Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

2. Malam pertama

2. Malam pertama.

Gadis cantik itu dengan kasar terus meminum vodkanya, ia benar-benar frustasi.

Model apa? Model seks? Atahu model celana dalam? Astaga murah sekali tubuh mu!

Charlotte terus meneguk vodkanya ketika ia mengingat seluruh penghinaan kakak tirinya terhadap dirinya. Sebenernya bisa tidak sekali saja Seth tidak menghinanya.

Pandangan wanita itu mulai mengabur, beberapa kali ia mengerejapkan matanya, agar penglihatannya sedikit jelas. Sial! Dia benar-benar mabuk, tapi kesadarannya masih ia pertahankan, hanya saja pandangannya sedikit mengabur.

Charlotte segera berdiri, dan membayar minumannya. Ia harus segara keluar dari Club ini, sebelum akhirnya ada seorang lelaki hidung belang yang membawanya, Charlotte kerap beberapa kali datang ke Club bersama Jonathan dan Olivia, dan ini pertama kalinya Charlotte datang ke Club sendirian.

Karena terus berpikir Charlotte sampai tidak sadar ia menubruk tubuh seorang pria yang memakai sebuah topeng yang hanya menutupi matanya, pria itu memeluk pinggangnya menahan tubuh Charlotte yang akan terjatuh.

Charlotte meronta, "Don't touch me, stupid!" Bentaknya dengan sekali dorongan dia melepaskan pelukan lelaki itu dari pinggangnya, namun baru saja beberapa langkah, Charlotte sudah kembali terhuyung, membuat lelaki bertopeng itu geram. Dan segera mengangkat tubuh molek Charlotte.

Charlotte meronta, namun tidak digubris oleh lelaki itu. Setelah sampai di parkiran, ia menoleh ke arah seseorang yang dari tadi membuntutinya, "Kau sudah pesankan hotelnya?"

"Sudah Tuan, saya sudah memberikan alamatnya melalui pesan singkat, kamar hotelnya atas nama tuan sendiri," kata Arya.

Seth memberikan gerakan matanya agar Arya segera membuka pintu mobil untuknya. Dengan kasar Seth memasukan tubuh linglung Charlotte ke dalam mobil.

"What the fuck!" dengus Charlotte yang masih dalam keadaan mabuk, karena Seth memasukannya dengan kasar.

Seth segera melajukan mobilnya, mencari hotel yang sudah Arya pesankan atas nama dirinya sendiri.

"Siapa kau? Kenapa membawaku, huh?" Dengus Charlotte, dengan suara sedikit tercekat.

Seth hanya tersenyum miring, menggelengkan kepalanya, ternyata setelah Sepuluh tahun tidak bertemu Charlotte berubah dari kucing jalanan sekarang menjadi kucing liar. Bahkan Seth rasa mungkin saja Charlotte sudah tidak memilki kehormatan.

Sepuluh tahun yang lalu Charlotte sangat lugu, untuk menatap Seth saja tidak bisa, tapi sekarang wanita yang ia hina kini sudah membuat gairah Seth memuncak.

Sesekali Seth melirik Charlotte yang memijat kepalanya. Sesekali meringis dan mengumpat tidak jelas karena beberapa kali Seth meninjak pedal rem mendadak, karena tidak terbiasa dengan jalnan Jakarta.

Setelah sampai di hotel yang sudah Arya pesan, Seth segera masuk ke dalam, meminta kunci kamar hotel yng sudah di pesan, tapi, pelayan hotel nampak ragu untuk memberikannya.

Dengan kesal Seth mendudukan bokong Charlotte di kursi loby, sedangkan dirinya menghampiri pelayan hotel. Dia mengeluarkan kartu namanya dan membuka topeng nya.

"Seth Rey Mandell, catat namaku, dan perhatikan baik-baik wajahku!" Desis Seth.

Pelayan hotel segera meminta maaf atas ketidak sopanannya, kemudian memberikan kunci kamar hotel yang sudah di pesan Arya, dan memberi tahu Seth lantai kamarnya.

Tanpa mau repot repot mengucapkan terima kasih, Seth segera memakai kembali topengnya dan menarik lengan Charlotte kasar, masuk ke dalam lift.

"Kau belum menjawabku, siapa kau, sialan?" Dengus Charlotte.

"Kau akan tahu nanti," ujar Seth.

Ting!

Lift terbuka, dengan cepat Seth menarik Charlotte memasuki kamar hotel nomor 407.

"Ahh!" Charlotte meringis ketika Seth mendorong tubuhnya di atas ranjang bernuansa putih itu.

"Oh shit, kau benar-benar menggodaku, Kucing Liar."

