” ucapan Alex membuatku menoleh cepat

“Hah? Kamu bercanda? Buat apa dia mau ketemu Cla lagi? Mau bilang nyesel? Basi banget,” rutukku.

Alex mengedikkan bahunya tak acuh.

“Aku gak begitu peduli apa yang akan dilakukan Nico. Yang aku pedulikan cuma aku puas saat bersamamu,” goda Alex dan kami berdua berciuman lagi.

*****

"Halo, lo di mana?" tanya Grenda pada Gisella lewat ponselnya.

"Gue lagi sama Gio di Leon, lo di mana?" jawab Gisella pada Grenda.

"Gue masih di apartemen, suntuk! Lo cuma berdua aja?"

"Iya. Lo ke sini aja dan kayaknya nanti Danisha sama Dima bakal nyusul. Lo coba ajak Clarista deh ke sini. Udah lama ‘kan kita nggak mabuk bareng!"

"Ya, udah. Ntar gue mampir ke kantor Cla aja langsung, kalo lewat telpon pasti dia banyak alasan."

"Yups. Lo bener banget. Itu perawan harus diseret paksa. Buruan deh."

"Oke. Gue tutup teleponnya. Nanti gue langsung cabut ke kantor Cla."

"See ya, Bebs ..."

Grenda bersiap meninggalkan apartemen miliknya dan segera menuju ke kantor Clarista.

****

"Selamat malam ... Eh, Mbak Grenda," sapa ramah Mila, front liner di butik Clarista.

"Malam, Mil. Cla ada?" tanya Grenda tanpa basa basi.

"Mbak Cla ada kok, Mbak. Langsung aja ke atas, Mbak. Kayaknya tadi masih ada klien deh," jelas Mila.

"Oh gitu. Ya, udah. Gue langsung ke atas aja ya, Mil? Sekalian mau ngobrol sama Kinan juga."

"Iya, Mbak Grenda. Silakan."

???

"Kinan!" sapa Grenda.

"Ya ampun, Mbak Grenda! Apa kabar?" teriak Kinanti spontan, ketika melihat Grenda yang memang sudah lama sekali tidak datang ke butik Cla.

"Ih ... Kabar gue baik dong. Lo makin oke aja sih, Nan," ucap Grenda ramah.

"Iya dong, Mbak Gre. Mbak Gre tambah cantik aja. Aku kangen banget sama Mbak Gre."

"Lo tuh, ya? Gue juga kangen sama lo. Makanya gue mampir, sekalian sih niatnya mau jemput Cla."

"Mbak Cla lagi ada klien, Mbak. Anak pejabat mau nikahan. Kayaknya lagi fitting di atas. Kita susul aja yuk ke atas?" ajak Kinanti.

Grenda mengangguk tanda menyetujui ide Kinanti. Mereka berdua berjalan menuju ruang fitting. Ada beberapa pegawai butik yang sedang merapikan gaun-gaun pengantin milik Clarista dan sepasang calon pengantin sedang berdiskusi dengan sang desainer secara serius.

"Wow! Gaunnya Clarista the best banget sih. Gila aja. Ini harusnya dibuat fashion show sendiri buat pamerin hasil karyanya dia," ucap Grenda takjub melihat hasil karya tangan sahabatnya.

"Bener banget, Mbak. Udah banyak banget kliennya Mbak Cla bilang gitu, tapi Mbak Cla bilang dia belum percaya diri buat fashionshow tunggal gitu," jelas Kinanti.

"Selalu aja begitu. Nggak percaya diri aja terus. Padahal hasilnya udah bisa go internasional begini. Bego emang si Cla."

"Mbak Cla terlalu rendah diri sih, Mbak Gre," tambah Kinanti.

Grenda sibuk mengamati satu per satu gaun yang terpajang di etalase butik Clarista.

"Ini tuh keren banget!" ucap Grenda.

"Ini pesanan klien Mbak Cla, anak pengusaha di Sulawesi, Mbak Gre," jelas Kinanti lagi.

"Greee ... Lo udah lama disini?" sapa Cla tiba-tiba cukup mengejutkan mereka berdua.

"Lumayansih. Lo udah kelar?" tanya Grenda.

"Udah kok. Sorry ya lama? Habis klien gue kali ini nyinyir banget," jelas Clarista.

"Woles aja, Cla. Lo kayak sama siapa aja sih. By the way, koleksi lo keren-keren banget. Kenapa nggak adain fashionshow tunggal aja sih, Cla?" tanya Grenda dan Clarista menanggapinya dengan cekikikan.

"Ya ampun, Gre. Lo berlebihan! Rancangan gue biasa aja kali. Mana pede gue kasih liat hasil gue ke orang luar sana. Lo pikir bikin fashionshow tunggal itu nggak pake budget gede?"

"Makanya lo cari om tajir biar bisa jadi sponsor lo nantinya," canda Grenda.

"Anjir lo mah! Gue nggak doyan om tau. Yang muda masih banyak keleus."

"Gaya lo, Cla. Sampe sekarang buktinya lo jomlo karatan!" sindir Grenda.

"Jodoh gue ntar juga datang sendiri!" ucap Clarista enteng.

"Terserah lo deh,”

“By the way, ngapain lo ke butik gue? Tumben banget. Mana kesini nggak ngabarin lagi," tanya Clarista.

"Anak-anak pada ngumpul di Leon. Gisel sama Dani udah duluan ke sana. Kita disuruh nyusul sama mereka. Lo udah free‘kan sekarang?"

"Udah beres kok, tapi gue mau ngasih tau pegawai gue dulu, ya? Soalnya si Tania besok mau liat gaunnya, dia minta dikebut ngerjainnya kemarin," jelas Clarista.

"Tania siapa sih?" tanya Grenda bingung.

