Bab 05. Penyesuaian Diri
Bab 05. Penyesuaian Diri
Zhao Yun membuka matanya, ia pun mulai bangkit dan duduk di tempatnya dengan sakit kepala yang masih menderanya.
"Luar biasa, ingatan ini!" Gumamnya sambil berusaha mencerna setiap memori yang diterima dari gurunya Tian Fan.
"Meski luar biasa, kau tetap harus melakukan penyesuaian!" Ujar Baiyin yang datang ke hadapannya.
"Dantianmu belum dibentuk kembali, sekarang waktu yang tepat untuk melatih fisikmu itu dulu sembari menyesuaikan ilmu yang kau dapat! Fondasi tubuh yang kokoh adalah modal awal untuk memulai semuanya," ujar Baiyin serius.
Zhao Yun mengangguk tanda mengerti, ia lalu bangkit dan menghampiri Baiyin yang sedang terduduk itu.
"Leluhur, mohon petunjuk!" Ujar Zhao Yun sambil menangkupkan tangannya pada Baiyin.
Baiyin sang naga hitam, kemudian mulai mengeluarkan seberkas cahaya terang dari tubuhnya. Cahaya itu tampak sangat menyilaukan Zhao Yun.
Sekarang tampak di hadapannya Baiyin sang naga hitam itu berubah wujudnya menjadi seorang manusia. Zhao Yun terkesima saat melihat penampilan gagah Baiyin yang memakai jubah perang berwarna hitam legam, rambut putihnya yang terurai dan diterbangkan oleh angin membuat Baiyin terlihat sangat berwibawa.
"Tuan Tian Fan memintaku untuk membimbing dan melatihmu, aku tak akan sebaik tuan dalam melatih, jadi jangan cengeng," ujar Baiyin tegas.
"Junior akan berusaha leluhur!" Ujar Zhao Yun tegas.
"Aku tak butuh usahamu! Yang aku mau adalah kau bisa! Tidak ada kata tidak bisa atau tidak mampu! Karena tuanku Tian Fan bisa melakukannya!" Ujar Baiyin tegas.
"Baik," jawab Zhao Yun percaya diri.
Kata-kata Baiyin bukannya membuat mental Zhao Yun patah, namun dia makin bersemangat karena ia akan melakukan pelatihan yang sama dengan sang guru. Jika sang guru bisa melaluinya, maka ia pun merasa ia harus bisa.
Tanpa menunggu dan berbasa-basi kembali, Baiyin membawa Zhao Yun ke bagian utara dunia kecil. Tampak dihadapannya sebuah gunung dengan berbagai rintangan dihadapannya.
Zhao Yun dapat melihat jika di depannya itu adalah sebuah tempat pelatihan bagi seorang prajurit militer. Sekali lihat pun ia dapat memastikannya, namun dilihat dari segi manapun tempat pelatihan yang ada di hadapannya itu sangat sangat berat.
"Zhao Yun, tugasmu setiap hari adalah berlatih mulai dari ujung gunung itu dan berakhir di sisi gunung lainnya. Sebelum berlatih itu, kau harus berlatih push up, sit up, dan yang lainnya sebanyak 1000 kali setiap harinya," ujar Baiyin dingin.
"Baik," ujar Zhao Yun mantap.
"Jangan senang dulu! Gunakan ini di kedua lenganmu, kaki, dan perutmu!" Ujar Baiyin sambil melemparkan ke arah Zhao Yun gulungan kain berwarna putih seperti perban.
Mata Zhao Yun mengernyit karena pada gulungan itu terdapat simbol mantra di atasnya.
"Glek!" Zhao Yun menelan salivanya dengan kuat, dengan melihat simbol yang tergambar, ia tahu jika itu adalah kain pemberat.
"Pakai dan segera mulai pelatihanmu! Tiga hari! Aku memberikanmu waktu tiga hari untuk menyelesaikan seluruhnya!" Ujar Baiyin tegas.
Zhao Yun mulai memasang kain pemberat itu pada beberapa bagian tubuhnya. Setelah melihat kain pemberat terpasang pada tubuh Zhao Yun, Baiyin menjentikan jarinya.
"BUAAKKK!" Bunyi hantaman tubuh yang menekan tanah terdengar. Zhao Yun tertegun karena dirinya benar-benar terhempas ke tanah dalam posisi tertelungkup karena beratnya beban yang ada di tubuhnya.
Zhao Yun benar-benar tak bisa bergerak saking beratnya beban yang ada di tangan, kaki, dan tubuhnya itu. Total dua ribu jin berat beban keseluruhan yang ditanggung oleh tubuhnya itu.
Baiyin sendiri melengos pergi melihat itu, ia pergi meninggalkan Zhao Yun yang terkapar di tanah tersebut. Namun sebelum pergi, ia berkata pada Zhao Yun yang terlihat kesulitan tersebut.
"Tuanku Tian Fan bisa melewati pelatihan ini dalam waktu satu hari, dengan kondisi tubuh yang sama persis denganmu itu," ujarnya singkat.
"Jika guru bisa, akupun harus bisa!" Ujar Zhao Yun menyemangati dirinya sendiri.
Dengan sekuat tenaga, ia mulai memposisikan dirinya untuk mengambil sikap push up. Sekuat tenaga ia mulai mengangkat dan mendorong tubuhnya ke atas.
"Sa...tu!" "Du...a!" Dan dimulailah pelatihan Zhao Yun dalam menempa tubuhnya itu.
Tiga hari berlalu dengan cepat. Baiyin tersenyum kecil karena dalam beberapa langkah lagi Zhao Yun bakal menyentuh lonceng yang berada di sisi gunung lainnya, tanda pelatihan pertamanya akan usai.
"Triiing!" Suara bel berbunyi, Zhao Yun pun langsung ambruk ke tanah dengan tubuh yang sangat kelelahan.
Zhao Yun terhenyak saat dia dipindahkan kembali ke tempat awal latihan bermula.
"Kau kuberi lima batang dupa untuk beristirahat, setelah itu kembali lakukan kembali latihanmu!" Ujar Baiyin dingin.
Mendengar itu, Zhao Yun hanya mengangguk paham, ia pun mulai memejamkan mata untuk tidur dan memanfaatkan waktu yang ada sebaik-baiknya untuk beristirahat.
Lima batang dupa berlalu cepat, segera ia bangun dari tidurnya dan kembali ia memulai kembali pelatihannya itu.
Hari berganti hari, Zhao Yun semakin cepat dalam menyelesaikan latihannya. Setelah lima belas hari berlalu, kini dia bisa menyelesaikan sekali pelatihannya dalam waktu dua hari.
Baiyin tersenyum melihat kemajuan perkembangan latihan Zhao Yun itu, ia kemudian mengeluarkan senyuman seringainya.
"Sepertinya kau sudah mulai terbiasa! Baiklah kalau begitu, ku beri sedikit hadiah untukmu," gumamnya pelan.
Tanpa Zhao Yun ketahui, Baiyin menambahkan sedikit beban di kain pemberatnya, ia menambahkan dua ratus lima puluh jin di setiap pemberat yang ada di tubuh Zhao Yun.
Zhao Yun yang fokus pada latihannya tentu tak dapat membedakan jika ia telah ditambah bebannya.
Sebulan sudah Zhao Yun menjalankan pelatihan tingkat pertama dari Baiyin itu, sekarang dia dapat menyelesaikan latihannya hanya dalam waktu satu hari, dengan beban total yang dibawanya sebanyak lima ribu jin.
"Bagus, ternyata tekadmu untuk menjadi kuat telah membawamu sejauh ini," ujar Baiyin pelan.
Zhao Yun menyentuh lonceng tanda menyelesaikan latihannya, dia tersenyum sumringah karena sekarang dia berhasil melalui pelatihan sama seperti gurunya.
Baiyin muncul di hadapan Zhao Yun, segera Zhao Yun memberi hormat pada Baiyin.
"Junior memberi hormat pada leluhur!" Ujar Zhao Yun sopan.
Baiyin mengangguk, ia kemudian menatap Zhao Yun sejenak.
"Sepertinya kemampuan tulangmu telah berkembang dan tubuhmu telah mencapai titik jenuhnya, bagus dan pertahankan!"
"Apa kau sudah siap untuk mulai latihan selanjutnya?"
"Siap leluhur!"
Baiyin mengangguk, ia lalu melemparkan sebuah pedang ke arah Zhao Yun. Zhao Yun menangkap pedang pemberian Baiyin, sebuah pedang hitam dengan sebuah kristal di ujung gagang pedang.
"Itu pedang dari Tuan Tian Fan! Pakai itu dan ambil ini, gunakan dengan bijak," ujar Baiyin yang memberikan beberapa salep obat padanya.
Zhao Yun tertegun namun rasa senang terpancar dari wajahnya karena mendapat pedang dari gurunya, apalagi pedang yang ia pegang saat ini adalah pedang kelas delapan. Sebuah pedang roh.
Zhao Yun akan berbicara, namun Baiyin telah lebih dahulu mendahuluinya berbicara.
"Jangan mati!" Ujar Baiyin singkat yang membuat Zhao Yun melongo.
Lesatan cahaya terpancar dan menyilaukan pandangan Zhao Yun. Ia terhenyak karena kali ini dia berada di tengah-tengah kerumunan beast banteng ranah perak.
Dalam dunia Xingguang yang baru, setelah perubahan besar yang dibuat Tian Fan pada dunia Xingguang, terjadi penyesuaian ranah yang ada beserta dengan tingkatannya. Tiap ranah terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu awal, menengah, dan akhir.
Adapun ranah cultivator itu dimulai dari ranah Petarung, Perak, Emas, Bumi, Raja Bumi, Kaisar Langit, Pertapa, Saint, Immortal.
Sedangkan tingkatan tulang terdiri dari 5 tingkatan, yaitu:
- Tulang besi
- Tulang platinum
- Tulang berlian
- Tulang tungsten
- Tulang naga
Tingkatan alkemis pun mengalami perubahan signifikan, yaitu:
- Alkemis tingkat 1, dimana bisa membuat pil khusus ranah petarung, perak, dan emas.
- Alkemis tingkat 2, dimana bisa membuat pil untuk ranah bumi dan ranah raja bumi.
- Alkemis tingkat 3 atau alkemis emas, dimana bisa membuat pil untuk ranah Kaisar dan ranah langit.
- Alkemis tingkat 4, dimana bisa membuat pil untuk ranah pertapa dan ranah saint. Alkemis tingkat empat sendiri terbagi menjadi lima kelas, yaitu mulai bintang satu sampai bintang lima.
- Grandmaster alkemis, dimana bisa membuat pil untuk tingkat immortal dan terbagi menjadi lima kelas, yaitu mulai bintang satu sampai bintang lima.
Para beast banteng yang berjumlah puluhan itu menatap nyalang pada Zhao Yun, segera mereka langsung mengelilinginya dan bersiap untuk menyerangnya.
"Pantas saja pesan leluhur 'jangan mati'," gumam Zhao Yun lirih.
Segera para beast banteng itu langsung berlari dan menjadikan Zhao Yun target dari serangan mereka.
Zhao Yun tak memiliki jalan untuk melarikan diri, karena ia berada tepat di tengah-tengah gerombolan beast banteng tersebut.
Tatapan Zhao Yun berubah tajam dan serius, segera ia mengambil posisi dan kuda-kuda penyerangan.
"Ngoookkk!" Suara sang pemimpin kelompok banteng menggema, menandakan tanda penyerangan.
Gegas puluhan beast banteng ranah petarung dan perak itu langsung menyerang Zhao Yun.
"AYO!" Ujar Zhao Yun berlari dengan pedang di tangannya itu, satu tebasan pedang Zhao Yun langsung memenggal satu kepala beast banteng yang pertama datang kepadanya.
Mau tak mau Zhao Yun mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya, ia memacu tubuhnya, insting, dan refleknya pada tingkat maksimalnya.
Luka pun mulai menghinggapi tubuh Zhao Yun karena sabetan dari beast banteng tersebut. Untungnya tubuh Zhao Yun yang sebelumnya sudah ditempa dengan mandi darah naga membuatnya tidak terluka parah.
Zhao Yun senang karena tubuhnya terasa sangat kuat dan tandukan beast banteng dengan ranah perak itu hanya bisa menggores tubuhnya saja.
Melihat itu, Zhao Yun mulai sedikit tenang dan kembali percaya diri meski puluhan beast ranah perak ada di hadapannya.
Pertempuran pun tak terelakkan.
Zhao Yun terus bergerak dan menyerang, tebasan pedangnya membabat habis beast banteng yang ada di sekitarnya.
Namun, jumlah beast banteng itu terlalu banyak, Zhao Yun mulai kewalahan menghadapi mereka.
Tiba-tiba, Zhao Yun teringat akan kata-kata Baiyin, "Jangan mati!"
Dengan semangat baru, Zhao Yun kembali menyerang dengan lebih ganas dan lebih kuat.
Pertempuran berlangsung sengit, Zhao Yun terus melawan beast banteng dengan gigih.
Akhirnya, setelah pertempuran yang panjang, Zhao Yun berhasil mengalahkan semua beast banteng itu.
Zhao Yun berdiri dengan tubuh yang penuh luka, namun dia tersenyum karena telah berhasil menyelesaikan tantangan itu.
Tiba-tiba, cahaya putih menyilaukan muncul dan Zhao Yun merasa dirinya dibawa ke suatu tempat.
Ketika cahaya itu hilang, Zhao Yun melihat dirinya berada di hadapan Baiyin.
"Bagus, kau berhasil menyelesaikan tantangan itu," ujar Baiyin dengan senyum puas.
Zhao Yun tersenyum, merasa bangga dengan dirinya sendiri.
"Terima kasih, leluhur," ujar Zhao Yun dengan hormat.
