9 Bunyi Lonceng
Chen Long berpikir sejenak. Dia baru saja melihat demonstrasi kehebatan Paman Kam yang dalam sekali melejit bisa bergerak seperti terbang melewati pepohonan bambu dan kemudian kembali lagi dengan sangat cepat.
Karena itu, Chen Long berkata, "nampaknya aku telah salah selama ini."
"Apa maksudmu, Chen Long?" tanya Paman Kam.
"Aku pikir Paman cuma seorang koki biasa. Tapi nampaknya Paman benar-benar memiliki kepandaian tinggi dan ilmuku benar-benar sudah meningkat sejak dilatih olehmu, paman."
"Kalau begitu, aku tanya sekali lagi, apa kamu masih mau berguru kepadaku atau tidak?"
Chen Long langsung mengangguk. "Aku mau, paman. Aku mau berguru padamu."
"Bagus. Sebelumnya aku tidak pernah menanyakan ini tapi sekarang aku harus menanyakan ini kepadamu."
"Apa itu, Suhu (guru)" Chen Long sengaja merubah panggilannya kepada Paman Kam. kalau sebelumnya dia memanggil paman atau Paman Kam, sekarang ini dia memanggil dengan sebutan guru kepada Paman Kam.
Paman Kam nampak tersenyum mendengar panggilan Chen Long untuknya itu. "Begini, mulai sekarang, aku ingin kamu fokus mempelajari ilmu dariku dan tidak boleh ada keraguan lagi padaku. Mengerti?"
"Baik, suhu. Aku sudah melihat kehebatanmu karena itu aku akan fokus mempelajari ilmu darimu."
"Oke. Satu lagi yang mau aku katakan kepadamu."
"Apa itu, Suhu."
"Apakah maksud dan tujuanmu untuk belajar kungfu?"
Chen Long terdiam. Selama ini dia memang tidak pernah mengatakan kepada siapapun tentang niatnya mempelajari kungfu.
Chen Long cuma pernah mengatakan hal ini kepada Xiao Liong Li, itupun karena terus ditanyakan oleh Xiao Liong Li selama berbulan-bulan barulah dia mengatakan kepada Xiao Liong Li, akan apa yang menjadi alasan utama dia mempelajari kungfu.
"Kenapa kamu terdiam? Jawab pertanyaan gurumu ini."
"Baik, suhu. Mungkin jawabanku ini tidak disukai oleh beberapa guru kungfu tapi aku harus jujur untuk mengatakan apa yang menjadi alasan sehingga aku ingin mempelajari kungfu."
"Oke katakan kepadaku."
"Saat aku masih kecil, setelah itu aku diasuh oleh pamanku yang bernama A Fui, dialah yang membesarkan aku dan kemudian mengirimkan aku ke sini karena dia ingin aku mempelajari ilmu kungfu supaya aku bisa membalas dendam atas kematian orang tuaku. Itulah maksud dan tujuan aku belajar kungfu."
"Ok. Aku pernah mendengar kamu mengigau soal ini dalam mimpimu. Apakah kamu tahu siapa orang yang membunuh orang tuamu itu?"
"Aku tidak tahu, suhu. Aku bahkan tidak tahu kejadiannya bagaimana. Karena pamanku bukan seorang yang berasal dari dunia persilatan karena itu dia tidak tahu siapa pembunuh itu. Dia cuma diberitahu seorang teman ayahku saat menitipkan aku kepada pamanku itu, kalau orang tuaku sudah tidak ada."
"Baiklah aku tidak akan keberatan dengan maksud dan tujuanmu untuk mempelajari ilmu kungfu. Itu terserah kamu. Malah ada banyak orang yang memang mempelajari ilmu kungfu untuk membalas dendam buat keluarganya, buat orang yang dia kasihi, jadi aku tidak akan menghalangi niatmu itu. Tapi ada satu persyaratan."
"Apa itu, suhu?"
"Begini, kamu boleh belajar ilmu kungfu dariku, tapi, kamu tidak boleh menggunakan ilmuku itu untuk berhadapan dengan murid Tong Lam Pai. Siapapun itu, termasuk Ge Fei."
Mendengar itu Chen Long langsung teringat akan penindasan dan penganiayaan yang selama ini dilakukan Ge Fei dan teman-temannya, kepadanya.
Sebenarnya sempat terbersit dalam niatnya Chen Long untuk mempelajari ilmu yang lebih tinggi dari Ge Fei supaya dia bisa mengalahkan dan balik mempermalukan Ge Fei tetapi mendengar persyaratan dari Paman Kam ini, Chen Long cuma bisa terdiam.
"Karena selama 20 tahun terakhir ini, aku berlindung di Tong Lam Pai. Jadi, aku tidak mau mengajarkan seseorang, untuk balik menindas orang-orang Tong Lam Pai, walaupun aku tahu kalau terjadi penindasan dari orang-orang Tong Lam Pai kepadamu."
"Tapi kenapa suhu berlindung di Tong Lam Pai. Kukira ilmu guru sudah sangat hebat. Atau, apakah ilmu guru masih dibawa 4 sesepuh? Jadi, selama ini, suhu berlindung di bawah 4 sesepuh itu? Apakah itu yang terjadi, suhu?"
Paman Kam cuma tertawa. "Sudahlah. suhu cuma ingin bilang kalau di atas langit masih ada langit. Orang yang sehebat dan setinggi apapun ilmunya masih ada yang lebih tinggi darinya. Itu terus yang terjadi di dunia persilatan dan cuma itu yang mau aku bilang. Jadi bagaimana? Maukah kamu mengikuti persyaratanku?"
Chen Long menimbang beberapa saat. Melihat dia sudah mampu betul-betul mengalahkan si Tendangan 1000 Kati yang sempat mengalahkan murid tingkat 2 di Tong Lam Pai ini membuat Chen Long mulai yakin akan pilihannya untuk menjadi murid Paman Kam.
Karena itu, Chen Long segera mengangguk. "Baiklah. Aku tidak akan menggunakan ilmuku untuk melawan Ge Fei dan teman-temannya dan semua orang Tong Lam Pai."
"Bagus. Kalau begitu, kamu sudah siap untuk mendapatkan pelajaran selanjutnya dariku. Ayo kita kembali ke Tong Lam Pai."
Chen Long mengangguk kemudian dia mengikuti langkah Paman Kam untuk kembali menuju ke Tong Lam Pai.
Sesudah itu, setelah Chen Long resmi menjadi muridnya Paman Kam, maka Paman Kam segera mengajukan permohonan kepada ketua Tong Lam Pai agar supaya Chen Long bisa menjadi asisten koki di dapur sehingga Chen Long tidak lagi diikut sertakan dalam tugas membersihkan gedung dan tugas itu diberikan kepada murid lain.
Setelah itu, di sela-sela membantu gurunya dalam tugas sebagai koki di dapur Tong Lam Pai, Chen Long mulai mempelajari jurus-jurus dari Paman Kam.
"Jurus apa ini namanya, suhu?" tanya Chen Long saat dia baru saja mempraktekkan jurus yang baru saja diajarkan oleh Paman Kam kepadanya.
"Ini namanya ilmu Tangan Pengacau Lautan. Terdiri dari 36 gerakan dalam satu jurus. Juga terdiri dari satu ilmu pernafasan yang ketika dilatih terus-menerus, maka tenaga dalammu akan semakin matang dan melahirkan hawa angin kuat yang bisa merubuhkan pohon-pohon.
"Hebat sekali, suhu. Dari mana suhu terpikirkan untuk menciptakan ilmu ini?" tanya Chen Long penasaran.
Buru-buru Paman Kam menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku tidak menciptakan ilmu itu. Tapi ilmu itu adalah ilmu dari perguruanku."
"Aku ingin mempelajarinya, suhu."
"Aku suka semangatmu. Bagus. Mulai sekarang, aku akan mengajarkanmu ilmu Tangan Pengacau Lautan ini."
**
Satu bulan kemudian, Paman Kam menjadi sangat senang akan kemajuan yang didapat oleh Chen Long. "Kamu betul-betul sesuai dugaanku. Kamu memiliki tulang yang baik, memiliki bakat yang luar biasa kamu mirip seperti dirinya."
"Seperti siapa, suhu?"
"Muridku yang sebelumnya. Aku mengenalnya sekitar 20 tahun yang lalu. Beberapa bulan setelah aku tinggal di perguruan ini."
"Jadi dia adalah murid pertama suhu. Begitu?"
"Sebenarnya dia adalah murid keduaku. Murid pertamaku sangat mengecewakanku. Untunglah aku mendapatkan dia sebagai murid kedua yang membanggakan diriku sehingga aku menjadi terhibur setelah merasa menyesal dengan murid pertamaku."
"Memangnya kenapa dengan murid pertamamu, suhu?"
"Dia menyerap ilmuku. Berpura-pura baik, menyembunyikan niat jahatnya. Tapi kemudian dia melakukan banyak kejahatan di belakangku dengan menggunakan ilmuku. Sehingga aku diusir dari perguruanku."
"Hah?"
"Aku sangat malu memiliki murid seperti itu?"
"Jangan khawatir, suhu. Suatu saat aku akan menghentikannya. Siapa namanya, suhu?"
"Jangan. Ilmunya sudah sangat tinggi. Bahkan aku pun tidak mampu menandinginya. Karena itu, kalau kamu cuma belajar dariku maka kamu tidak akan mampu menghadapinya. Lebih baik kamu jauhi dia."
"Baik, suhu. Baik. Setelah mempelajari ilmu darimu, aku juga akan belajar dari guru yang lain. Sekarang aku ingin tahu siapa namanya, suhu. Siapa murid pertamamu dan siapa murid keduamu itu?"
"Murid pertamaku hanya berbeda umur sekitar 5 tahun denganku. Berarti dia sekarang sudah berumur 55 tahun. Setelah berhasil mempelajari ilmu dariku dan melakukan kejahatan dengan ilmuku, kemudian dia berguru pada guru yang lain dan mendapatkan sebuah kitab kungfu yang membuat dia menjadi sangat hebat."
"Siapa nama mereka, suhu?"
"Murid pertamaku bernama
Chen Kuan Tai dan berjuluk Pendekar Angin dan Awan. Murid keduaku kupanggil dengan nama A Hua."
Tiba-tiba terdengar lonceng berbunyi di Tong Lam Pai. Tanda sesuatu yang darurat telah terjadi.