Dengan tersenyum tipis Seth membuka jasnya, lalu beralih membuka kemejanya.

Sedangkan Charlotte bergulat dengan kesadarannya. Kesadarannya meminta ia cepat pergi tapi ketidak sadarannya meminta agar Charlotte tetap diam. Sial tubuhnya tidak bisa bergerak banyak. Terbukti ketika Charlotte bangkit dari ranjang. Tubuh Charlotte kembali terhuyung ke atas ranjang.

"Kau tidak bisa pergi dariku."

"Ahk!" Teriak Charlotte saat tubuhnya sudah di kunci oleh pria yang tidak dikenal olehnya itu karena memakai topeng.

"Siapa sebenarnya kau! Aku tidak punya urusan denganmu! Apa yang kau inginkan!"

"Tubuhmu!" bisik Seth tepat di depan bibir seksi milik Charlotte.

Seketika Charlotte berontak, mendorong tubuh lelaki yang dengan lancang menginginkan tubuhnya.

Tanpa permisi Seth mencium bibir Charlotte, sedangkan Charlotte sebisa mungkin menghindari wajahnya dari bibir Seth. Membuat Seth geram dengan kasar Seth mencengkram rahang Charlotte dan menciumnya dengan membabi buta. Menyicipi semua yang berada di dalam rongga mulut Charlotte sesekali Seth menggit bibir bawah Charlotte, tanpa ampun mencumbu bibir Charlotte dengan gerakan menggoda tapi masih dengan cara kasar. Sial adiknya benar-benar semakin berkedut, hanya karena ciuamannya.

"Lepaskan aku sialan!" Teriak Charlotte! Dia masih berontak sekuat tenaganya, ia masih waras jika harus memberikan tubuhnya secara cuma-cuma kepada lelaki tak dikenalnya.

"Diam!" bentak Seth.

Seth kembali mencium bibir Charlotte, sedangkan Charlotte dengan penuh tekad ingin keluar dari kamar ini, tangan lentiknya mencari benda apa saja agar bisa melumpuhkan lelaki yang sedang menciumnya secara membabi buat.

Charlotte merasakan vas bunga, di atas nakas, ia mengambilnya. Dengan sekali hentakan Charlotte memukul kening Seth dengan vas bunga.

"Ahk!" Ringis Seth. Charlotte tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan segera ia mendorong tubuh Seth hingga sedikit terdorong ke sisi kirinya.

Dengan cepat Charlotte meraih kenop pintu kamar hotel, tapi di kunci. Ia berteriak meminta tolong kepada siapa pun di luar sana. Tapi usahanya sia-sia, ketika lelaki itu kembali meraihnya dan menghempaskan tubuhnya kembali ke atas ranjang.

"Rupanya kau ingin bermain kasar, kucing Liar!" Desis Seth tajam.

Dengan sekali hentakan Seth merobek dress Charlotte dengan penuh nafsu. Mengabaikan umpatan Charlotte. Seth mencium bibir Charlotte kembali dengan membabi buta, turun ke lehernya menyesapnya beberapa kali.

Seth tersenyum melihat bercak merah di sana.

"You look perfect tonight," bisik Seth. Membuat Charlotte mual.

"Lepaskan aku sialan!"

"Tidak sebelum kau memuaskanku." Seth merobek bra milik Charlotte membuat Charlotte berteriak dan refleks menutupi payudaranya dengan kedua tangannya.

"Sialan kau! Bajingan! Kau binatang sialan! Kau-" ucapan Charlotte terhenti ketika Seth kembali menciumnya, menyesap bibir bawah Charlotte dengan menggoda sementara tangannya dengan liar meremas payudara Charlotte, sesekali Seth memainkan puting Charlotte membuat Charlotte melenguh karena kenikmatan. Seth kembali mencium bibir Charlotte. Sial! Sejak kapan dirinya pecandu ciuman, biasanya ia sangat jarang berciuman, tapi bibir Charlotte pengecualian.

Wajah Seth turun ke bawah kembali mengecup setiap inci leher Charlotte, hingga turun ke payudara Charlotte, dengan lihai Seth meremas, membelai, dan mengusap bahkan menyesap puting Charlotte hingga Charlotte benar-benar mendesah.

Charlotte sendiri merutuki kebodohannya, sialan tubuhnya berkhianat.

"Kau juga menikmatinya, Kucing Liar!" ejek Seth.

"Itu hukum alam," jawab Charlotte cepat sambil berontak.

Seth terkekeh, ia kembali gencar mencium payudara Charlotte, mencium serta menyesap perut Charlotte, hingga sampai Seth mencium inti milik Charlotte membuat Charlotte terkesiap, dia langsung bergerak duduk, namun dengan sekali hentakan Seth kembali menindih tubuh Charlotte.

