Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Sesampainya di AMI hospital cab Bandung, Thalita di larikan keruang persalinan. Dan Dhika memaksa Chacha yang harus membantu Lita melahirkan walau bukan di tempatnya bekerja. Dan Chachapun segera menyanggupinya.

Brotherhood menunggu diluar ruangan, hanya Dhika dan Chacha yang ada di dalam ruangan. Dhika terus mengecupi dan mengusap peluh di dahi Lita.

“aaaaahhhhhh !!!” pekik Lita sambil mengatur nafasnya.

“ayo Lita terus, ambil nafas dalam-dalam dan keluarkan. Sekali dorongan lagi Lita, kepalanya sudah terlihat” ujar Chacha. Thalitapun menurut.

“aaaaaaahhhhhhhhhhhhhh !!!!”

Oek oek oek

Sosok bayi mungil dan merah tengah menangis di rengkuhan Chacha. Dhika dan Lita sudah berkaca-kaca haru melihat bayi mungil itu. “selamat, anak pertama kalian seorang laki-laki” ujar Chacha senang dan menyerahkannya ke Dhika untuk di adzani.

Tangan Dhika bergetar menggendong bayi merah yang masih berlumuran darah itu yang tengah menangis. Mata Dhika sudah memerah menahan tangisnya, rasa haru dan bahagia bercampur memenuhi hati Dhika dan begitu juga Thalita. Ini anak pertamanya bersama Thalita, buah hatinya bersama gadis yang sangat Dhika cintai. Dhika masih berasa ini semua mimpi, tapi Dhika bersyukur sudah diberikan mimpi yang sangat indah ini. Thalita menatap Dhika dan sang bayi dengan tangis yang sudah luruh membasahi pipinya.

“putraku” gumam Dhika dan mulai mengadzani sang bayi dengan khusu dan haru.

“awww,, Cha perut gue mules lagi” ujar Lita kesakitan

“sepertinya bayi kedua loe sudah gak sabar ingin keluar” kekeh Chacha menyuruh suster membawa bayi dari gendongan Dhika untuk dibersihkannya.  Selang lima menit, seorang bayi perempuan sudah lahir dari rahim Thalita.

“ternyata sepasang” ujar Chacha dan kembali menyerahkan bayi mungil perempuan ke gendongan Dhika.

“anak kita sangat cantik, seperti kamu” ujar Dhika tersenyum dan mulai mengadzani sang bayi itu dan menyerahkannya keembali ke Chacha untuk dibersihkan.  Dhika menyeka keringan di kening Lita dan mencium kening Lita dengan sayang. “terima kasih sudah memberikan dua orang permata dalam hidupku” ujar Dhika tak terasa setetes air matanya luruh membuat Lita segera menghapusnya dan tersenyum senang.

“Mereka adalah permata untuk hidup kita, mereka yang akan merekatkan cinta kita” ujar Lita lembut membuat Dhika mengangguk dan mengecup tangan Lita berkali-kali.

“Sebenarnya aku masih merasa ini semua mimpi, sayang. Mimpi yang sangat indah” ujar Dhika mengecupi tangan Lita membuat Lita tersenyum. “aku mencintaimu,,, sangat sangat sangat” tambah Dhika mengecup kening Lita dengan sayang. “terima kasih untuk kebahagiaan ini, sayang” tambah Dhika membuat Lita tersenyum kecil. ‘mampukah aku menghancurkan kebahagiaan Dhika kembali?’ batin Thalita

“Aku juga sangat sangat sangat mencintai kamu, my hubby. Sangat,, dan terima kasih sudah mau menjadi imam dan kepala keluarga untukku selama ini” ujar Lita membuat Dhika mengangguk.

***

Thalita sudah di pindahkan ke ruang VIP. Di dalam ruangan, Thalita sudah di kerumuni oleh brotherhood couple masih dengan anak-anak mereka, kecuali Pretty yang sudah di jemput Edwin. Tak lama Pram, Salma, Natasya, Vino dan Rey datang memasuki ruangan Lita. “Sayang,, bagaimana keadaan kamu nak?” Salma langsung mengelus kepala Lita dengan sayang.

“Aku baik-baik saja, ma” ujar Lita tersenyum

“Lalu dimana kedua cucu opa?” ujar Pram tak sabar.

“Sebentar lagi akan di bawa kesini, pa” ujar Dhika. Tak lama Surya dan Elga datang dengan wajah khawatir mereka.

