Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

10. Tantangan Dari Gus Azzam

"Mbak Caca dipanggil Umi ke ndalem," seru Fauziah salah satu khadamah yang masih kelas 12 SMA.

"Oh ... makasih Dek." Aku menemui umi di ruang keluarga.

"Umi manggil Caca? Wonten nopo nggih Umi."

"Gini, kata Azzam kamu itu lulusan pendidikan Biologi benar kan?"

"Nggih Umi, pripun?"

"Guru Biologi kita mau ikut suaminya ke Malang, jadi kita butuh gantinya. Daripada kita bikin loker kan mending memberdayakan SDM yang sudah ada. Bener kan?"

"Nggih Umi."

"Mau ya bantuin ngajar di SMA."

"Tapi, Caca sudah lama gak ngajar Umi. Takutnya nanti pas dihadapan siswa malah kayak patung Umi."

"Ya dicoba dulu makanya."

"Nanti kalau nervous gimana Umi."

"Ya makanya latihan."

"Nanti kalau ...."

"Kalau gak sanggup ya nolak. Gak usah banyak alasan. Percuma katanya sarjana terbaik tapi disuruh ngajar aja banyak alasan," sinis Gus Azzam.

Aku melotot kearahnya, dia malah memiringkan senyumnya. Dasar kurang garam ini orang. Awas ya! Aku balas nanti.

"Kalau kamu berani, temui saya dan beberapa ustazah di kelas 11 IPA 2 besok pagi. Jam 9 on time gak pake telat. Saya tantang kamu microteaching." Lalu Gus Azzam berlalu menuju kamarnya. Aku terdiam dan mengerucutkan bibir sambil ngomel-ngomel.

"Dasar Gus Songong, heran aku, dia beneran anaknya Abah sama Umi bukan sih. Pengin tak pites-pites. Geram aku." Aku mengomel tanpa sadar jika aku masih duduk di ruang tamu bersama ... Umi. Aku menoleh ke umi dengan meringis. Haduh mati kau Caca.

"Umi ... " ucapku dengan nada meminta maaf.

"Hahaha. Gak usah takut. Umi gak bakalan marah kok. Ya begitulah Azzam sebelas duabelas sama bapaknya. Hehehe," lah kok Umi malah tertawa ya.

"Memangnya Abah juga nyebelin Umi?" aduh aku pengin nabok mulutku yang gak punya rem.

"Banget, persis banget."

"Kok Umi mau sama Abah?"

"Hahaha. Umi juga gak tahu. Awal menikah Umi itu seringnya sebel sama Abah. Soalnya Abah itu dingin banget tapi lama kelamaan Umi makin sayang. Semua itu terjadi karena Abah itu walau dingin aslinya penyayang. Cuma ya itu orangnya kaku."

"Bener Umi?"

"Bener. Sama kayak Azzam, tapi nanti kalau dia udah ketemu pawangnya. Hem ... kamu lihat aja, manjanya gak ketulungan, pokoknya sampai ndusel-ndusel manja," ucap Umi sambil tertawa.

Ah Umi, kenapa aku diingatkan dengan peristiwa memalukan itu sih. Aku kan jadi malu.

*****

Aku memantapkan diriku menuju kelas yang diminta Gus Azzam. Ternyata disana sudah menunggu dua ustazah dan jangan lupakan Gus Azzam bersama ustaz lain yang sudah bapak-bapak.

"Silakan njenengan mau ngambil bab apa saja terserah njenengan," perintah Ustazah Trias, guru Biologi yang akan resign.

"Mohon maaf Ustazah Trias, sekarang mau masuk bab apa?" Tanyaku.

"Ini mau masuk sistem reproduksi," jawab Ustazah Trias. Asik ... Awas ya Gus. Aku kerjain kau sekarang hihihi.

Baiklah ayo Caca, gerakan balas dendam kita mulai. Gus Azzam, Ustaz Habibi, Ustazah Sofi dan Ustazah Trias duduk di belakang. Tentu dengan berjarak.

"Selamat pagi semua," aku memulai setelah mengucap salam.

"Pagi," jawab para siswi kompak. Gak ada santri putra nih hihihi. Lanjut ke peperangan eh ... pelajaran.

"Hari ini saya akan menyampaikan materi baru yaitu sistem reproduksi atau dikenal dengan istilah apa ya anak-anak ...."

"Perkembangbiakan," jawab mereka serentak.

"Betul. Pinter semua. Reproduksi atau perkembangbiakan atau istilah lainnya kawin ...." Aku melirik sedikit kearah Gus Azzam.

"Adalah proses pembentukan keturunan baru dari dua makhluk hidup berbeda jenis. Saya katakan makhluk karena bukan hanya manusia ya. Tetapi juga, hewan dan tumbuhan bahkan jin saja berkembangbiak loh." Terdengar suara tawa dari beberapa siswi.