"Lepaskan aku! Aku akan memberimu uang, berapapun jumalahnya, asal lepaskan aku!" Ujar Charlotte di tengah napasnya yang memburu karena ikut bergairah. Seth tersenyum miring, bahkan sekarang Charlotte tahu fungsi uang sebenarnya, tidak lugu seperti sepuluh tahun yang lalu.

"Bahkan uangku lebih banyak, bisa membeli tubuhmu," desis Seth dengan nafas memburu.

Dengan cepat Charlotte akan membalas ucapan Seth tapi sebuah suara mengejutkannya.

Brek!

Charlotte memekik kaget saat Seth sudah merobek Celana dalamnya, dan tanpa peringatan Seth membuka kaki jenjang Charlotte hingga menampilkan lipatan menggairahkan yang ternyata sudah basah.

Seth menunduk menjilati inti Charlotte, sedangkan Charlotte bergerak resah, ia menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, kedua tangannya bahkan meremas rambut Seth yang makin menggila menyesap inti Charlotte dengan begitu liar.

"Ahk!" teriak Charlotte saat mendapati pelepasannya.

Lututnya benar-benar sudah lemas, akibat orgasme pertama kalinya Charlotte, dia tidak tahu ternyata beginilah nikmatnya bercinta, tidak ini bukan bercinta ini baru permulaan.

Rasanya Charlotte ingin lari ketika pria yang baru saja memberi kenikmatan kepadanya membuka celananya dan celana dalamnya, lalu memasangkan sebuah benda, entah apa itu. Itu kesempatannya, tapi tubuhnya benar-benar sangat lemas hingga menggerakan tangan saja tidak bisa.

Lelaki itu kembali menyeringai, memposisikan tubuh mereka kembali, membuka kaki Charlotte. Dan memasukan miliknya ke dalam inti Charlotte.

Charlotte berteriak kesakitan, rasanya ada yang robek di dalam intinya, sedangkan Seth mengumpat, ternyata ini pertama bagi Charlotte. Seth juga tidak bisa mundur, ia benar-benar sudah sangat bergairah, dan gairahnya sudah berada di ubun-ubun.

Satu kali hentakan, dua kali hentakan, tiga kali hentakan, empat kali hentakan Seth membobol inti Charlotte, membuat Charlotte merasakan kesakitan luar biasa.

Tapi dengan cepat Seth mencium bibir Charlotte mengalihakan rasa sakit dengan kenikmatan. Tanpa melepaskan juniornya ia mencium bibir Charlotte.

Perlahan Seth menggerakkan tubuhnya, menyesuaikan ritemenya agar diterima oleh inti Charlotte. Setelah tidak mendengar Charlotte meringis. Seth kembali pada dirinya menghentakan miliknya keluar masuk ke dalam inti Charlotte, sampai Charlotte melenguh. Seth tahu Charlotte sudah mencapai orgasmenya. Kini Seth kembali menghentakkan miliknya.

Bibir Seth mencium bibir Charlotte dengan penuh gairah, tapi tidak mengurangi pergerakannya yang sedang menghujam inti Charlotte hingga beberapa detik kemudian Seth mencapai orgasmenya.

Seth terjatuh, berguling ke sisi kiri Charlotte. Menormalkan kembali tubuhnya yang terasa sangat panas akan gairah. Ia masih menginginkan Charlotte.

Seth melirik ke arah Charlotte yang sepertinya sudah terlelap karena lelah. Seth bangkit, ia menyimpan kunci hotelnya di atas nakas, memegang pelipisnya yang berdarah. Lalu masuk ke dalam kamar mandi membuang kondom yang ia gunakan ke tempat sampah.

Tanpa Seth sadari sebenarnya Charlotte tidak tidur, ia memantahu pergerakan lelaki yang baru saja menggagahinya, ia melihat lelaki itu menyimpan kunci kamar hotel di atas nakas.

Ia memiliki dua ciri lelaki itu, memilki tato harimau di belakang punggung sebelah kirinya, dan tato burung elang di tangan sebelah kanannya. Ia pasti akan memenjarakan lelaki itu atas tuduhan pelecehan.

Gemercik air membuat Charlotte segera bergerak, ia meringis saat selangkannya benar-benar kesakitan. Dengan segara Charlotte memakai kemeja hitam kebesaran milik lelaki itu, hanya menutupi setengah pahanya. Kemudian dengan cepat ia memakai boxer milik lelaki itu.

"Tunggu pembalasan ku, sialan!" desis Charlotte tajam, ia meremas kunci kamar hotel itu, dan segara keluar dari kamar terkutuk itu.

To Be Continue

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel