MOTIF
Rambut yang dicabut dengan membawa akar rambut bisa dijadikan sebagai bahan untuk tes DNA meski akan melalui proses yang rumit. Tes DNA forensik semacam ini dibutuhkan untuk keperluan kekuatan hukum untuk menetapkan Nyonya Seymour sebagai tersangka utama, meskipun wanita itu telah mati karena tertembak oleh Gregory.
Carla memandangi Carlton yang terlihat pucat, hatinya merasa tak karuan karena mereka biasa bertengkar. Namun, tidak disangka pria itu malah membahayakan diri sendiri hanya untuk menyelamatkannya.
"Aku harus kembali ke kantor," Gregory beranjak dari duduknya dan menatap
Carla kembali, "Dan kau dilarang berulah. Karena pahlawanmu sedang terbaring sakit."
Setelah pria itu pergi, Carla turun dari ranjang dan berjalan perlahan ke arah Carlton. Mengambil kursi dan duduk di sisinya, lalu memperhatikan luka-luka yang dialami oleh partner-nya tersebut. Tangan kiri dibalut dengan kain kasa, terlihat ada jahitan di kepala dan sedikit luka goresan di wajah.
"Mengapa kau mau melindungiku?" bisik Carla, sambil menatap wajah pria yang sudah menolongnya ini.
Carlton perlahan tersadar lalu membuka mata, dan langsung menangkap wajah terkejut seseorang di dekatnya.
Apa dia mendengar perkataanku tadi?
Carla menggigit-gigit bibir. "Apakah itu ... masih terasa sakit?" tanyanya canggung, sembari membantu Carlton yang ingin mengubah posisi menjadi duduk.
"Sedikit," jawab Carlton memecah kecanggungan.
"Itu ... terima kasih karena telah menyelamatkanku," ujar Carla.
"Lain kali kau berhati-hatilah. Kau ini mengapa selalu merepotkanku?" ujar Carlton.
"Kau ... " Carla mendengus kesal.
Suasana tenang damai yang baru saja terbangun itu langsung runtuh begitu saja. Merasa berutang budi kepada Carlton, maka kali ini Carla memilih tidak meladeni pria yang sedang sakit itu dan kembali ke ranjangnya, lalu menarik selimut untuk menutup seluruh tubuhnya.
Keesokan pagi, keadaan Carla sudah diperbolehkan pulang dan Carlton memintanya untuk menjadi saksi kasus ini. Pria itu pun takingin berlama-lama di rumah sakit, selain karena gadis yang ditolongnya sudah keluar dari rumah sakit, dia adalah seorang pecandu kerja.
Belum ada lima menit ke luar dari rumah sakit, tempat yang dituju adalah kantor, bukan apartemen. Karena merasa hunian mewahnya itu terlalu sepi, sehingga
memutuskan menghabiskan di kantor dan sambil melihat laporan tentang penyelidikan kasus pembunuhan berantai ini.
"Nyonya Seymour telah meninggal, maka kita bisa membawa murrad ke dinas panti sosial!" perintah Carlton kepada Gregory.
Sungguh, hati lelaki itu merasa lega karena Carla berhasil selamat dari jeratan bahaya kali ini.
Keesokan paginya Carlton datang kembali ke kantor, "Hei! Apa kau ini robot yang bekerja tanpa lelah?" ujar Gregory.
"Jadi bagaimana penyelidikannya?" tanya Carlton tanpa berbasa-basi.
"Hari ini aku akan pergi menemui tuan Vladimir," jawab Gregory.
"Jika begitu, ayo!" ajak Carlton bergegas.
Mereka pun tiba di villa mansion keluarga Vlad. Villa yang bermodel kastil tua membuat Gregory merinding, karena seperti terlempar ke zaman dahulu kala. Saat memasuki kastil count dracula, terdengar suara hentakan langkah sepatu mereka terdengar nyaring memantul.
Kepala pelayan membawa mereka menuju ruang kerja tuannya itu membukakan pintu besar dan berujar, "Tuan-tuan silakan masuk."
Tuan Vladimir menoleh kepada Carlton dan Gregory, "Selamat datang dan silakan duduk," sapanya.
"Terima kasih Tuan, dan maaf merepotkan lagi," ujar Carlton.
"Jangan sungkan, jika keteranganku bisa membantu penyelidikan kalian, itu akan menjadi kebahagian tersendiri untukku," jawab Tuan Vladimir.