"Nah, dalam perkembangbiakan itu melibatkan dua individu. Khusus pada manusia nanti melibatkan si Bapak dan Ibu. Kenapa saya bilang Bapak dan Ibu? Karena sejatinya reproduksi ini walau bisa dilakukan oleh siapapun akan lebih bernilai ibadah jika dilakukan oleh pasangan suami istri. Begitu ya anak-anak."

Kulihat beberapa ada yang mengatakan setuju, sebagian manggut-manggut membenarkan.

"Dalam reproduksi secara alamiah manusia dibekali insting saudara-saudara jadi kamu tuh gak perlu nyari di Mbah Google lalu ngetik 'bagaimana cara melakukan malam pertama dengan suami' itu gak perlu karena instingmu nanti akan menuntunmu kelak saat kamu sekamar dan seranjang untuk pertama kalinya dengan suamimu." Terdengar suara tawa lagi. Kulirik para ustaz dan ustazah yang ikut terkekeh bahkan Gus Azzam tersenyum samar.

"Nah dalam reproduksi untuk mendapatkan keturunan atau anak yang baik kamu tuh harus lihat bibit bebet dan bobotnya. Boleh sekali mau nyari yang ganteng, kaya, bodi kayak Lee Min Ho its oke biar kualitas anakmu terjamin kelak." Terdengar suara tawa dari anak-anak.

"Lanjut ya, nah kalau kriteria calon suami idaman sudah ketemu sekarang kita tinggal belajar mengenai organ reproduksi. Loh Us, kok harus belajar sih. Katanya Ustazah tadi itu sudah insting. Jawabannya ya tetep lah kita harus belajar, terutama belajar beberapa istilah tentang organ reproduksi kita sebagai wanita. Karena dengan belajar kamu akan semakin tahu dan bisa menyikapi hal-hal yang ada dalam diri kamu. Kita mulai bersama-sama dengan kalian membaca buku kalian."

"Organ reproduksi wanita bagian luar klitoris, labia minora dan labia manora kemudian organ dalamnya vagina, serviks, uterus, tuba falopia, dan ovarium," sambil kugambarkan pada papan tulis.

"Ini loh bagian-bagiannya. Ustazah yang bagian dalem gak bisa dilihat nih? Udah gampang lihat aja digambar." Terdengar suara tawa lagi.

"Kamu gak perlu bisa lihat cukup tahu ada sebuah bagian dalam sistem reproduksi kamu yang bernama ovarium. Organ ini sebagai penghasil telur, bakal anak kalau nanti pas lagi jelong-jelong ke Moro ketemu sama sperma di tuba falopia. Terus rahim atau uterus oh ... ini pasti tempat calon bayi atau embrio selama 9 bulan sebelum lahir kedunia ini. Serviks itu leher rahim dan vagina itu tempat si bayi nanti keluar dan tempat masuknya organ lain dari suamimu kelak. Udah gak usah dibayangkan. Nanti pas pada nikah juga pada ngerti bentuknya. "

Terdengar gelak tawa seluruh orang yang ada di ruangan. Yap, ini hanya sebagian apa yang aku sampaikan di dalam kelas pokoknya kuusahakan menyampaikan secara jelas dan lucu dengan berbagai guyonan. Saat masuk organ reproduksi laki-laki sengaja kubikin heboh lagi. Kulihat raut muka Gus Azzam yang memerah menahan malu mungkin juga kesal. Hahaha. Apalagi aku yakin hampir semua siswi selalu curi-curi pandang ke arahnya gak mungkinlah ke arah Ustaz Habibi yang kuperkirakan usianya sudah 50 tahunan. Jelas nengoknya yang bening-bening termasuk aku.

*****

Saat ini aku tengah duduk di ruangan penerima tamu. Bak akan mendapatkan vonis hidup atau mati aku berkeringat dingin.

"Baiklah saudara Cahaya Mustika alias Caca, Anda kami terima."

"Yes ... yes ... yes," dalam hati aku bersorak riang.

"Selain itu saya minta Anda menjadi pembina Pramuka dan PMR, karena Anda yang statusnya masih sendiri jadi bisa saya andalkan untuk memajukan kedua ekskul tersebut tanpa direcoki urusan rumah tangga. Dan gaji awal anda sesuai UMK Banyumas. Gaji naik secara berkala tergantung berapa lama Anda mengajar dan kemampuan Anda. Bisa dimengerti."

"Dimengerti."

"Baik. Besok Anda mulai mengajar."

"Siap Bos," ucapku refleks sambil memberi hormat kepada Gus Azzam.

Mata Gus Azzam melotot ke arahku.

"Hehehe. Maaf Gus kelepasan," ucapku sambil cengengesan lalu menundukkan pandangan.

Esoknya aku mulai mengajar. Sempat grogi namun bisa menguasai diri hingga hari pertama sebagai ustazah berjalan baik dan sukses. Alhamdulilah ya Allah atas nikmat yang Kau beri dari mulai bisa mondok, ketemu sahabat ibu, dapat teman rasa saudara dan dapat pekerjaan sebagai guru pula. Semoga kebahagiaan selalu menyertaiku Ya Allah. Amin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel