
Ringkasan
Hanya modal tampan, maka kamu akan memiliki banyak cinta, demikian yang dilakukan oleh Badboy sekolah ini ,ia memacari hampir semua gadis cantik di sekolahnya.
Salah kirim pesan
Namaku Kirana. Cewek biasa di SMA Merah Delima. Biasa banget, nggak populer, nggak terlalu cantik, dan bukan juga anggota geng mana pun. Hidupku damai-damai aja, sampai suatu pagi, hidupku kayak dilempar ke sinetron kelas atas.
Semua bermula dari satu chat. Satu. Chat. Doang.
Waktu itu, kelas udah mulai rame. Suara bangku diseret, teriakan cowok-cowok yang rebutan bola plastik, dan cewek-cewek yang sibuk selfie dengan ringlight mini. Aku duduk di bangku pojok, seperti biasa, sambil scroll HP. Sampai notif WhatsApp muncul dari Adrian, cowok yang kusebut ‘pacarku’.
“Malam ini jadi. Tapi bilang ke Kirana lo ada les. Jangan sampai ketahuan.”
Aku menatap layar HP lama banget, berharap mataku salah baca. Tapi jelas banget di sana tertulis nama aku.
Kirain cuma salah ketik. Tapi beberapa detik kemudian, muncul balasan dari seseorang bernama Clarissa-sahabatku sendiri.
“Tenang aja, babe. Kirana mah nggak bakal curiga. Lugu gitu.”
Lugu? Aku?
Tanganku mulai gemetar. Aku pengen langsung konfrontasi, teriak di kelas, banting HP, atau minimal lempar penghapus ke wajah Adrian yang lagi duduk dua baris depan. Tapi aku cuma bisa diam. Nelen ludah. Jantungku berdetak kencang kayak genderang marching band.
Clarissa dan Livia—dua cewek yang sering duduk bareng aku di kantin, yang katanya sahabat...ternyata... juga pacar Adrian?Atau... aku yang cuma 'cadangan'?
Aku berdiri pelan-pelan, pergi ke toilet tanpa bilang siapa-siapa. Di sana, aku buka chat dari awal. Semua mulai terasa masuk akal. Semua janji Adrian yang sering dibatalin mendadak, semua alasan klasik “lagi capek”, semua momen dia ngilang tanpa kabar.
Bodohnya aku, selama ini percaya aja.
Tapi pagi itu, di toilet SMA yang lampunya kedap-kedip kayak disko murahan, aku nggak nangis.Aku cuma senyum. Tipis.
Karena hari itu, aku nggak mau jadi korban. Nggak lagi. Kalau mereka pikir aku bakal kabur sambil mewek, mereka salah besar. Aku bukan Kirana yang itu lagi.
Aku keluar dari toilet dengan langkah pelan tapi pasti. Lalu duduk di kelas seperti biasa, seolah-olah nggak ada yang terjadi. Aku menyapa Clarissa dan Livia dengan senyum manis, dan mereka membalas seperti biasa. Seolah semuanya baik-baik saja. Seolah kita masih sahabat.
Padahal, aku sudah tahu segalanya.
Dan yang mereka nggak tahu… aku punya rencana.
Besoknya, aku mulai mainkan peranku. Aku jadi lebih manis ke Adrian. Lebih perhatian. Aku mulai update story berdua, biar mereka makin panik. Di balik layar, aku juga cari tahu lebih dalam tentang siapa yang jadi ‘cadangan’ sebenarnya.
Satu demi satu kebohongan Adrian kuungkap. Termasuk siapa cewek di luar sekolah yang juga dia deketin. Yes, empat. Empat cewek dalam waktu bersamaan. Cowok ini kayak buka franchise cinta dan aku akan jadi saingan bisnisnya yang paling kejam.Aku nggak akan ngamuk.Aku nggak akan lempar kopi ke muka dia di kantin.Aku akan main dengan tenang. Lembut. Manis.
Sampai dia sendiri yang nggak bisa bedain: siapa yang mainin siapa, dan ketika waktunya tiba, saat semua cewek yang dia duain berdiri di hadapannya dalam satu frame... saat itulah dia akan sadar jika karma bisa datang dari cewek lugu yang paling dia remehkan.
Namaku Kirana, dan mulai hari ini… pacarmu, pacarku juga.
Tiga hari setelah pesan salah kirim itu, hidup Adrian masih tenang.Terlalu tenang.
Dia masih senyum-senyum di koridor, masih sok-sokan nyapa cewek-cewek lain, dan masih ngajak aku jajan bakso di belakang sekolah seolah-olah dia pacar paling setia di dunia. Aku, tentu saja, ikut main peran. Pegangan tangan, selfie tipis-tipis, bahkan pura-pura jealous pas dia pura-pura ngelirik cewek lain.
Aku jadi Kirana versi baru yang lebih manis, lebih misterius, dan jujur aja, lebih manipulatif.
Tapi jangan salah. Ini bukan tentang balas dendam dengan air mata.
Ini tentang keadilan, dan mungkin… sedikit hiburan pribadi.
**
