Bab 03. Sang Legenda.
Bab 03. Sang Legenda.
Zhao Yun membuka matanya perlahan. Yang pertama ia lihat adalah langit-langit kamar yang bergambar angkasa dengan segala isinya. Lalu ia bangkit dari posisi berbaringnya dan melihat ke sekeliling kamar. "Ternyata di surga ada kamar dan yang lainnya, di sini peralatannya begitu lengkap, sama seperti dunia nyata. Luka di tubuhku juga sudah sembuh sepenuhnya. Jelas aku sudah mati..." Ujarnya bermonolog.
Zhao Yun mulai melangkahkan kakinya dan mengelilingi kamar tersebut. Setelah beberapa saat melihat-lihat isi ruangan, hidungnya mencium bau aroma yang sangat harum dan menusuk hidungnya. Gegas dia mengikuti bau aroma yang sangat dikenalnya. "Kruyukkkk!" Bunyi perut Zhao Yun. "Makanan!" Ujarnya girang.
Namun ia kembali termenung karena masih aneh dengan situasinya. "Kenapa aku bisa lapar? Kenapa ada makanan di ruangan ini? Bukankah tidak ada seperti ini di dunia orang mati? Apa buku-buku itu salah menjelaskan?" Ujarnya lagi dengan nada kebingungan.
"Ternyata kau lebih memilih mati daripada menjadi orang hidup?" Ujar satu suara yang bergema dalam pikirannya. Zhao Yun langsung melihat dan mencari sumber suara yang bergema di pikirannya. Dia menjadi waspada dengan situasinya sekarang!
"Tak perlu panik dan bersikap waspada, aku berbicara melalui telepatiku. Makanlah terlebih dahulu, setelah itu nanti kita bicara," ujar suara itu kembali bergema di kepala Zhao Yun. Zhao Yun bergeming, dia tetap di tempatnya sambil memasang sikap waspada.
Satu dupa berlalu, tak ada tanda-tanda Zhao Yun akan bergerak dari tempatnya. "Sepertinya kau keras kepala juga, baiklah jika itu maumu!" Ujar suara itu kembali bergema di kepalanya.
"SLASHHH!" Sebuah sinar terang menyilaukan pandangan Zhao Yun sejenak. Ia menutup matanya karena silaunya cahaya. Setelah beberapa saat Zhao Yun kembali membuka matanya. Matanya terbelalak, tubuhnya menegang, kakinya bergetar hebat. Ia tiba-tiba kehilangan tenaganya karena melihat sosok yang berada satu meter di depannya.
"Apa lagi sosok tersebut menatap ke arahnya tajam dengan gigi runcing sebesar tubuhnya. Satu hela napas pendek sosok itu langsung membuat pakaian yang dikenakannya habis tak tersisa. Zhao Yun terdorong dan terjungkal beberapa meter ke belakang. "Na...Naga!" Ujarnya tegang.
Zhao Yun lalu berbalik arah dan berlari melarikan diri. Namun setiap dia lari, dia akan kembali selalu timbul cahaya yang membuatnya kembali ke hadapan naga hitam itu. Setelah puluhan kali mencoba dengan akhir yang tetap sama, akhirnya Zhao Yun diam di tempatnya dengan tubuh berkeringat dan kelelahan mendera dirinya.
"Aku memberimu pilihan! Kau mau makan makanan yang di meja itu atau kau menjadi makanan dari naga hitam yang ada di depanmu?" Ujar suara tersebut kembali bergema di kepalanya tegas. "Aku akan makan!" Jawab Zhao Yun cepat karena dia tahu suara itu terdengar sangat serius sekarang.
Zhao Yun masih belum bergerak dari tempatnya. Dia bingung dengan situasinya, karena harus makan di depan seekor naga hitam dengan ranah tinggi itu. "Apalagi yang kau tunggu! Jangan menguji kesabaranku!" Ujar suara itu kembali.
"Tuan...eh...master, bisakah junior ini berpakaian dahulu? Sungguh junior tidak bisa makan dengan posisi telanjang bulat seperti ini!" Ujar Zhao Yun jujur. Sekejap mata kemudian, sebuah pakaian muncul di hadapannya. Gegas Zhao Yun memakai pakaian tersebut sesegera mungkin. Ia lalu duduk di kursi dan mulai menyantap makanan yang ada di meja makan.
Baru satu suap Zhao Yun memakan makanan yang ada di meja, tubuhnya mulai merasakan nyeri yang mendera seluruh pori-pori yang ada di tubuhnya. (Makanan apa ini! Enak di lidah tapi menyakitkan di tubuh) Gumam Zhao Yun.
"Jangan banyak mengeluh, makan dan habiskan!" Ujar suara itu semakin nyaring di kepalanya. Zhao Yun memaksakan untuk makan makanan yang disediakan. Namun setelah beberapa saat dia merasakan ada perubahan yang signifikan pada tubuh dan aliran darahnya. Ia tahu jika makanannya memiliki khasiat seperti obat. Zhao Yun makan seperti orang kesurupan.
Setelah makanan di meja makan habis tak bersisa, Zhao Yun merasakan suatu panas yang membakar keluar dari dalam perutnya. "Apa yang terjadi padaku? Kenapa badanku terasa seperti dibakar dari dalam!?" Tanya Zhao Yun pada dirinya sendiri.
"Yang kau makan tadi adalah makanan obat buatanku. Itu terdiri dari makanan pencuci perut, pencuci darah, pencuci sumsum dan tulang, serta pembuka pori-pori, juga makanan untuk membuka jalur meridian dan ketiga dantian," ujar suara itu kembali bergema di kepalanya.
Zhao Yun tertegun, tak tahu harus berkata apa setelah mendengar perkataan suara tersebut. Kata-kata yang sungguh tak masuk akal untuknya. Zhao Yun ingin menjawab, namun rasa sakit pada tubuhnya membuatnya benar-benar tak berdaya.
"Aaarrrgghhhh!" Teriakan Zhao Yun menggema. Dia merasakan seluruh tubuhnya berdenyut, seperti sedang diperas. Belum lagi tulang-tulangnya seperti dipatahkan dan diremukan. Setiap lubang di tubuhnya dan pori-porinya mengeluarkan semua residu dan kotoran yang mengendap.
Semua hal itu membuatnya jatuh berbaring di atas tanah. Zhao Yun benar-benar merasakan rasanya di antara hidup dan mati. Rasa sakitnya membuatnya putus asa dan berniat untuk pasrah.
"Jangan menyerah! Berjuanglah! Bukankah kau memiliki tujuan dalam hidup ini? Jadikan hal tersebut sebagai dasar dan alasan kenapa kau harus hidup," ujar suara itu kembali menggema di kepalanya.
(Ya, aku harus hidup! Karena aku harus membalaskan dendam dan aku masih harus membalas jasa mereka yang telah membantuku tetap hidup.)
"Jangan jadikan dendam sebagai tujuan hidupmu! Karena sesuatu yang diawali dengan buruk, hasilnya pun pasti buruk! Tanamkan yang baik pada dirimu, karena kutau kau orang yang baik," ujar suara itu kembali.
Zhao Yun termenung dengan perkataan sang suara tersebut. Dia sadar dirinya telah buta hati dan menutup mata karena pengkhianatan orang-orang terdekatnya.
"Aaarrrggghhh!" Teriakan Zhao Yun kembali menggema saat rasa sakit kembali menghantam tubuhnya. Kali ini sorot mata marah dan dendam yang terpancar di matanya berganti dengan sorot mata harapan dan keinginan kuat.
"Aku... aku harus... hidup! Aku... ingin... merubah... dunia... ini!!" Ujarnya terbata-bata. Kali ini Zhao Yun menahan semua rasa sakit yang dialaminya. Ia sekarang bertekad untuk menjadi lebih baik lagi.
Dendam hanya berujung sementara, sedangkan tujuan baik sampai akhir pun tidak akan pernah ada habisnya. Zhao Yun dalam keadaannya itu mendapatkan suatu pencerahan dalam hidupnya.
"Terima... kasih... tuan," gumamnya dalam kesakitan yang menderanya.
Sesosok manusia timbul dari cahaya. Sosok pemuda tampan dengan penampilan bersahaja yang keluar dari cahaya tersebut berjalan ke arahnya. Dalam keadaan yang hampir tak sadarkan diri itu, Zhao Yun membelalakan matanya.
Matanya berbinar melihat sosok pemuda tersebut. Senyum lebar langsung muncul dari wajah Zhao Yun ketika ia melihatnya. "Sang... Legenda!" Ujarnya pelan.