"Tuan Vlad, apakah kau mengetahui tentang ini?" tanya Carlton seraya menunjukan surat adopsi Nyonya Seymour.
Tuan Vlad membaca surat adopsi itu, lalu meletaknnya di atas meja dan menghela napas panjang seraya mengusap wajah. "Ada yang ingin aku berikan kepada kalian." Dia beranjak ke meja kerjanya lalu membuka laci, dan mengambil sebuah buku. "Ini adalah buku harian Nyonya Seymour," jelasnya seraya memberikan buku itu. "Kalian mungkin bisa mememukan petunjuk tentang motif pembunuhan yang terjadi selama ini."
"Tuan Vlad, ada hal lain yang ingin kutanyakan," Carlton bersuara setelah menerima buku harian tersebut.
"Katakanlah!" jawab Tuan Vlad.
"Tentang sebuah kamar pasung yang ada di sini," jawab Carlton.
"Kamar pasung ... " pikir tuan Vlad. "Dari mana kau mengetahui tentang ini?"
"Ah itu ... di hari Nyonya Seymour ingin membunuhku, dia mengatakannya secara taksengaja," Carlton sengaja berbohong demi melindungi Carla.
"Kamar itu ... " Tuan Vlad menjawab dengan nada berat. "Kami sama sekali takingin melakukan itu kepadanya, tetapi karena khawatir dia akan membahayakan banyak orang, maka kami pun memutuskan untuk mengurungnya."
"Tindakan seperti apa?" tanya Carlton lagi.
"Seymour suka berburu hewan, lalu memutilasi hewan-hewan tersebut. Bahkan ada di suatu hari pernah memperdayai dan melukai salah satu pelayan baru kami, yang sangat cantik dan muda. Sebelumnya, dia memohon agar pelayan itu membukakan pasungan, tetapi setelah dibuka, dia malah melukainya dan pergi melarikan diri."
Tuan Vlad menceritakannya dengan mata menerawang dan emosi tertahan.
Menghela napas sejenak, lalu melanjutkan kembali.
"Orang tua kami mengadopsi Seymour, karena sang ibu meninggal ketika melahirkannya. Sementara, sang ayah bunuh diri, karena tak sanggup berpisah dengan mendiang istrinya." Kembali diam sejenak, lalu berujar dengan ekspresi wajah dan tatapan yang sendu, juga nada biacara yang lebih pelan. "Orang tua Seymour adalah kakak beradik dari ibuku."
"Pernikahan sedarah," gumam Carlton. Kini dia pun tak heran dengan kelainan genetik yang dialami oleh Nyonya Seymour. Karena takingin menguak masa lalu yang kelam bagi Tuan Vlad, maka lelaki itu menyudahi wawancaranya.
"Tuan, terima kasih atas waktu Anda,” Carlton berbasa-basi sedikit sebelum berpamitan. “Kami akan kembali ke kantor untuk menyelidikinya kembali.”
Entah mereka akan kembali ke kantor atau tidak, lelaki itu hanya tidak ingin membuat Tuan Vlad mengingat masa kelam itu. Di dalam mobil, Gregory menyetir, sementara Carlton membaca buku harian Nyonya Seymour.
Carlton semakin serius membaca buku harian Nyonya Seymour, mungkin sampai lupa berkedip. Di buku harian itu, wanita tersebut menuliskan keirihatian saat melihat wanita yang cantik dan sempurna.
Lelaki itu hanya bisa menggelengkan kepala seraya menutup buku harian tersebut. Hanya karena iri hati bisa membuat wanita cacat tua tersebut berubah menjadi pembunuh berdarah dingin. Sangat disayangkan, padahal Tuan Vlad memperlakukannya dengan baik.
"Semua motif tertulis jelas di sini," ujar Carlton tanpa ditanya. "Buatkan laporannya!" perintahnya kepada Gregory
Gregory hanya mengangguk pelan. "Oh, ya, apakah kau mau makan di sana?" tanyanya seraya menunjuk Freaky Donuts Café.
Sang bos tidak langsung menjawab, karena teringat kepada Carla. Setelah berpikir sejenak, dia mengiyakan ajakan asistennya tersebut. Mereka mengambil kursi di sudut kafe setelah memesan donat. Namun, saat hendak menyuapkan donat tersebut, Carlton melihat gadis yang tadi melintas di pikirannya bersama seorang pria.