“bagaimana keadaan menantu dan kedua cucuku?” ujar Elga heboh membuat yang terkekeh

“mommy selalu heboh” kikik Daniel

“Lita sayang,, bagaimana keadaanmu. Nak?” Tanya Elga

“Alhamdulillah Lita baik-baik saja” ujar Lita tersenyum hingga pintu ruangan kembali terbuka dan muncullah Chacha dengan mendorong roda bayi.

“prince and princess was already come” ujar Chacha membuat semuanya menengok ke arah Chacha.

Dan semuanya langsung menyambut dengan antusias, semuanya ingin sekali menggendong kedua bayi mungil nan lucu itu.

“No !! mommy dulu omanya yang harus menggendong cucu pertamanya” ujar Elga menghalangi semuanya.

“aku juga oma nya” ujar Salma tak mau kalah dan akhirnya mereka menggendong bersama-sama. Elga menggendong sang prince dan Salma menggendong sang princess.

“siapa nama mereka? Tanya Daniel penasaran

 “Yang di gendong mommy, namanya Leonard Pandu Adinata. Dan yang di gendong mama Salma namanya Leonna Fidelia Adinata”

“Nama yang keren” ujar Okta antusias dan berdiri di samping Elga tengah menatap bayi mungil yang terngah menggeliat di tengah tidurnya membuat semua orang gemas melihatnya.

“oma, Vino ingin lihat” ucap Vino membuat Salma duduk di sofa dan membiarkan Vino melihat bayi cantik itu. “dedenya lagi bobo yah oma?” Tanya Vino

“iya Vino, adeknya masih bobo” jawab Salma.

“dedenya cantik yah” kekeh Vino

 “mom gantian dong, papi juga pengen gendong cucu pertama papi” ujar Surya dan Elga menyerahkannya ke Surya

“hati-hati pap, anak mungil ini masih sangat lemah tulangnya” ujar Elga dan Surya mengangguk dan menggendong bayi tampan itu.

“ini mirip sekali sama Dhika,,” Pram melihat bayi perempuan di gendongan Salma. Semuanya mengerumuni Salma dan Surya untuk melihat sang bayi.

‘Tuhan masih mampukah aku merasakan kehangatan seperti ini? waktuku sudah habis sekarang, dan Vino’ Thalita menatap Vino yang terlihat bahagia dan antusias. ‘Vino bahkan tak semurung dulu, dia mampu bersosialisasi dan tidak kesepian lagi seperti dulu. Tuhan, hamba mohon ringankan beban hamba. Jangan biarkan kami terpisah dari semua keluarga hamba’ Thalita menitikkan air matanya memandang pemandangan di hadapannya itu.

“kenapa menangis sayang?” Dhika yang duduk disisi brangkar segera menyeka air mata Thalita yang luruh membasahi pipi.

“aku merasa terharu Dhika, ini air mata kebahagiaan. Aku sangat bahagia, bisakah kita seperti ini selamanya?” Tanya Lita

“pasti sayang, kita akan selalu seperti ini” ucap Dhika

“sudah cukup yah ibu-ibu bapak-bapak, dan para oma dan opa. Saatnya Leon dan Leonna minum susu dulu” ujar Chacha mengambil Leon dari Surya dan membaringkannya di sisi kiri Lita juga Leonna di sisi kanan Lita. “kalian semua silahkan tunggu di luar” ujar Chacha dan semuanya menurut hingga menyisakan Dhika, Chacha dan Lita. Chacha sengaja membaringkan Leonna dan Leon di atas tubuh Lita dan membuat mereka mulai mencari asi ibu mereka. Leonna yang lebih dulu merangkak dan menemukan puting Lita dan segera menghisapnya dengan rakus.

“Sepertinya si doyan makan menurun ke princess” goda Chacha membuat Lita dan Dhika terkekeh hingga Leonpun menyusul dan menghisap asi di payudara Lita sebelahnya lagi.

“Usahakan mereka tetap meminum asi sampai usia 1,5 tahun atau 2 tahun soalnya bagus buat pertahanan tubuh. Jangan terlalu banyak di beri susu formula” penjelasan Chacha membuat Lita mematung di tempatnya. Masih mampukah Lita melakukan itu.

Dhika tersenyum bahagia melihat pemandangan yang sangat indah di hadapannya. Tangan Dhika terulur mengelus pelan kepala dan punggung kedua bayinya. Dan bahkan jari telunjuk Dhika menyentuh telapak tangan mungil dan lembut kedua anaknya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel