7. Terungkap
"Sial!" Dengus Shene.
Bagaimana bisa Abi Rusell adalah Abigail Amar? Pantas saja dirinya tidak asing melihat mata Abi, mata yang selalu ia tatap ketika melakukan seks bersamanya 5 tahun yang lalu, Mata yang selalu memohon kepadanya, mata yang selalu berbinar karna mencintainya. Sialan kau!
Setelah hari dimana ia melihat Abi ketika memasuki gedung DH Screet, Shene menyuruh beberapa anak buahnya untuk mencari tahu tentang Abi, dan ini adalah hasilnya.
Yang membuat Shene begitu tak percaya adalah anak yang saat ini ia lihat di sebuah layar, Anggello Russell, nama yang bagus. Sialan! Bagaimana bisa Abi menutupinya dengan begitu rapi, bahkan Shene pernah mendengar kalo tuan Beni Amar juga melakukan pencarian tentang Abi tapi nihil, tidak ada. Bahkan katanya Abi tidak kuliah di sana, abi bahkan membatalkan beasiswanya yang di katakan Jean padanya.
"Sialan kau membawa bencana ke kehidupan mu sendiri, Abi," desis Shene.
Ia tidak tahu, bagaimana reaksi orang orang ketika tahu Abi Rusell adalah Abigail Amar, apalagi reaksi ibunya. Astaga Shene tidak bisa membayangkan apa yang akan di lakukan ibunya itu.
Tangan Shene kembali menggeser layar iPad miliknya, poto Abi muncul dengan mata berbinar. Dan tubuh yang begitu seksi.
Pantas saja ketika melihat Abi, Shene seperti menemukan hal aneh pada dirinya. Tubuhnya bereaksi seperti ingin menyentuh tubuh Abi, Shene pikir itu adalah naluriah seorang pria jika bertemu dengan seorang wanita seksi, namun salah. Dirinya selalu bereaksi ketika melihat mata itu, begitu juga dulu.
Shene memijat pangkal hidungnya, entah senang, marah, atau sedih yang di rasakan Shene saat ini. Senang karena jujur saja setelah Abi pergi Shene sudah tidak pernah melakukan seks lagi, ia hanya melakukan oral seks, marah karena ia kembali, sedih karena dia membawa anaknya ke sini, dan Shene yakin ini semua akan terbongkar, dan akan membawa nama baiknya.
Shene meraih ponselnya.
"Aku akan menggantikan daddy siang ini!" Setelah mengatakan itu Shene langsung mematikan panggilan teleponnya.
"Selamat bertemu kembali, Abigail Amar." Shene tersenyum kecil, lalu meletakan kembali iPad nya.
***
"Shene yang akan datang di pertemuan nanti," kata Bian, matanya masih fokus ke iPad yang ia pegang sambil membalas beberapa email dari beberapa orang yang ingin men-endors Abi.
"Apa!" Pekik Abi
"Dia ingin mem__"
"Tidak!" Potong Abi
"Abi__"
"Kita kesini karna pekerjaan dengan DH company bukan dengan perusahaan Mendell," ujar Abi.
"Shene menggantikan ayahnya, jadi kau harus datang ke pertemuannya, siang ini, oke." Bian langsung pergi menghindari amukan Abi.
"Sialan!" Dengus Abi.
Abi mengacak rambutnya dengan kasar, Abi tahu Shene tahu sesuatu tentangnya. Itu kenapa dia ingin bertemu dengannya, setahu Abi Shene tidak pernah tertarik mengambil alih perusahaan DH company, karena pria itu tidak mau terlibat dengan wanita wanita. Dan sekarang Shene ingin menemuinya.
Abi menghela napas, tapi ia tidak boleh gentar atau gugup, ia akan membuktikan kepada Shene, dia mampu tanpa Shene dia juga mampu tanpa siapapun bahkan ia mampu tanpa keluarga. Ia tekan kan sekali lagi, ia mampu tanpa siapapun.
"Mom, aku lapar." Suara seorang anak kecil membangunkan Abi dari lamunannya.
"Kau mau makan apa, sayang?" Tanya Abi semangat, sambil menggendong tubuh Anggello dan mendudukkan nya di kursi.
"Apa saja aku makan," kata Anggello, membuat Abi terkekeh.
"Baiklah, omlet buatan mommy pasti enak, jadi kau harus mencobanya," kata Abi sambil memberikan omlet hasil masakannya ke piring Anggelo.
"Mommy bekerja hari ini?"
"Heem, mommy sibuk sayang, pekan nanti mommy akan ajak kamu ke dufan," kara Abi.
"Dufan? Apa itu?" Tanya Anggello.
Abi tampak berpikir sejenak. "Dunia fantasi, kau pasti menyukainya." Jawab Abi.
"Oke, mommy harus berjanji."
"Promise." Abi mengacungkan jari kelingkingnya.
"Promise." Anggello melakukan hal yang sama.
Abi tersenyum lalu mengelus lembut puncuk kepala Anggello dengan sayang. Andai dia memiliki nasib baik, bukan seperti ini yang akan di jalani oleh Anggello.
Sangat miris memang menjadi orang yang tidak di inginkan di dunia. Andai Anggello tahu jika dirinya masih memiliki ayah, kakek dan nenek yang kaya raya. Pasti kehidupan Anggello akan normal seperti anak anak yang lainnya. tidak harus bersembunyi di balik masker.
Dan sayangnya tidak ada yang menginginkan Anggello maupun dirinya di dunia ini.
"Hai, Son! Aku harus meminjam mommy mu lagi, ada pekerjaan sekarang," kata Bian yang langsung mengelus lembut kepala Anggello dengan sayang.
"Astaga, kau selalu mengganggu acara ku dan mommy." Abi terkekeh mendengar perkataan Ello.
"Oke maap kan aku, karena aku sangat membutuhkan uang," kata Bian dengan wajah memelas.
"Karena aku juga membutuhkan uang, jadi aku ijinkan." Perkataan Ello membuat Abi, Bian dan Aime tertawa.
"Oke sayang, sampai jumpa nanti malam, aku mencintaimu." Abi mencium kepala Ello.
"Aku juga mencintaimu, mom!"
***
Sudah seminggu Shene tidak bertemu dengan Jean, dan itu bukan hal luar biasa, pernah Shene tidak bertemu dengan Jean selama 2 bulan dan Shene bersikap biasa saja, begitu pula Jean, karena mereka berpikir sekarang waktunya pacaran dewasa tidak harus setiap hari bertemu toh mereka akan menikah.
Shene menaikan sebelah alisnya ketika ponselnya berdering, ia segera mengangkat panggilan teleponnya.
"Sejak kapan kau tertarik dengan pertemuan bersama model?"
"Aku hanya mencoba mengambil alih semua perusahaan dari tangan mu, dad." Seth terkekeh di sebrang sana. Dari dulu Seth memaksa Shene agar mengambil alih semua perusahaannya tapi pemuda itu hanya ingin mengambil alih perusahaan Mendell saja.
"Aku harap kau benar benar mengerjakan pekerjaan mu dengan baik."
"Aku akan mematikan sambungan teleponnya, aku akan berangkat sekarang."
"Good luck, son."
Shene langsung mematikan sambungan teleponnya. Dan segera keluar dari ruangannya. Wajah Shene nampak berbinar. Wajah tampan itu semakin tampan apalagi jika dia tersenyum.
"Tuan Morry sudah menunggu anda di depan, ruan." Wini membungkuk tanda memberi hormat kepada atasannya, ketika melihat atasnnya itu keluar dari ruangannya.
Shene mengangguk lalu masuk ke dalam lift. Wajahnya sulit di artikan terlihat tenang tapi ada guratan kesenangan di sana bercampur guratan ketegangan. Begitupun perasannya saat ini sangat campur aduk. Sialan ini bukan apa apa bagaimna jika nanti bertemu dengan Abi.
Ting!
Morry sudah menunggu Shene ketika Shene baru saja keluar dari lift, ia segera membungkuk hormat dan mengikuti langkah anak dari atasannya itu. Pria berusia sekitar 41 tahun itu membuka pintu belakang mobil mempersilahkan Shene masuk ke dalam.
"Apa dia datang?" Tanya Shene ketika Morry sudah menduduki mobil di kursi pengemudi.
Morry memandang anak atasannya itu dari spion mobil, "Mereka tidak memiliki pilihan lain," kata Morry lalu membawa mobilnya.
Morry adalah kaki tangan Donald dari ia berusia 15 tahun. Ia hidup sebatang kara hanya mengabdi hidup kepada Donald yang sangat baik, dan setelah Donald pergi selamanya semua aset berpindah tangan kepada Seth dan ada satu perusahaan yang sengaja Donald berikan kepada Morry yaitu perdagangan gelap. Tapi itu menjadi rahasia antara Seth dan Morry.
To Be Continue
