Rencana mengerjai si Badboy
Hari Jumat, aku ajak Clarissa dan Livia duduk bareng di kantin. Awalnya canggung, karena mereka mungkin sadar ada sesuatu yang aneh sejak insiden ‘chat siluman’ itu. Tapi mereka masih sok akrab, jadi aku ladeni.
“Ada yang mau aku ceritain, tapi janji jangan ngomel ya,” kataku, sambil ngaduk es teh.
Mereka menatapku dengan tatapan waspada.
“Apa?” tanya Clarissa.
“Aku deket sama cowok,” kataku setengah berbisik, lalu menatap mereka satu per satu. “Tapi... dia belum tahu aku tahu kalau dia juga deket sama kalian.”
Keduanya langsung membeku. Sendok Livia nyaris jatuh dari tangan.
“Siapa?” suara Clarissa lebih tinggi dari biasanya.
Aku mengangkat alis. “Adrian.”
Hening.
Aku sengaja nggak ngomel, nggak menuduh, nggak marah-marah. Aku hanya melemparkan bom dan menunggu siapa yang meledak lebih dulu.
Clarissa saling pandang sama Livia. Lalu Clarissa mulai tertawa. “Ya ampun… jadi kamu juga?”
“Aku kira aku doang,” tambah Livia pelan, suaranya getir.
Aku tersenyum simpul. “Welcome to the club.”
Tiga cewek. Satu cowok. Dan sekarang... satu tim.
Kami bertiga akhirnya duduk berjam-jam di taman belakang sekolah. Saling cerita, saling cocokkan tanggal, alibi, dan momen-momen bohong Adrian. Dari situ kami sadar: dia memang udah main di liga profesional. Jual cinta kayak jual pulsa, paket unlimited buat semua orang.
“Tapi kita mau ngapain?” tanya Livia. “Ngaduin ke guru?”
“Basi,” kata Clarissa. “Mending langsung viralin aja. Aku bisa editin video klarifikasi palsu.”
Aku mengangkat tangan. “Tunggu. Kita bisa bikin lebih bagus dari itu.”
Dan di sanalah, lahir rencana gila kami.
Operasi Karma Beruntun.
Kami mulai dengan ‘jadwal’.
*Hari Senin: Livia akan ngajak Adrian makan siang bareng di kantin.
*Hari Selasa: giliran Clarissa ngajak dia belajar bareng di perpus.
*Hari Rabu: aku minta dia jemput aku pulang, sambil kasih kado kecil.
Semuanya kami dokumentasikan diam-diam, dengan bantuan Dita, anak ekskul videografi yang emang udah bosen ngedit film pendek tentang sampah plastik.
Kami bertiga juga mulai deketin cewek-cewek lain yang punya cerita sama yakni mantan atau korban ghosting Adrian. Ternyata banyak.
Banyak banget.
Salah satunya bahkan udah hampir dia pinjemin motor, padahal motornya hasil minjem ke kakaknya. Skandal ini makin hari makin juicy. Dan kami makin semangat. Kirana yang dulu pendiem, sekarang berubah jadi mastermind di balik kekacauan kecil ini.
Dan akhirnya, puncaknya kami rancang di acara pensi sekolah.
Di panggung utama. Di depan semua siswa. Di momen Adrian tampil nyanyi sambil main gitar (karena ya... dia memang cowok musisi tipikal yang sering bikin cewek lemah lutut).
Clarissa bakal naik ke panggung dan bilang, “Eh, itu pacar gue.”
Lalu Livia nyusul, “Pacarku juga, kayaknya.”
Dan aku bakal jadi penutup: “Pacarmu, pacarku juga.”
Dan penonton? Tinggal tunggu reaksi mereka.
Adrian nggak akan tahu apa yang menunggunya.
Dan buat pertama kalinya dalam hidupku... aku nggak sabar nunggu hari Senin.
**