"Oh, iya.Gue lupa. Itu klien gue. Si model internasional, Vistania Joseph. Dia minta bikin gaun buat pertunangannya nanti sama Augfar Andrean," ucap Clarista sambil membereskan kertas sketsa rancangannya.

"Tania? Model bikini itu?" tanya Grenda antusias yang hanya dijawab Clarista dengan anggukan.

"Terus tadi nyebut nama Augfar Andrean maksudnya temen kita SMA dulu? Yang ketua geng most wanted?"

“Bingo! Lo bener banget!"

"Hah? Masa sih? Nggak mungkin deh," lirih Grenda.

"Ck. Terserah lo mau percaya apa enggak? Yang jelas itu faktanya, karena mereka berdua langsung datang ke butik gue lusa kemarin," beber Clarista.

"Kenapa Alex nggak bilang apa pun ke gue semalem? Biasanya dia pasti cerita kalo temennya ada apa pun. Apa mungkin mereka ketemuan buat konfirmasi pertunangannya Augfar, ya?" batin Grenda.

"Greee ... Hellowww ... Gre ... Lo kok malah ngelamun?" Clarista mengibaskan kedua telapak tangannya ke depan wajah Grenda.

"Eh, apa? Gue nggak melamun kok. Lo udah kelar?" tanya Grenda.

"Udah kok. Kita langsung cabut aja sekarang," ajak Clarista.

Mereka bercanda gurau sambil berjalan menuju lantai dasar butik. Clarista berhenti sejenak menemui Kinanti yang sedang mengobrol di front liner.

"Kinan, gue pulang duluan. Gue juga mau minta tolong lo buat nyiapin gaun buat Tania, ya? Soalnya besok dia bakal ke sini," jelas Clarista pada Kinanti.

"Siap, Mbak Cla. Nanti aku bakal minta tolong tim buat nyiapin. Mbak Cla terima beres deh," jawab Kinanti.

"Gue percaya banget sama lo, Nan. Kalo gitu kami pamit duluan, ya? Jaga butik baik-baik," pesan Clarista yang ditanggapi Kinanti dengan acungan jempol.

****

Di dalam mobil Pajero hitam milik Grenda yang membelah jalanan padat ibukota, lagu Taylor Swift berjudul blank space mengiringi perjalanan dua wanita cantik ini menuju Leon cafe n bar.

"Katanya lo semalem ketemuan sama Alex, ya, Gre? Alex temen SMA kita yang sekarang jadi model itu?" tanya Clarista memecah keheningan diantara mereka berdua.

Gugup, tentu saja. Grenda terlihat tak nyaman dengan pertanyaan sahabatnya itu. Untung saja Grenda memakai kacamata hitam keren miliknya sambil mengendarai mobilnya.

"Iya," jawab singkat Grenda.

"Oh, gue kira Alex yang lain. By the way lo ada affair sama dia?" tuding Clarista dengan nada becanda, tapi pas kena di hati Grenda.

"Ihhh ... Apaan sih? Nggak dong," elak Grenda menutupi kegugupannya.

"Iya juga nggak apa. Ganteng gitu, Gre. Masa lo nggak tertarik sih, Gre?" tanya Clarista lagi.

"Ih, Cla. Sejak kapan sih jadi kepo. Gue ketemu sama dia juga cuma buat ngobrol kerjaan doang. Atau jangan-jangan lo pengen tau kabar Nico ya?" canda Grenda yang ditanggapi kekehan dari Clarista.

"Masa lalu itu, Gre. Lagian juga, gue yakin Nico juga udah bahagia sama hidupnya yang sekarang," ucap Clarista bijak.

"Masa sih? Kalo seandainya Nico gantian sekarang nembak lo, gimana?" tanya Grenda memancing reaksi Clarista.

Sang desainer terlihat sedikit bingung dan tegang, tapi berusaha sebaik mungkin menutupinya.

"Ngaco lo, mana mungkin. Lagian ya, gue nggak mau berharap ketinggian lagi. Dulu aja dia nolak gue, apalagi sekarang. Nggak mungkin banget!" jawab Clarista.

"Iya, ‘kan seandainya. Lagian pertanyaan gue simple tapi jawaban lo ribet," kata Grenda.

"Lo kenapa nggak nikah aja sih, Gre? Banyak cowok ‘kan yang suka sama lo?"

"Mereka mau sama badan gue aja, Cla. Lagian gue juga belom ketemu orang yang bikin gue nyaman. Lo aja sana yang nikah, perawan!" ejek Grenda yang berbohong soal seseorang yang sebenarnya sudah membuat ia merasa nyaman.

"Pacar aja nggak ada. Apalagi yang ngajak gue nikah? Mau nikah sama siapa gue? Kalo ada yang ngajak gue nikah langsung, gue sih hayo aja."

"Elo mah terlalu menutup rapat hati! Banyak yang naksir, tapi pada mundur gara-gara lo jutek, jadi gimana bisa cepet nikah. Lo sih ngurusin baju nikah orang mulu, sesekali kek ngurusin diri dan hati lo sendiri," ejek Grenda yang ditanggapi dengan cebikan bibir Clarista.

“Entaran deh. Nanti juga seiring berjalannya waktu, jodoh gue bakal datang sendiri tanpa gue cari,” ucap Cla dan ditanggapi dengan gelengan kepala oleh Grenda

“Semerdeka pemikiran lo deh, Cla,”

"By the way, akhirnya kita bisa dugem bareng lagi. Gue kangen banget minum bareng kalian," ucap Grenda.

"Iya yah. Kita semua sibuk mulu sih. Udah lama juga gue nggak mabuk. Gue kangen nyusahin kalian semua." Sontak keduanya tertawa bahagia bersama.

******

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel