Ep 1. New Zealand
Ep 1. Tiba Di Benua Oseania (New Zealand)
Di pesisir pantai terlihat kapal kecil sedang berlabuh, kapal itu tidak lain adalah kapal Lien-hua dari dataran yang sangat jauh. Tidak berapa lama Lien-hua tiba di pesisir pantai namu wajah nya sedikit kebingungan saat melihat Pesisir pantai yang sepi. Lien-hua memutuskan untuk mengeluarkan ikan yang sudah ia tangkap untuk dibakar.
Lien-hua mengumpulkan ranting kayu, Lien-hua segera menggosok kayu nya di bawah sinar matahari, tidak berapa lama dedaun kering sudah terbakar. Melihat api menyala Lien-hua segera membakar ikan nya, tidak berapa lama satu ikan berhasil di bakar.
"Aku sangat lapar, setelah ini aku menyusuri pantai ini?" Ucap Lien-hua
Setelah beberapa saat Lien-hua sudah menyelesaikan makan nya, ia berjalan ke arah kapal "kita amankan dulu kapal ini!"ucap Lien-hua sambil memasangkan jangkar.
"Ini pulau apa ya dan tumbuhan disini aku baru melihat nya?" Gumam Lien-hua
Sambil berjalan Lien-hua mengumpulkan kerang kecil yang bisa dimakan, tidak berapa lama ia melihat sebuah desa dekat pantai. Lien-hua segera pergi ke desa tersebut, wajah Lien-hua sangatlah senang saat melihat apa yang belum pernah dilihatnya.
"Pakaian mereka berbeda, tapi aku tidak tau ini dimana!" Gumam Lien-hua
Lien-hua mencoba bertanya ke salah satu orang yang berlalu lalang.
"Paman kalau boleh ini di benua mana?" Tanya Lien-hua
"Sepertinya kamu baru disini, ini adalah benua Oseania," ucap paman yang membawa domba
"Paman Iklim disini seperti apa?" Tanya Lien-hua
"Nak Sebaiknya kamu temui dia, dia adalah tetua disini!" Ucap paman tersebut lalu meninggalkan temannya
Lien-hua segera menghampiri pria tua, sambil berjalan Lien-hua melihat makanan enak yang membuat nya lapar. Tidak berapa lama Lien-hua tiba di depan pria tua.
"Kakek, namaku aku Lien-hua dari benua kecil yang bernama negri jantung bumi ?" Ucap Lien-hua
"Apa, itu jauh sekali!" Jawab kakek tua sambil memandangi bocah di depannya
"Silahkan duduk dan nikmati teh ini, aku adalah kakek suyut di desa ini dan bagaimana kamu bisa sampai kesini?"
Lien-hua menceritakan semua perjalanan, dan sebelum kampung halaman nya terjadi tsunami lalu memutuskan untuk mengembara.
"Oh begitu ya, sepertinya tadi ada yang ingin ditanyakan!" Ucap kakek suyut
"Iklim di benua ini seperti apa kakek? karena aku merasakan suhu yang sangat berbeda dengan benua asalku?" Tanya Lien-hua
"Oh semua penduduk di sisi tinggal di pesisir, memiliki cuaca subtropis selama musim panas, dan kalau di pegunungan Suhu berada di -10°C di musim dingin lalu kamu akan membeku!" Ucap kakek suyut
"Dingin sekali tapi apakah ada orang yang Tinggal disana kakek?" Tanya Lien-hua
"Ya sebagian, tapi kebanyakan dari mereka tinggal di pesisir pantai dan udara disini akan sejuk sepanjang waktu,"ucap kakek suyut
Lien-hua yang mendengar itu tersentak kagum dengan benua yang ia kunjungi dan tidak menyangka tiba disini.
"Terimakasih kakek!" Ucap Lien-hua
"Makanlah dulu, ini adalah daging domba!" Ucap kakek suyut
Lien-hua segera memakan nya, saat itu juga ia merasakan daging domba yang begitu empuk.
"Di kampung halamanku juga ada domba, tapi daging domba ini sangatlah enak!" Ucap Lien-hua sambil menyantap semua nya
"Hahaha.. bocah makanlah yang banyak seperti nya kamu tidak punya tempat tinggal?" Ucap kakek suyut
"Benar kakek!" Jawan Lien-hua sambil menikmati makanan
"Tinggallah bersama ku?"
"Aku hanya bisa tinggal sementara dan akan melanjutkan perjalanan satu bulan kedepan!" Jawab Lien-hua
"Baiklah tidak apa," jawab kakek suyut
Setelah beberapa saat mengobrol kakek suyut mengajak Lien-hua untuk minum, tidak berapa lama mereka tiba di sebuah kedai. Sebelum itu kakek suyut juga menceritakan tentang pulau yang ditinggali, kalau pulau ini adalah pulau suci yang jarang sekali orang berkunjung dan keindahan alam sangat sempurna, energi alam yang begitu melimpah membuat semua penduduk menjadi betah.
"Pak tua anak siapa itu?" Tanya salah satu orang di kedai
"Dia Lien-hua!" Ucap kakek suyut sambil menuangkan minuman yang tersedia di atas meja
"Pak tua bagaimana ini, apakah kamu menemukan ramuan untuk anakku?" Tanya salah satu seorang
"Belum!" Jawab kakek suyut
"Kakek ramuan apa?" Tanya Lien-hua
"Anaknya sakit, dan membuat ramuan obat terlalu sulit!" Ucap kakek suyut
"Sakit apa kakek?" Tanya Lien-hua
"Aku juga tidak tahu, untuk saat ini aku berusaha menyembuhkannya?"
"Boleh aku memeriksa nya?" Tanya Lien-hua
Kakek suyut terdiam sesaat lalu berkata "baiklah, dan kamu ayo ke rumahmu untuk melihat anakmu!" Ucap kakek suyut.
Lien-hua dan yang lain nya segera menjenguk yang sedang sakit, tidak lama kemudian mereka sudah tiba di sebuah rumah kecil.
"Bocah apakah kamu yakin bisa menyembuhkan anak perempuanku?" Tanya Dusi
"Mungkin?"
"Ayo masuk!" Ucap Dusi
Mereka segera masuk untuk melihat keadaan anaknya, tidak lama kemudian sudah berada di sebuah kamar dan terlihat sosok wanita cantik yang terbaring lemas.
"Oh ini, ini memang tidak ada obatnya tapi ada cara menyembuhkan nya!" Ucap Lien-hua
"Bagaimana caranya? cepat katakan!"ucap Dusi yang begitu senang
"Tenang tuan, tapi kamu harus berjanji kepada ku kalau kamu akan memberikan makanan enak!" Ucap Lien-hua sambil tersenyum
"Haha… dia suka daging domba itu!"ucap kakek suyut
"Aku akan memberikannya satu untukmu kalau berhasil menyembuhkan anakku!" Ucap Dusi
Lien-hua segera meminta Dusi untuk membawa anak nya keluar, lalu menyuruh Dusi menghangatkan tubuh anak nya di bawah sinar matahari pagi.
"Waktu masih pagi, paman biarkan anakmu berjemur dulu untuk mengaktifkan semua organ tubuh nya yang sudah mati!" Ucap Lien-hua
Susi dan kakek suyut terkejut saat mengetahui bocah kecil di depannya begitu mengerti pengobatan, Dusi dan kakek suyut segera berbalik meninggalkan anak perempuan nya dan Lien-hua.
"Siapa namamu?" Tanya Lien-hua
"Aku Jian dan namamu?"
"Aku Lien-hua, kamu cobalah untuk duduk bersila lalu pejamkan mata!" Ucap Lien-hua
Jian segera duduk sambil memejamkan mata nya di bawah matahari pagi, Lien-hua yang merasakan energi alam yang sangat murni segera melakukan kultivasi yang sudah diajarkan kedua orang tua nya.
Setelah beberapa jam Lien-hua membuka mata nya, lalu memanggil Jian untuk membuka mata.
"Hei ayo kembali dulu, besok kita lakukan lagi di pagi hari!" Ucap Lien-hua
Lien-hua mulai membantu Jian untuk berjalan, tubuh Jian masih belum normal dan masih perlu berjemur beberapa hari.
"Terimakasih, badan ku mulai sedikit membaik!" Jawab Jian
"Aku kembali dulu ya, kamu begitu cantik?" Ucap Lien-hua lalu pergi meninggalkan Jian
Perlahan Lien-hua menghilang dari kejauhan, Jian segera berbalik menuju kamar nya.
************
Satu hari di benua Oseania, Lien-hua mendapatkan sedikit pengetahuan, sambil menuju rumah kakek suyut ia mencatat apa yang ia temui hari ini dan nama Jian juga tertulis di kitab nya.
"Baiklah besok aku harus berkultivasi, karena energi alam disini sangatlah murni!" Ucap Lien-hua sambil berjalan
Tidak berapa ia tiba di depan rumah kakek suyut, Lien-hua melihat Dusi sedang duduk, Dusi yang melihat kedatangan Lien-hua lalu bertanya "Nak bagaimana keadaan anakku?" Tanya Dusi.
"Mulai membaik tapi besok berjemur lagi dibawah sinar matahari, emm… setiap hari saja agar tubuhnya semakin bagus?!" Ucap Lien-hua
"Terimakasih, aku berjanji setelah anakku sembuh total pasti kuberikan satu ekor domba kepadamu!" Ucap Dusi
"Baiklah paman, kakek aku mengantuk!" Ucap Lien-hua
"Tidurlah di dalam!" Ucap kakek suyut
"Terimakasih kakek!" Jawab Lien-hua lalu meninggalkan mereka berdua
Tidak berapa lama Lien-hua sudah tidak terlihat, Dusi dan kakek suyut melanjutkan obrolannya.
"Anak itu memiliki pengetahuan luas, namun dia hanya hidup sebatang kara tanpa orang tua," Ucap kakek suyut
"Bagaimana kalau kita menjodohkannya dengan anakku?" Tanya Dusi
"Tidak bisa, dia hanya satu bulan berada disini dan akan melanjutkan perjalanan!"
"Hmmm… baiklah!"
Setelah beberapa saat mereka menyudahi obrolan lalu berbalik pergi untuk kembali, kakek suyut juga berbalik masuk kerumah.
Bersambung….
