Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

8 Terasa Mustahil

Saat ini, Paman Kam terus memberikan petunjuk kepada Chen Long tapi Chen Long yang merasa kalau sebelumnya dia berhasil menjatuhkan si Tendangan Seribu Kati ini, hanya karena keberuntungan semata, kini merasa dia akan dihabisi oleh si Tendangan Seribu Kati.

Karena itu, walaupun Chen Long mengikuti semua petunjuk yang dikatakan oleh Paman Kam kepadanya dan melakukan gerakan-gerakan memotong pohon seperti yang pernah diajarkan oleh Paman Kam kepadanya dengan baik, tapi sebenarnya dia tidak memiliki keyakinan untuk bisa terhindar dari tendangan keras dari musuhnya ini.

Bahkan saat Chen Long melakukan gerakannya dia bahkan harus sampai menutup matanya karena dia pikir sebentar lagi dia akan menjadi korban tendangan keras dari musuhnya yang sudah dia lihat kehebatannya itu.

Karena sedang menutup mata itu, Chen Long tidak tahu kalau gerakan-gerakan memotong pohon yang dia lakukan sekarang ini melahirkan angin badai yang sangat hebat.

Angin badai yang bahkan membuat si Tendangan 1000 Kati harus mengeluh karena dia merasa melakukan kesalahan karena masuk dalam badai yang sangat mengerikan baginya itu.

Gerakan-gerakan menebang pohon yang cepat yang dilakukan oleh Chen Long ini membuat terjadi sebuah pusaran angin yang sangat kuat yang membuat si Tendangan Seribu Kati merasa tendangannya seperti tenggelam dalam arus yang sangat kuat bahkan kini dia harus mati-matian menyelamatkan dirinya dari amukan badai yang dahsyat.

Belakangan tubuh si Tendangan 1000 Kati terkena pukulan yang keras hasil dari ayunan tangan yang dilakukan oleh Chen Long hingga membuat tubuh si Tendangan Seribu kati mencelat ke atas jauh tinggi ke atas dan jatuh ke bawah, berdebug dengan sangat keras.

Saat Chen Long merasa tangannya mengenai tubuh musuhnya, barulah dia membuka matanya dan dia menjadi sangat kaget dengan apa yang terjadi ini.

Saat Chen Long menutup matanya tadi, dia pikir dia akan segera terkena tendangan yang sangat berbahaya dari lawannya yang akan membuat dia mengalami luka dalam yang parah seperti yang terjadi pada To Kek Ching sebelumnya.

Tapi dia tidak menyangka kalau tendangan dari musuh itu tidak pernah mengenai dirinya bahkan dia masih sempat mendengar beberapa kali suara si Tendangan 1000 Kati berteriak ketakutan serta mengaduh kesakitan.

Hingga akhirnya Chen Long merasakan tangannya mengenai tubuh si Tendangan Seribu Kati hingga tubuh si Tendangan 1000 Kati itu mencelat naik ke atas dan jatuh dengan keras ke atas tanah.

Chen Long tidak menyangka akan apa yang dilakukannya ini bisa berhasil dengan sangat sukses.

Chen Long melihat si Tendangan 1000 Kati terjatuh dan tidak bergerak di sana.

Dan ini membuat Chen Long sangat panik. Chen Long mendekati si Tendangan Seribu Kati. "Tuan, apa tuan tidak apa-apa?"

Tapi tubuh si Tendangan Seribu Kati itu masih tidak bergerak, sementara itu Chen Long bisa mendengar suara-suara di belakangnya suara-suara orang menuruni gunung dan dia mengenal beberapa suara di antaranya.

Karena itu, Chen Long langsung masuk ke dalam rerumputan, masuk ke dalam pepohonan untuk kembali ke tempatnya sebelumnya karena dia tidak mau masih berada di tempat ini, di saat orang-orang Tong Lam Pai berdatangan.

Tapi karena penasaran maka Chen Long masih tetap mengintip di balik pohon yang dia naiki saat ini. Dia ingin melihat perkembangan, melihat apa yang terjadi di luar sana.

Ternyata memang yang datang adalah beberapa kakak seperguruannya, paman guru dan juga ada Ge Fei dan tiga temannya yang selalu membully Chen Long

Mereka nampak kaget saat melihat si Tendangan Seribu Kati sudah tergeletak di tanah seperti itu.

"Apa yang terjadi dengannya? Kenapa dia malah tiduran di tanah?" tanya Ge Fei.

Saat itulah si Tendangan Seribu Kati nampak bangun dan duduk. Dan ini membuat Chen Long yang melihatnya dari kejauhan menjadi lega.

"Ternyata aku tidak membunuh orang. Aku tidak membunuh orang. Tapi kenapa dia bisa kalah? Apakah dia sengaja mengalah? Apakah dia orang aneh yang suka bercanda?" gumam Chen Long sambil terus menatap ke arah bawah sana.

Si Tendangan Seribu Kati nampak bersila. Sepertinya dia sedang mengobati dirinya. Dia tidak mempedulikan pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang Tong Lam Pai yang baru datang ini.

To Kek Bung, kakak seperguruan To Kek Ching, kini, berkata kepada To Kek Ching, "nampaknya dia terluka parah. Kamu bilang kamu tidak berhasil melukainya tapi nampaknya kamu salah, sute (adik seperguruan)."

To Kek Ching nampak heran. "Aku berani bersumpah, Suheng (kakak seperguruan) kalau pukulanku malah tidak berhasil menyentuhnya sama sekali. Karena itu, aku ingin kakak yang menghadapinya pada saat ini."

"Lalu kenapa dia seperti itu? Kenapa dia bisa terluka parah seperti itu? Siapa lagi yang berada di sini tadi kalau bukan kamu."

Mendengar pembicaraan itu, Chen Long menjadi betul-betul heran. "Jadi, si Tendangan Seribu Kati itu terluka parah? Tapi, bagaimana mungkin? Apa yang terjadi? Masa sih jurus-jurusku itu bisa mengalahkannya dan bisa melukainya?"

Sementara itu, si Tendangan Seribu Kati sudah berdiri dan berkata, "aku memang kalah tapi bukan olehnya." Dia menunjuk ke arah To Kek Ching.

Mendengar itu, To Kek Bung berkata, "lalu kamu kalah oleh siapa?"

"Aku kalah oleh seorang anak muda yang belum berumur 20 tahun. Mungkin dia baru 17 tahun. Dia memakai baju Tong Lam Pai, sama seperti yang kalian kenakan ini. Dialah yang mengalahkanku."

Mendengar itu, orang-orang Tong Lam Pai ini saling berpandangan. Terjadi kasak-kusuk di antara mereka.

Mereka membicarakan akan ciri-ciri orang yang disebut oleh si Tendangan Seribu Kati itu.

Kemudian To Kek Bung bertanya kepada Ge Fei. "Apakah kamu yang tadi datang untuk mengalahkannya?"

"Tidak. Tadi aku ada di atas gunung dan kemudian mengikuti kalian karena mendengar kalau akan ada pertarungan. Jadi, sebelumnya aku tidak pernah ke sini," jawab Ge Fei.

"Tapi yang umur belum 20 tahun namun jago di Tong Lam Pai itu, hanya kamu seorang, tidak ada yang lain."

Ge Fei menggeleng-gelengkan Kepalanya. "No. Bukan aku. Aku belum pernah bertemu orang ini sebelumnya." Ge Fei menunjuk ke arah si Tendangan Seribu Kati.

Sementara itu, mendengar pembicaraan mereka, Chen Long menjadi semakin bingung. "Apakah aku memang yang mengalahkan si Tendangan Seribu Kati itu? Lalu bagaimana caranya?"

Sementara itu, si Tendangan 1000 Kati sudah berdiri dan berkata, "yang jelas, aku sudah kalah pada perguruan kalian. Aku akan mundur dan tidak akan lagi menantang perguruan kalian. Aku akan menuntut ilmu lagi dari banyak guru, baru aku akan kembali lagi ke sini untuk menantang kalian."

Setelah berkata seperti itu, si Tendangan 1000 Kati langsung memberi penghormatan dan membalikkan tubuhnya untuk melangkah pergi meninggalkan kaki gunung Tong Lam Pai ini.

Ge Fei dan teman-temannya masih membicarakan keadaan tadi sebelum akhirnya mereka semua mengundurkan diri dan pergi naik kembali ke atas gunung Tong Lam San.

Setelah mereka pergi, barulah Chen Long turun dari pohon kemudian memanggil-manggil nama Paman Kam.

"Aku ada di sini" Tiba-tiba terdengar suara Paman Kam yang ternyata sudah berada di belakang Chen Long hanya berjarak 5 meter dan ini menandakan kehebatan ilmu Paman Kam ini.

"Apa yang terjadi tadi, paman? Tidak mungkin kan kalau aku bisa mengalahkan si Tendangan Seribu Kati itu."

"Siapa bilang tidak mungkin? Orang itu juga bilang kalau dia dikalahkan olehmu, kenapa kamu masih belum percaya?"

"Karena Ge Fei saja bisa mengalahkan aku sementara Paman To Kek Ching yang ilmunya sedikit di atas Ge Fei, bisa dikalahkan oleh si Tendangan Seribu Kati itu. Jadi bagaimana mungkin aku bisa mengalahkan si Tendangan Seribu Kati?"

"Ada banyak hal ajaib yang bisa terjadi di dunia ini. Itu saja yang bisa aku katakan." Setelah berkata seperti itu, Paman Kam langsung masuk diantara pepohonan.

Tapi kemudian Paman Kam keluar lagi dan bertanya, "lalu sekarang bagaimana? Apakah kamu masih ingin turun gunung atau masih mau tetap berguru kepadaku?"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel