Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

#####bab 2

Setelah kejadian yang tak di sengaja oleh Linda dan sempat membuat keduanya speechless, Budi pun melajukan motornya untuk mengantar kakak sepupunya Linda berangkat bekerja.

“ya udah yuk lanjut lagi Mbak, nanti kelamaan kita di sini malah Mbak telat lagi masuk kerjanya” kata Budi seraya memutar gas motornya.

“iya Bud” balas Linda yang masih merasa canggung pada Budi.

Setelah kejadian yang tak sengaja di lakukan oleh Linda pada Budi, Linda pun agak menjaga jarak duduknya dengan Budi yang sedang mengendarai motornya untuk mengantar ia bekerja.

Selang 45 menit Budi dan Linda menempuh perjalanan, akhirnya Budi pun telah sampai tujuan dimana ia harus menurunkan Linda.

“akhirnya sampai juga gue anter nih sepupu, kalau kelamaan bisa bisa iman dan imin gue yang jadi taruhannya..” batin Budi yang merasa lega ketika ia telah sampai di pelataran sebuah toko grosir kebutuhan sehari hari.

“ah.... Akhirnya sampai juga..” gumam Linda dengan senyumnya yang manis ketika Budi telah mengantarnya sampai di depan tempat kerjanya.

“makasih ya Bud, nih helmnya sama nih buat beli bensin... Mbak masuk dulu, soalnya Mbak udah terlambat setengah jam..” sahut Linda yang langsung memberikan helm dan uang pada Budi lalu berlari meninggalkan Budi sendirian di pelataran toko tersebut.

“eh Mbak...” panggil Budi yang langsung di sela oleh Linda.

“maaf Bud, sisanya nanti aja... Mbak udah telat..” sahut Linda sambil berlari.

Usai berkata demikian pada Budi, Linda pun masuk tanpa menoleh ke arah Budi serta lupa dengan barangnya yang masih tertinggal di motor Budi.

Setelah mengantar Linda, Budi pun melajukan motornya dengan kecepatan penuh agar ia segera sampai di rumah dan segera menyusul Bapaknya ke sawah. Namun, ketika Budi sudah sampai di tengah tengah perjalanan, Budi pun tersadar dengan makanan bekal makanan Linda yang masih menggantung di bawah setir motornya.

“lah.... Nih makanan bekal makan siang Mbak Linda kok masih di sini. Duh.... Sial, kenapa juga Dia sampai lupa dengan bekal makan siangnya yang ia bawa sih! Bikin gue bolak balik aja” gerutu Budi yang tanpa sengaja melihat bekal makanan milik Linda yang masih menggantung di bawah setir motornya.

Seketika Budi pun langsung memutar arah setir motornya untuk mengantarkan bekal makan siang milik Linda.

Begitu Linda masuk ke dalam tempat kerjanya, beberapa teman Linda pun menyapa Novita seraya menggoda Linda.

“pagi Lin” sapa seorang karyawan toko dengan tanda pengenal Dila.

“pagi Juga Dil” balas Linda dengan senyum yang merekah lebar dari bibirnya.

“duh... Pagi pagi yang baru di anter cowok barunya senyumnya udah lebar banget kaya senyum pepsidan aja” sahut seorang karyawati yang mengenakan tanda pengenal Ina.

Mendengar komentar Ina tentang dirinya yang di antar oleh Budi, Linda pun seketika menghampiri Ina yang sedang sibuk mengisi ulang stok barang yang kosong di rak toko itu.

“ih pacar baru paan sih elo In, pagi pagi udah ngelantur aja kalau ngomong. Iya kali gue udah mau nikah sama si Deni tinggal nunggu beberapa bulan lagi gue batalin hanya karna cowok baru” balas Linda yang tak paham jika yang di maksud Ina adalah Budi.

“lah terus yang barusan tuh siapa kalau bukan cowok baru elo? Itu si Deni? Perasaan Deni berkulit sawo matang deh, nggak seputih dan se ganteng cowok barusan. Terus kalau si Deni orangnya gemuk, nggak se maco cowok barusan” lanjut Ina karyawan yang paling akrab dengan Linda.

“owh.... Gue paham maksud elo In, yang elo maksud cowok yang anter gue barusan kan? Dengar baik baik nih, cowok barusan tuh namanya Budi. Dia itu adik sepupu gue sendiri In, nggak mungkin lah gue macarin dia” sanggah Linda yang tak mengetahui seperti apa perasaannya pada Budi di masa yang akan datang.

“ya kan masih adik sepupu Lin, bukan adik kandung. Apa salahnya kalau elo pacarin Dia?” balas Ina.

“ya kali gue pacaran sama berondong, apa kata elo dan teman teman yang lain yang suka gibah, ntar yang ada kalian gibah di belakang gue dan ngatain gue.  tuh si tante gir4ng lagi jalan sama berondongnya, pasti gitu kan ujung ujungnya yang kalian katakan. Dah gue mau ke belakang dulu” lanjut Linda yang langsung berjalan meninggalkan Ina.

“eh Lin, kalau elo nggak mau buat gue aja Lin.. Kebetulan gue lagi butuh stok nih, soalnya itu si Reza udah mau gue buang..” teriak Ina pada Linda.

“Ambil aja In kalau elo mau”balas Linda yang terus berjalan ke ruang istirahat karyawan.

Namun belum jauh Linda berjalan, Linda pun kembali ke hadapan Ina.

“oh iya In,  Bu Bos udah datang belum?” tanya Linda yang sudah kembali ke hadapan Ina.

“tenang aja Lin, bu Bos belum datang..” jawab Ina dengan santainya.

“syukur deh gue slamet nggak kena omel Bu Bos, ya dah gue ke belakang dulu” sahut Linda yang langsung berlari ke ruang belakang toko.

“ ya buruan ganti dan balik ke sini bantuin gue, sebelum ratu medusa datang” sahut Ina yang tiba tiba terkejut ketika menoleh dan tanpa sengaja melihat Luna atau Bos nya sudah berdiri di sebelahnya.

“hah..... Se jak kapan Bu Luna ada di situ!?” pekik Ina yang terkejut ketika melihat Bosnya berdiri di sebelahnya.

“ baru aja, emangnya ada apa? Terus kenapa kamu teriak teriak manggil ratu medusa?” balas Luna  si Bos atau pemilik toko grosir sembako tersebut.

“owh.... Itu Bu, barusan saya manggil ratu medusa itu saya lagi manggil Linda yang lagi ambil stok barang di belakang” tutur Ina yang sudah pucat karna takut Luna akan tahu siapa ratu medusa yang ia maksud.

“owh... Jadi gitu... In, nanti kalau Linda udah balik suruh Dia ngadep aku ya” lanjut Luna yang terus melenggang pergi menuju ke meja kasir meninggalkan Ina.

“iya Bu” balas Ina seraya menjeda pekerjaannya.

Setelah beberapa saat akhirnya Linda yang sedang ganti baju dengan seragam kerjanya sudah kembali ke hadapan Ina dan hendak membantu Ina.

“In, gue bantu elo paan nih?" Seru Linda pada Ina.

.“elo nggak perlu bantu gue apa pun dulu Lin, biar yang lain aja yang bantuin gue” balas Ina dengan muka masam.

“elo kenapa In, kok elo jadi gini sama gue. Perasaan gue nggak apa apain elo” sambung Lin.

“iya elo emang nggak apa apain gue, tapi hampir aja  bikin gue di pecat” lanjut ina.

“maksud elo?!”sambung Linda.

“tahu ah, dah elo sekarang ngadep Bu Luna. Tadi Bu Luna bilang ke gue, katanya elo di suruh ngadep Dia” ujar Ina.

“ada apa In?” sambung Linda yang tampak cemas.

“ Gue juga nggak tahu Lin, dah buruan sana” usir ina pada Linda agar ia segera menghadap Bosnya.

Dengan penuh rasa cemas dan penasaran Linda pun memberanikan diri untuk mengahadap Bosnya.

“maaf Bu, tadi kata Ina Ibu sedang meminta saya untuk menghadap Ibu ya?” tanya Linda begitu ia sampai di depan meja kasir.

“iya Lin, tadi saya cari kamu untuk menanyakan sepupu kamu yang kemarin ngelamar kerja ke sini” sahut Luna yang langsung berbicara ke intinya pada Linda.

“Owh.... Soal itu ya Bu” balas Linda seraya mengangguk.

“iya Lin...gimana orangnya masih minta nggak? Kalau orangnya masih minat suruh aja datang hari ini, soalnya toko kita saat ini sedang butuh tenaga lagi di bagian muat kirim barang” lanjut Luna.

“wah.... Kebetulan sekali Bu, hari ini orangnya kesini nganterin saya tadi” ujar Linda.

“kalau gitu segera panggil Dia, suruh Dia menghadap saya” balas Luna.

“baik bu, kalau gitu saya ke depan dulu, siapa tahu orangnya masih ada di sini” sambung Linda yang langsung pergi meninggalkan Bosnya dan keluar toko untuk mencari Budi.

Selang beberapa menit Budi melajukan motornya kembali menuju ke tempat kerja Linda, akhirnya Budi pun sampai juga dan bertepatan dengan Linda yang keluar dari toko untuk menemuinya.

Saat Budi baru saja memarkirkan motornya dan hendak mengantarkan bekal makanan tersebut pada Linda, dari dalam toko tersebut keluarlah Linda dengan berlari menuju ke parkiran untuk menghampiri Budi.

Melihat Linda yang berlari ke arahnya, Budi pun seketika tersenyum kecut dan geleng geleng kepala melihat Linda yang berlari ke arahnya karna mengira Linda menghampirinya untuk mengantarkan bekal makanannya yang ketinggalan di motornya.

“Dasar pikun, masih mau nikah aja udah pikun. Gimana nanti kalau udah nikah terus punya anak belum lagi kalau juga udah punya cucu, pikunnya pasti tambah parah” gumam Budi seraya tersenyum kecut dan geleng geleng kepala melihat Linda yang berlari ke arahnya.

Namun tujuan Linda berlari bukan karna ia teringat bekal makanannya yang masih menggantung di bawah setir motor Budi, melainkan ia di suruh bosnya untuk menghampiri Budi dan meminta Budi untuk langsung masuk kerja hari itu juga.

“Mbak Lin nyari ini kan???” ujar Budi dengan tersenyum menertawakan Linda seraya menunjukkan bekal makan siang Linda ketika Linda sampai di depannya.

“nggak Bud, Mbak emang lupa sama bekal Mbak. Tapi tujuan Mbak nemuin elo karna gue di suruh Bu Bos buat ajak kamu menghadap Bu Bos” sahut Linda.

“emang ada apa Mbak, apa urusannya aku sama Bos Mbak?” sambung Budi.

“hih....!!!! Kamu mau kerja nggak sih Dik?!” sarkas Linda yang gemas pada Budi.

“a a apa, jadi saya di terima kerja di sini Mbak?” lanjut Budi yang tampak senang.

“iya Bud, makanya ayok buruan ikut gue masuk” ujar Linda seraya menarik tangan Budi.

“iya Mbak ayo” balas Budi yang langsung nurut dengan Linda.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel