Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

9. Rumah Aksa (2)

"Yaudah, kamu ke Aksa gih...katanya mau ketemu sama dia. Dari sini tinggal lurus aja, nanti juga keliatan"

Alicia mengangguk. "Yaudah, aku ke Aksa dulu ya tan...makasih ya tante, masak masaknya tadi seru. Aku jadi dapet resep baru dari tante"

Savira terkekeh. "Padahal cuman goreng bawang doang loh Lic, harusnya tante yang makasih sama kamu karena kamu udah mau bantuin tante. Oh iya, tante minta tolong bawain makanan ini buat Aksa boleh nggak?" Savira memberikan piring yang berisi nasi dan lauk.

Alicia menerimanya seraya tersenyum "Nggak apa apa kok tan, yaudah kalo gitu, aku mau ke Aksa dulu ya tan" Savira mengangguk, setelah itu Alicia berlalu untuk menghampiri Aksa ke taman belakang.

Setelah mengikuti petunjuk yang di berikan oleh Savira, akhirnya Alicia sampai di taman belakang rumah Aksa. Alicia tersenyum kecil saat melihat Aksa yang tengah diam, namun Alicia tau pasti Aksa tengah menenangkan pikirannya. Karena taman di rumah Aksa ini sangat indah.

"Aksa"

Aksa mengernyitkan keningnya. "Siapa?"

"Caca"

"Caca? Kamu...kamu kok bisa__"

"Ya bisalah, kan kamu yang ngasih alamat rumah kamu ke aku"

Aksa terkekeh. "Iya juga sih, btw ada apa kamu kesini?"

"Mau main aja, emang nggak boleh?” Alicia berjongkok di samping kursi roda Aksa.

"Siapa yang bilang nggak boleh? Aku kan cuma nanya,” jawab Aksa.

Alicia terkekeh, namun tiba tiba ingatannya jatuh pada Vanya. Ia jadi penasaran ingin menanyakan langsung pada Aksa siapa Vanya.

"Oh iya sa, Aku mau nanya boleh?"

"Apa?"

"Perempuan tadi...beneran temen SMA kamu?"

Aksa mengernyitkan keningnya. "Perempuan?...oh Vanya maksudnya, iya dia temen SMA aku. Emangnya kenapa?"

"Emm, nggak apa apa aku nanya aja. Aku kira dia pacar kamu" Aksa terdiam, Mungkin dia tidak ingin membahas masalah itu.

"Eh Sa, tadi mamah kamu nitipin makanan buat kamu" Alicia mengalihkan pembicaraannya.

"Oh ya?" Ujar Aksa dengan nada biasa, seakan tidak ada masalah dengan bahasan tadi.

"Aku nggak bisa liat, jadi kamu bisa bantu aku kan?" Lanjut Aksa.

Alicia menelan ludahnya susah payah. "Ma..maksudnya?"

"Ya, kamu suapin aku"

Alicia mengulum bibirnya ragu. Kenapa jantungnya seketika berdetak dengan cepat saat ini? "Cuman suapin Alicia, kenapa harus baper sih?" Batin Alicia.

"Caca?"

"Ah, iya?"

"Kalo keberatan, yaudah nanti aja aku makan sama mamah"

Alicia menggeleng cepat. "Engga kok, nggak apa apa" Alicia mulai menyedokkan nasi dan lauk, lalu mengarahkan pada mulut Aksa.

"Buka mulut kamu"

Aksa menurut dan Alicia mulai memasukkan makanan ke dalam mulut Aksa. Baru pertama kali, Alicia menyuapi laki laki. Entah kenapa pandangan Alicia tak lepas pada wajah Aksa. Aksa mengangguk, Alicia langsung mengerjapkan kedua matanya.

"Enak masakannya,” ucap Aksa. Saat ia selesai menelan makanannya.

"Iyalah, inikan masakan mamah kamu,” balas Alicia.

"Iya masakan mamah enak, di tambah lagi di suapin sama kamu. Jadi tambah enak" Aksa tersenyum seraya terkekeh kecil. Tolong bawa Alicia pergi dari sini sekarang juga! Kenapa senyumannya manis banget?!. Alicia menatap lekat wajah Aksa, ia masih terpana dengan senyuman laki laki itu.

"Caca"

Alicia langsung menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikirannya tentang Aksa.

"Ya?"

"Kamu pernah ngerasain nggak?"

"Ngerasain apa?" Sahut Alicia.

"Pas kamu lagi tidur nih, terus kaya ada yang natap kamu gitu,” ujar Aksa.

"Hah?" Alicia tampak memikirkan maksud ucapan Aksa. Matanya melebar sempurna saat tahu Aksa tengah meledeknya sekarang.

"Maksud kamu apa? Kamu ngira aku lagi ngeliatin kamu?"

"Hah? Aku nggak bilang gitu ya. Kan aku nanya, kamu pernah ngerasain apa enggak. Tapi...kamu malah bilang gitu." Aksa tersenyum geli. Alicia terdiam, dia hanya merutuki kebodohannya.

Aksa terkekeh. "Lagian aku tau kok kalo aku tampan, terus kamu terpesona sama ke tampanan Aku"

"Apaan sih Sa, kok pede banget"

"Itu bukan pede, tapi fakta" Seketika Alicia pun ikut tertawa bersama Aksa.

"Oh iya Sa, aku liat kamu kaya suka taman gitu ya. Aku tau tempat yang bagus, yang harus banget kamu datengin"

Aksa mengangkat kedua alisnya. "Oh ya?"

"Iya, nanti deh besok kamu aku jemput ya jam sembilan. Kita jalan jalan, kebetulan besok aku free"

Aksa mengangguk. "Boleh"

"Eeh bentar" Alicia merogoh saku celananya, mengambil ponselnya yang bergetar menandakan adanya notifikasi chat.

"Dilla?" Gumam Alicia, melihat nama orang yang tertera di layar ponselnya.

"Siapa?" Tanya Aksa.

"Oh engga, ini temen aku. Bentar ya, aku angkat dulu"

"Yaudah, kamu ke Aksa gih...katanya mau ketemu sama dia. Dari sini tinggal lurus aja, nanti juga keliatan"

Alicia mengangguk. "Yaudah, aku ke Aksa dulu ya tan...makasih ya tante, masak masaknya tadi seru. Aku jadi dapet resep baru dari tante"

Savira terkekeh. "Padahal cuman goreng bawang doang loh Lic, harusnya tante yang makasih sama kamu karena kamu udah mau bantuin tante. Oh iya, tante minta tolong bawain makanan ini buat Aksa boleh nggak?" Savira memberikan piring yang berisi nasi dan lauk.

Alicia menerimanya seraya tersenyum "Nggak apa apa kok tan, yaudah kalo gitu, aku mau ke Aksa dulu ya tan" Savira mengangguk, setelah itu Alicia berlalu untuk menghampiri Aksa ke taman belakang.

Setelah mengikuti petunjuk yang di berikan oleh Savira, akhirnya Alicia sampai di taman belakang rumah Aksa. Alicia tersenyum kecil saat melihat Aksa yang tengah diam, namun Alicia tau pasti Aksa tengah menenangkan pikirannya. Karena taman di rumah Aksa ini sangat indah.

"Aksa"

Aksa mengernyitkan keningnya. "Siapa?"

"Caca"

"Caca? Kamu...kamu kok bisa__"

"Ya bisalah, kan kamu yang ngasih alamat rumah kamu ke aku"

Aksa terkekeh. "Iya juga sih, btw ada apa kamu kesini?"

"Mau main aja, emang nggak boleh?” Alicia berjongkok di samping kursi roda Aksa.

"Siapa yang bilang nggak boleh? Aku kan cuma nanya"

Alicia terkekeh, namun tiba tiba ingatannya jatuh pada Vanya. Ia jadi penasaran ingin menanyakan langsung pada Aksa siapa Vanya.

"Oh iya sa, Aku mau nanya boleh?"

"Apa?"

"Perempuan tadi...beneran temen SMA kamu?"

Aksa mengernyitkan keningnya. "Perempuan?...oh Vanya maksudnya, iya dia temen SMA aku. Kenapa emang?"

"Emm, nggak apa apa aku nanya aja. Aku kira dia pacar kamu" Aksa terdiam, Mungkin dia tidak ingin membahas masalah itu.

"Eh sa, tadi mamah kamu nitipin makanan buat kamu" Alicia mengalihkan pembicaraannya.

"Oh ya?" Ujar aksa dengan nada biasa seakan tidak ada masalah dengan bahasan tadi.

"Aku nggak bisa liat, jadi kamu bisa bantu aku kan?" Lanjut Aksa.

Alicia menelan ludahnya susah payah. "Ma..maksudnya?"

"Ya, kamu suapin aku"

Alicia mengulum bibirnya ragu. Kenapa jantungnya seketika berdetak dengan cepat saat ini? "Cuman suapin Alicia, kenapa harus baper sih?" Batin Alicia.

"Caca?"

"Ah, iya?"

"Kalo keberatan, yaudah nanti aja aku makan sama mamah"

Alicia menggeleng cepat. "Engga kok, nggak apa apa" Alicia mulai menyedokkan nasi dan lauk, lalu mengarahkan pada mulut Aksa.

"Buka mulut kamu"

Aksa menurut dan Alicia mulai memasukkan makanan ke dalam mulut Aksa. Baru pertama kali, Alicia menyuapi laki laki. Entah kenapa pandangan Alicia tak lepas pada wajah Aksa. Aksa mengangguk, Alicia langsung mengerjapkan kedua matanya.

"Enak masakannya,” ucap Aksa. Saat ia selesai menelan makanannya.

"Iyalah, inikan masakan mamah kamu"

"Iya masakan mamah enak, di tambah lagi di suapin sama kamu. Jadi tambah enak" Aksa tersenyum seraya terkekeh kecil. Tolong bawa Alicia pergi dari sini sekarang juga! Kenapa senyumannya manis banget?!. Alicia menatap lekat wajah aksa.

"Caca"

Alicia langsung menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikirannya tentang Aksa.

"Ya?"

"Kamu pernah ngerasain nggak?"

"Ngerasain apa?"

"Pas kamu lagi tidur nih, terus kaya ada yang natap kamu gitu"

"Hah?" Alicia tampak memikirkan maksud ucapan Aksa. Matanya melebar sempurna saat tahu Aksa tengah meledeknya sekarang.

"Maksud kamu apa? Kamu ngira aku lagi ngeliatin kamu?"

"Hah? Aku nggak bilang gitu ya. Kan aku nanya, kamu pernah ngerasain apa enggak. Tapi...kamu malah bilang gitu." aksa tersenyum geli. Alicia terdiam, dia hanya merutuki kebodohannya.

Aksa terkekeh. "Lagian aku tau kok kalo aku tampan, terus kamu terpesona sama ke tampanan Aku"

"Apaan sih Sa, kok pede banget"

"Itu bukan pede, tapi fakta" Seketika Alicia pun ikut tertawa bersama Aksa.

"Oh iya Sa, aku liat kamu kaya suka taman gitu ya. Aku tau tempat yang bagus, yang harus banget kamu datengin"

Aksa mengangkat kedua alisnya. "Oh ya?"

"Iya, nanti deh besok kamu aku jemput ya jam sembilan. Kita jalan jalan, kebetulan besok aku free"

Aksa mengangguk. "Boleh"

"Eeh bentar" Alicia merogoh saku celananya, mengambil ponselnya yang bergetar menandakan panggilan masuk.

"Dilla?" Gumam Alicia, melihat nama orang yang tertera di layar ponselnya.

"Siapa?" Tanya Aksa.

"Oh engga, ini temen aku. Katanya dia ada di rumah aku, kayaknya aku harus pulang deh Sa.”

Aksa mengangguk paham. “Oh gitu, yaudah nggak apa apa"

"Maaf ya" ujar Alicia dengan nada menyesal, padahal dia masih ingin menyuapi Aksa lagi.

"Nggak apa apa, tapi lain kali main lagi ya."

"Iya nanti aku usahain, yaudah aku mau pamit ke mamah kamu dulu ya"

"Eh, aku ikut. Tolong ya"

Alicia menuruti ucapan Aksa, dia langsung beralih ke belakang Aksa dan mendorong kursi roda milik Aksa.

"Eh Alicia, kamu mau kemana?" Tanya Savira, saat melihat Alicia yang keluar bersama dengan Aksa.

"Aku mau izin pulang tante, temen aku udah nunggu di rumah"

Savira mengangguk paham. "Oh gitu, berarti nggak makan dulu dong"

"Lain kali aja ya tan, nanti kalau sempet aku kesini lagi kok"

"Sering sering aja kesini, tante malah seneng ada yang bantuin masak"

Alicia terkekeh. "Yaudah, aku pamit ya tante" Alicia menyalimi Savira.

"Hati hati ya" Alicia mengangguk, tatapannya beralih pada Aksa. "Aku pulang ya Sa.”

Aksa mengangguk. "Hati hati ya Ca, besok aku tunggu"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel