Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 04. Penyatuan.

Bab 04. Penyatuan.

Sesosok manusia timbul dari cahaya. Sosok pemuda tampan dengan penampilan bersahaja yang keluar dari cahaya tersebut berjalan ke arahnya. Dalam keadaan yang hampir tak sadarkan diri itu, Zhao Yun membelalakan matanya. Matanya berbinar melihat sosok pemuda tersebut. Senyum lebar langsung muncul dari wajah Zhao Yun ketika ia melihatnya.

"Sang... Legenda!" Ujar Zhao Yun pelan.

Zhao Yun tentu sangat mengenali pria muda yang ada di depannya itu. Pemuda itu adalah Grandmaster alkemis dunia Xingguang yang telah pergi ke tempat yang lebih tinggi seribu tahun yang lalu. Salah satu orang dan satu-satunya yang menjadi idola dan panutan Zhao Yun, Grandmaster Tian Fan.

Tak ada yang tak kenal dengan Grandmaster Tian Fan. Selain karena kemampuan medisnya yang tinggi, Master Fan juga merupakan pemegang martial dao puncak di dunia Xingguang ini.

Zhao Yun ingin berkata, namun rasa sakit yang mendera tubuhnya membuat ia tak bisa mengeluarkan satu patah kata pun.

Tian Fan melepaskan sebuah bola cahaya kecil dari ujung jarinya yang diarahkan pada kening Zhao Yun. "Syuuuut!" Bola cahaya tersebut melesat masuk ke dalam kening Zhao Yun. Ia yang tadinya hampir tak sadarkan diri sekarang kesadarannya kembali penuh seperti sedia kala.

"Itu akan membantumu untuk tetap sadar! Bertahanlah sampai akhir, karena ini baru permulaan," ujar Tian Fan tenang.

"Grandmaster... Kenapa... anda... melakukan... ini..." Tanya Zhao Yun dengan terbata-bata karena rasa sakit di seluruh tubuhnya.

"Akan kujelaskan nanti, yang penting sekarang apakah kau bisa memegang kata-katamu tadi? Bisakah kau membuat perubahan di dunia ini? Seperti yang kau tahu, sekarang dunia ini telah banyak berubah! Selain itu, ada hal besar yang akan terjadi di dunia Xingguang ini," ujar Tian Fan.

"Aku... mau... Grandmaster... dan... aku berjanji... atas... nama... langit... dan bumi...!" Ujar Zhao Yun pelan namun tegas.

"Baiklah, aku percaya dan yakin padamu," ujar Tian Fan sembari tersenyum.

"Baiyin, sekarang giliranmu! Mohon bantuannya," ujar Tian Fan pada sang naga.

Tian Fan menjentikan jarinya, dan dalam sekejap mata Zhao Yun berada di dalam kolam seukuran satu kali satu meter. Zhao Yun hanya bisa mengernyitkan dahinya dan bertanya-tanya kenapa dia ditempatkan ke dalam kolam kecil tanpa air tersebut.

Apalagi Zhao Yun yang masih kesakitan dalam setiap proses pembersihan tubuhnya itu hanya bisa tertegun saat Tian Fan meminta bantuan sang naga hitam. Wajah Zhao Yun menegang tatkala sang naga kini menghampirinya.

Baiyin mendekati Zhao Yun. Sekarang jarak mereka hanya terpaut satu meter saja. "Ini hari keberuntunganmu bocah! Tuan Tian Fan memilihmu, maka aku akan berbaik hati padamu. Kau boleh memilih apa kau mau berendam dengan air liurku, atau air seniku?" Tanya Baiyin dengan tampang sangarnya.

(Berendam?? Dengan air liur atau air seni? Benar-benar bukan pilihan sama sekali) Gumam Zhao Yun sambil membulatkan matanya ke arah sang naga hitam.

Tatapan matanya beralih pada Tian Fan, menyiratkan permohonan minta tolong. Sungguh dia tak dapat membayangkan jika ia harus berendam dengan menggunakan kedua pilihan itu.

"Aishhh, Baiyin bisa-bisanya kau bercanda seperti itu padanya. Cepat teteskan darahmu di kolam itu," ujar Tian Fan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"HAHAHAHA, Tuan lihatlah bagaimana wajahnya menjadi pucat padahal Baiyin ini hanya sedikit bercanda dengannya," ujar Baiyin yang terlihat senang.

(Becanda matamu!) Dengus Zhao Yun kesal.

"Aku mendengar umpatanmu bocah! Sepertinya kau lebih senang untuk berendam di dalam perutku atau kau mau berendam dengan api hitamku saja?" Ujar Baiyin dengan tenang namun serius.

Sontak wajah Zhao Yun makin pucat pasi dengan gertakan Baiyin itu. Sedangkan Baiyin yang melihat perubahan wajah Zhao Yun malah makin tertawa terbahak-bahak dengan reaksi Zhao Yun.

Tak berselang lama, Baiyin segera melukai sedikit jarinya dengan kuku jarinya yang tajam, sesuai dengan perintah Tian Fan. Baiyin lalu meneteskan darahnya itu pada kolam kecil yang berisikan Zhao Yun tersebut.

Zhao Yun menelanian salivanya dengan kasar karena hanya setetes darah Baiyin itu sudah sebesar dirinya. Yang membuatnya ngeri adalah warna darah Baiyin yang berwarna hitam pekat itu tampak seperti hidup. Satu tetes darah Bai Yin memenuhi kolam kecil buatan Tian Fan. Segera Tian Fan melemparkan satu buah pil ke dalam kolam buatannya itu.

"Duduk dan seraplah semuanya," ujar Tian Fan singkat.

"Baiklah, sisanya terserah dirimu sekarang," ujar Tian Fan singkat sambil berlalu dari hadapan Zhao Yun.

Tian Fan dan Baiyin kemudian meninggalkan Zhao Yun seorang diri. Meski ia tak tahu apa maksud dari Master Tian Fan, tapi dia tahu Tian Fan pasti memberikan sesuatu yang baik untuknya.

Meski dalam keadaan sakit yang sangat luar biasa, Zhao Yun segera mengikuti apa yang diperintahkan oleh Tian Fan. Tubuh Zhao Yun yang sedang "diperas" dari dalam sekarang melakukan proses kebalikannya.

Darah naga dan pil yang dilemparkan Tian Fan ke dalam kolam kecil tersebut mulai meregenerasi dan memperkuat setiap sel-selnya dari luar ke dalam. Zhao Yun hanya bisa berteriak dan mengerang kesakitan dalam setiap proses yang dia jalani.

"Tuan, apa bocah itu sanggup menjalani proses penyatuan dan pemurnian itu?" Tanya Baiyin pada Tian Fan.

"Semua tergantung pada dirinya sendiri, jika dia memiliki tekad dan ingin menjadi kuat, aku yakin dia bisa!" Jawab Tian Fan santai.

"Tuan, kau selalu berkata seperti itu, tapi nyatanya banyak yang gagal dari orang-orang yang kaupilih sebelumnya," ujar Baiyin pesimis.

"Seperti yang kubilang tadi, semua tergantung dengan usaha, niat, dan tekad orang tersebut. Kita bisa menilai kualitas tubuh seseorang, tapi tetap tak ada yang bisa mengetahui isi hati manusia!" ujar Tian Fan.

"Dalamnya laut dan tingginya langit masih bisa diukur, tapi isi hati manusia itu tidak dapat diukur, kawan. Manusia bukan bangsa naga yang memegang teguh janji dan sumpahnya. Hanya segelintir manusia yang bersikap dan bersifat seperti naga sesungguhnya," ujar Tian Fan dalam.

"Maka dari itu, sangat sulit mencari orang yang mau mengabdikan diri dan hidupnya untuk melindungi sesamanya. Tapi anak ini entah mengapa aku bisa merasakan jika dia adalah orang yang tepat untuk mengemban tugas ini," jawab Tian Fan tenang dan mantap.

"Semoga saja! Karena waktu yang dimiliki oleh dunia ini semakin sedikit. Orang-orang bodoh itu tidak tahu jika mereka membawa dunia ini dalam kehancuran dengan tindakan mereka!" Ujar Baiyin dengan mimik wajah serius.

"Kita hanya bisa berusaha dan mencoba, selebihnya tergantung takdir langit," ujar Tian Fan datar.

Tian Fan dan Baiyin memperhatikan apa yang terjadi pada Zhao Tun dari kejauhan. Mereja menunggu bagaimana pemuda tersebut akan mengatasi masalahnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel