Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

13 Arus Kekuatan Seperti Badai

BAB 13

Sambil berteriak kencang, ketua Tong Lam Pai melejit tinggi ke atas untuk menukik ke bawah dalam usahanya menyerang Pek I Liong Ong.

Saat ini, ketua Tong Lam Pai yang gantian menyerang dari arah atas ke arah bawah ke arah Pek I Liong Ong.

Anak murid Tong Lam Pai bsrsorak gembira melihat demonstrasi kehebatan dari ketua mereka, kebanggaan mereka semua yang mereka tahu sangat sakti itu.

Tapi kemudian suara seruan kegembiraan itu langsung lenyap saat mereka melihat ketua Tong Lam Pai terlempar setelah benturan pukulan terjadi antara ketua Tong Lam Pai dan Pek I Liong Ong.

Benturan hebat yang terjadi ini, melahirkan suara yang keras ibarat sebuah bom yang meledak membahana, melahirkan asap dan juga material-material yang terpencar hampir ke seluruh penjuru ruang latihan yang berukuran luas ini.

Ketua Tong Lam Pai sudah bangkit lagi setelah sempat jatuh. Dia nampak memegangi dadanya.

Darah segar mengucur keluar dari mulutnya. Dia nampak menatap ke arah Pek I Liong Ong dengan mimik wajah yang sangat penasaran.

Sementara di lain pihak, Pek I Liong Ong seperti tidak mengalami kerugian apa-apa. Hanya kakinya yang terlihat melesak sedikit, masuk di lantai di ruang latihan ini.

Demonstrasi kehebatan dua jagoan tua ini, sebenarnya sudah cukup membuktikan kalau ada perbedaan tingkat kekuatan di antara keduanya.

Orang yang ahli, akan segera mengetahui kalau sebenarnya ketua Tong Lam Pai berada di pihak pecundang dalam bentrokan pertama dirinya dengan Pek I Liong Ong tadi.

Tapi murid-murid kelas bawah dari Tong Lam Pai masih terus bersorak-sorai. Mereka tidak tahu apa yang terjadi.

Apalagi murid-murid tingkat 3 yang masih baru dan mereka pikir melesaknya kaki Pek I Liong Ong ke dalam tanah itu berarti kalau ketua Tong Lam Pai berada di atas angin atas lawannya.

Hanya tokoh-tokoh tua yang mulai menampakkan mimik wajah khawatir mereka saat melihat keadaan yang terjadi tadi.

Karena itulah beberapa adik seperguruan dari ketua Tong Lam Pai, kini sudah mendekati Xiao Liong Li dan juga Ge Fei. Mereka mulai bertanya-tanya tentang keberadaan 4 sesepuh.

"Kami tidak tahu soal itu. Empat sesepuh hanya meminta kami untuk keluar dari ruang pertapaan. Mereka sama sekali tidak menyinggung kalau mereka juga akan keluar dari pertapaan mereka atau tidak," jawab Xiao Liong Li saat ditanya seorang dari adik seperguruannya Ketua Tong Lam Pai.

Hal ini membuat adik-adik seperguruan dari ketua Tong Lam Pai menjadi cemas, memikirkan nasib ketua mereka.

Ketua Tong Lam Pai kini menggunakan tingkat tertinggi yang dia kuasai dari ilmu Hati Kecil Memindahkan Gunung, yaitu tingkat 11.

Ketua Tong Lam Pai nampak mengambil nafas dalam-dalam. Dia menatap marah ke arah Pek I Liong Ong dan cukup merasa ngeri melihat kehebatan Pek I Liong Ong yang tidak terlihat terluka sama sekali setelah benturan pukulan mereka yang terjadi sebelumnya itu.

Ketua Tong Lam Pai berteriak, "LIHAT PUKULAN!" Kemudian dia langsung melakukan serangannya ke arah lawan dengan sepenuh tenaganya.

Sebelum tangan dari ketua Tong Lam Pai ini sampai di posisi Pek I Liong Ong, maka ada arus kekuatan yang sangat kuat yang seperti badai yang menyerbu ke arah Pek I Liong Ong.

Pek I Liong Ong nampak menunggu dengan santai seakan tidak menghiraukan badai yang sangat dahsyat itu, hingga kemudian saat badai itu hampir mendekati dirinya, tiba-tiba dia mengeluarkan jurus totokan yang sebelumnya terlihat seperti ada 100 jari yang melakukan gerakan menotok.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel