Ep 2. Singa laut
Ep 2. Singa Laut Kuno
Lien-hua yang berangkat mengembara sekarang berada di benua Oseania, benua Oseania adalah benua yang paling jarang orang kunjungi namun jarak yang begitu jauh banyak orang yang mati di perjalanan. Lien-hua yang memiliki pengetahuan luas dalam pelayaran tentu nya sangat menguasai lautan, setelah mencari harta karun di New Zealand Lien-hua akan melanjutkan perjalanannya lagi ke dataran selanjutnya.
Di bawah sinar matahari pagi terlihat Lien-hua dan Jian sedang duduk, Jian yang tidak terlalu mengerti tentang kultivasi hanya mengikuti petunjuk Lien-hua.
Beberapa hari sudah berlalu Jian sudah terlihat sehat, Doras yang melihat anaknya sudah sehat membuat perasaannya sangat bahagia.
Tidak berapa lama mereka berdua membuka matanya, "baiklah aku pergi dulu!" Ucap Lien-hua
"Tunggu, ini ambilah!" Ucap Jian
"Ini kayu apa, aku baru pertama kali melihat nya?"
"Ini adalah kayu ajaib yang bisa membawa keberuntungan!"
"Apakah benar!" Gumam Lien-hua yang sedikit tidak percaya
"Baiklah, aku akan menyimpan nya!" Ucap Lien-hua
Setelah beberapa saat Doras datang menghampiri mereka, "hai nak hari ini aku akan memberikan satu domba untuk mu?" Ucap Doras
"Benarkah paman, wah aku sangat senang!" Ucap Lien-hua
Mereka bertiga segera ke tempat domba berkumpul, tidak lama kemudian mereka sudah tiba di tempat tersebut. Doras segera mengantarkan satu domba yang cukup besar, Lien-hua segera membawanya pulang ke rumah kakek suyut.
"Paman aku pergi dulu dan terimakasih dombanya!"
"Sama-sama, nanti datang lagi!" Ucap Doras
Sambil berjalan pulang Lien-hua melihat ke arah domba nya, tidak berapa lama ia tersadar kalau bulu domba sangat lah tebal dan tidak seperti domba di kampung halamannya.
"Kata kakek di puncak gunung memiliki tingkat suhu yang begitu dingin, dan bulu domba seperti nya bisa membantuku menghangatkan tubuh saat berada di sana." Gumam Lien-hua
Tidak berapa lama Lien Hua tiba di rumah kakek suyut lalu mengambil pisau kecil untuk memotong semua bulu domba yang begitu tebal, tidak lama kemudian ia sudah membersihkan kulit domba.
"Nak apa yang ingin kamu Lakukan?" Tanya kakek suyut
"Aku akan pergi ke puncak gunung!" Ucap Lien-hua
"Baiklah, tapi jangan lupa untuk kembali!"
"Iya kakek,!" Ucap Lien-hua
Setelah beberapa saat Lien-hua sudah berangkat menuju puncak gunung, kakek suyut segera menyembelih domba Lien-hua untuk dimakan. Setelah beberapa jam perjalanan terlihat bocah kecil sedang berada di tengah hutan, ia terus berjalan untuk mencari yang dia tidak ketahui di pulau tersebut.
"Apa ini?" Ucap Lien-hua sambil melihat bangunan kuno yang sudah tua
Merasa sedikit penasaran Lien-hua memutuskan untuk masuk ke pintu bangunan kuno, setelah melewati pintu ia terjatuh ke dalam lubang lalu terlempar ke terowongan. Lien-hua yang memiliki seni beladiri berhasil mendarat di dalam terowongan yang gelap gulita, "gelap sekali," ucap Lien-hua lalu merapalkan sebah jurus untuk mempertajam penglihatan nya.
Setelah mempertajam Penglihatan nya ia melihat seekor Ular besar, wajah Lien-hua langsung menjadi serius. Dan berusaha bersembunyi dibalik batu cukup besar.
"Jarum emas!" Ucap Lien-hua lalu melesatkan beberapa jarum untuk melumpuhkan ular yang cukup besar
"Hai bocah bodoh, lepaskan aku!" Ucap ular tersebut
"Apa kamu bisa bicara?"
"Memang nya kenapa, aku adalah manusia juga!"
"Bagaimana bisa?" Tanya Lien-hua
Ular tersebut menceritakan awal kejadiannya sebelum menjadi ular, saat ia masih muda mempelajari sebuah kekuatan yang membuat nya menjadi ular selamanya.
Raut wajah Lien-hua terkejut saat mendengar cerita dari ular di depannya.
"Ya begitulah, kekuatan terkutuk itu membuat ku begini dan aku hanya bisa bersembunyi!" Ucap Ular
"Darimana kamu mendapatkan kekuatan itu?" Tanya Lien-hua
"Aku menemukannya di salah satu tempat di pulau ini!"
"Aku akan melepaskanmu asal kamu tidak memakan ku,"ucap Lien-hua
Ular besar menganggukan setuju, lalu ia membantu bocah kecil di depan nya untuk keluar dari terowongan yang ia buat.
"Namamu siapa?" Tanya Lien-hua
"Aku adalah Soran!"
"Soran, aku Lien-hua!"
Tidak berapa lama mereka sudah tiba di depan pintu bangunan yang sudah rusak, Soran dan Lien-hua segera pergi menuju ke salah satu tempat. Setelah beberapa saat Lien-hua dan Rosan sudah tiba di sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi.
"Bukalah... dibawah kakimu ada pintu masuk!" Ucap Rosan
Lien-hua segera membuka pintu masuk ruangan bawah tanah, mereka berdua segera memasuki ruangan tersebut.
Tidak berapa lama berjalan Lien-hua melihat sebuah patung yang tersusun rapi, terlihat juga ular yang terbuat dari patung.
"Patung ini terbuat dari logam, artefak kuno!" Ucap Lien-hua
"Benar, aku tidak tau siapa yang membuat nya!"
Setelah beberapa langkah Lien-hua melihat sebuah patung emas, Lien-hua segera mendekati patung emas tersebut namun saat hampir menyentuh patung emas sosok roh keluar lalu menyerang ke arah Lien-hua.
"Hampir saja... itu tubuh jiwa!" Ucap Lien-hua sambil melihat Roh didepan nya
"Benar, kamu mengetahuinya?" Tanya Soran
"Tentu saja,"
"Berhati hati lah, dia tidak akan membiarkan kita hidup dan kalau kita berhasil dilumpuhkan kamu akan menjadi ular sepertiku!" Ucap Rosan
Saat mendengar itu Lien-hua segera mengambil posisi siap bertarung, tubuh jiwa langsung melesat ke arah Lien-hua namun Rosan berhasil memukul mundur Roh di depan nya.
"Jiwa pertarungan, kekuatan jiwa!" Ucap Lien-hua lalu melesat ke arah tubuh jiwa yang keluar dari patung tersebut
Tubuh jiwa langsung mengayunkan tangannya "DUARRRRRR," ledakan keras terdengar, Setelah ledakan tersebut Rosan langsung menyambungkan beberapa racun yang memiliki kekuatan jiwa.
"Aku berhasil mengenainya,!" Ucap Rosan
"Baiklah sekarang giliran ku… "Api suci!" Ucap Lien-hua lalu mengeluarkan energi api di tangannya
Roh jiwa terlihat panik saat melihat api yang akan membakar tubuh jiwa, "Untuk apa kamu kesini, dan kamu bukan penduduk benua ini!" Ucap Tubuh jiwa
"Hai bodoh kembali wajahku seperti semula!" Ucap Rosan
"Aku dari Benua Atlantis,!" Ucap Lien-hua
"Apa!" Ucap Rosan dan tubuh Jiwa
"Kembalikan dia seperti semula dan jangan melawan atau aku akan membakar jiwamu!" Ucap Lien-hua sambil tersenyum membunuh
Tubuh jiwa segera mengembalikan wujud Rosan seperti manusia sebelum nya.
"penggunaan sihir!" Ucap Lien-hua,
"Bagaimana kamu mengetahuinya!"tanya Tubuh jiwa
"Kebanyakan orang yang memiliki kekuatan sihir membutuhkan sesuatu untuk di korbankan, salah satunya dia yang kamu rubah jadi ular!" Ucap Lien-hua
"Anak ini, dia begitu banyak mengetahui!" Gumam Tubuh jiwa
"Jangan melawan dan beritahu aku semuanya?"
"Ayo beritahu atau dia akan membakarmu?" Ucap Rosan
Tubuh jiwa segera menyirih patung emas menjadi kecil lalu memberikan kepada Lien-hua, patung emas tersebut adalah tempat tinggal tubuh jiwa.
"Ambillah, dan teteskan darahmu untuk menggunakan patung emas tersebut!" Ucap tubuh jiwa
"Apa kegunaan patung ini?" Tanya Lien-hua
"Aku tinggal disana!" Ucap tubuh jiwa
"Baiklah, tapi kalau kamu berani macam-macam maka api yang satu ini akan membakarmu!"
"Api Hitam!" Ucap Rosan dan tubuh Jiwa secara bersamaan
Setelah beberapa saat mereka segera kembali ke desa di dekat pantai, Lien-hua, Rosan, dan tubuh jiwa dikejutkan dengan Singa Laut Yang begitu besar sedang mengamuk di desanya.
"Apa itu?" Tanya Lien-hua
"Itu adalah monster kuno.. singa laut !" Ucap Tubuh jiwa
"Besar sekali, bagaimana ini?" Tanya Rosan
"Kakek, Jian, paman Doras!" Ucap Lien-hua
Setelah itu Lien-hua melesat menuju desa nya untuk menyelamatkan orang yang dia kenal, Tubuh jiwa dan Rosan segera menyusul Lien-hua untuk Bertarung.
"Singa sialan," teriak Lien-hua sambil mengeluarkan api hitam yang begitu tebal
Ledakan keras terdengar, tidak lama setelah itu Rosan Melesat ke arah singa laut "tendangan tiga gerakan!", Singa yang terlalu kuat membuat tendangan Soran tidak terasa.
"Dia terlalu kuat?" Ucap Soran
"Api suci!" Ucap Lien-hua lalu mengeluarkan api kedua tangan nya
Lien-hua mengibaskan dua api ke arah singa laut di depan nya, singa yang mendapatkan serangan membuat nya mundur beberapa langkah.
Bersambung….
