Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9 Tidak Akan Melepaskan

"Pulang?" Kak wang bertanya.

Ia membuang rokok yang hanya tinggal setengahnya lagi ke dalam asbak yang ada di atas meja. Ia segera berdiri, menatap Aurel dengan tajam.

Kaki panjangnya perlahan melangkah menuju sofa yang berada di depannya, tempat yang kini diduduki oleh Aurel.

Aurel merasakan tatapan yang kurang bersahabat dari Kak Wang. Kak Wang terus menatapnya dengan tajam, dari ujung kaki hingga ujung kepala. Bahkan sorot mata itu, terlihat penuh minat menatapnya.

Dengan gugup, Aurel menggeser posisi duduknya untuk menghindari Kak Wang. Tapi, Kak Wang malah duduk di samping Aurel dan semakin mendekat.

"Apakah yang dikatakan Shira itu benar? Kau masih perawan? Dan kejadian kemarin malam, membuat kau takut untuk bekerja kembali?" Yang dibicarakan oleh Kak Wang ialah pada saat Stefan membawanya ke kamar hotel.

Kemarin, demi meminta ijin kepada Kak Wang, Shira menceritakan semua tentang Aurel kepada Kak Wang. Jika tidak, Shira khawatir Kak Wang tidak akan memberikan ijin kepada Aurel.

Mengetahui Aurel masih perawan, jelas Kak Wang sangat tertarik. Di jaman sekarang ini, wanita yang masih perawan itu sudah jarang. Jadi sekarang, Kak Wang tidak akan melepaskannya.

Daripada diambil oleh orang lain, lebih baik dirinya segera mengambilnya.

Kak Wang masih duduk di sofa, nyaris menempel dengan Aurel. Tatapannya semakin tajam, seperti hewan buas yang sedang memburu mangsanya.

"Sini, biar aku periksa. Apakah pria itu telah merampas keperawananmu atau tidak?" Kak Wang menekan Aurel di sofa. Dengan berani mulai memegang dada Aurel dan meremasnya.

"Aaaaa ... tidak! Kak Wang, jangan. Aku mohon!" Aurel panik dengan tindakannya yang tiba-tiba.

Aurel berusaha untuk mendorong tubuh Kak Wang, agar dia menjauh. Apalagi tangannya mulai nakal meraba tubuhnya. Ia semakin berusaha untuk menghindari Kak Wang.

Bagaimana bisa, Kak Wang memeriksa keperawanannya? Bukankah jika Kak Wang melakukannya sekarang, itu hanya akan memperjelas ketidak suciannya saja?

Aurel tidak sebodoh itu.

Aurel masih berusaha untuk melepaskan diri. Tapi tubuh tinggi dan besar Kak Wang tidak mudah untuk disingkirkan. Dia masih menekan Aurel dan kini mulai membuka pakaian Aurel secara paksa.

"Ahhh, tidak! Jangan Kak Wang, aku mohon!" Aurel kini merasa gugup dan takut. Ia takut dengan tindakan kasar dari Kak Wang.

Bahkan tindakan Kak Wang ini, lebih kasar dari Stefan kemarin. Membuat Aurel takut dan bergetar hebat.

"Aurel, kau jangan takut. Aku tidak akan menyakitumu. Aku hanya ingin memastikan saja, pria brengsek itu telah mengambil keperawananmu atau tidak?" Kak Wang tanpa rasa malu mengatakannya..

Ia mengatai Stefan sebagai pria brengsek karena mencoba untuk merampas kesucian Aurel. Tetapi dirinya? Bahkan lebih buruk dari Stefan!

Aurel masih mencoba untuk melawan. Ia menahan pakaiannya sendiri agar tidak lepas dari tubuhnya.

Aurel tahu apa yang ingin Kak Wang lakukan sekarang. Kak Wang ingin menodainya. Ia bisa merasakannya dari setiap gerakan Kak Wang. Bahkan Kak Wang mencoba menciumnya dengan paksa, menurunkan ciumannya ke bawah dan sampai ke dada Aurel yang kini pakaiannya sudah mulai terbuka.

Dengan berbagai macam paksaan dari Kak Wang dan perlawanan dari Aurel di sofa, membuat suasana di dalam ruangan ini menjadi sangat kacau.

Seketika Aurel menjerit histeris, sambil terus memberontak, tatkala pakaiannya nyaris menghilang dari tubuhnya karena tarikan dari Kak Wang.

"Aaaaaa, jangan! Tolong! Jangan!"

"Diam lah. Jika kau patuh, ini akan segera berakhir. Tapi, jika kau terus memberontak, ini akan memakan waktu lama dan mungkin akan sedikit menyakitumu." Kak Wang menyeringai penuh ancaman menatapnya.

Malam ini, ia tidak akan melepaskan Aurel. Bagaimana Aurel mencoba untuk melawan pun, ia tidak akan melepaskannya.

Kak Wang sudah sangat tidak sabar ingin segera mencicipi gadis cantik bertubuh indah yang berada di depan matanya.

"Tidak! Jangan Kak Wang! Aku mohon!" Aurel masih memohon, berharap Kak Wang mau mengurungkan niatnya.

Tapi saat ini, sepertinya tidak ada celah baginya untuk melarikan diri. Aurel hanya bisa berdoa dalam hati, berharap ada keajaiban datang dan mengeluarkan dirinya dari malapetaka malam ini.

Aurel tidak ingin, malam pertamanya dinikmati oleh pria seperti Kak Wang. Jika ingin melakukannya, ia ingin bersama dengan pria yang ia cintai. Ingin melakukannya karena suka sama suka. Bukan karena paksaan seperti sekarang ini.

Ketika Kak Wang sudah mengeluarkan senjata miliknya yang besar, ia segera menarik kedua kaki Aurel, membuka kakinya secara paksa. Merobek penutup yang berbentuk segi tiga itu dan melemparnya dengan asal.

Ruangan yang sedikit redup, membuat Kak Wang tidak bisa melihat dengan jelas milik Aurel. Apalagi Aurel terus menutupinya dengan kedua tangan sambil terus berteriak.

"Tolong! Jangan!" Ada isak tangis disela ucapannya.

Aurel tidak bisa untuk tidak menangis. Saat ini, dirinya sangat ketakutan hingga hampir pingsan.

"Patuh lah. Singirkan tanganmu!" Bagaimana Kak Wang bisa masuk, jika dia terus menutupinya dengan kedua tangan?

Aurel menggelengkan kepala, "Tidak!" Ia tidak akan membiarkan Kak Wang untuk menyentuhnya.

Ketika Kak Wang dengan kuat menyingkirkan tangan Aurel, tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka secara paksa.

Braaakkkk!

Pintu ditendang hingga terbuka.

Terdengar suara teriakan yang cukup menyeramkan, bagai keluar dari dalam neraka, "Hentikan! Jika kau berani menyentuhnya, aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu!"

Suara yang penuh emosi, terdengar cukup bergema di dalam ruangan itu.

Kak Wang terkejut. Ia segera bangkit dari sofa, membetulkan celananya dan memutar badan untuk melihat.

Ternyata, ada empat orang yang berdiri di depan pintu.

Brengsek! Siapa yang berani mengganggu kesenanganku?

Barusan itu, dirinya sudah hampir berhasil menikmati tubuh indah Aurel. Tapi malah datang penganggu ini.

Kak Wang mulai emosi. "Siapa kalian? Untuk apa menerobos masuk, hingga merusak pintu ruanganku?"

Ini adalah tempatnya, tidak ada yang boleh berbuat semena-mena di sini, merusak pintu. Apalagi sampai merusak kesenangannya.

Aurel mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Seketika ia merasa lega. Akhirnya, keajaiban memang benar-benar datang.

Tapi saat ini, dirinya tidak berani untuk melihat siapa yang datang. Dirinya sangat berantakan sekarang. Bahkan, pakaiannya sudah robek sana sini, sangat memalukan. Jika sampai dilihat oleh orang lain, itu hanya akan membuat dirinya tambah malu.

"Kami datang untuk memberimu pelajaran!" Tanpa aba-aba, Edward datang dan melayangkan satu pukulan tepat di wajah Kak Wang.

Buuukkkk!

"Aahhh." Kak Wang tidak ada persiapan. Ia langsung terjatuh di lantai.

Melihat Kak Wang terjatuh di lantai, Stefan segera memanfaatkan keadaan untuk menghampiri Aurel.

Ia melihat wanita yang menyedihkan dengan air mata yang membasahi wajah cantiknya, masih berbaring di sofa, sambil melipat kedua tangan di dada, dan kaki yang terus dirapatkan, seolah ingin menutupi bagian-bagian terpenting tubuhnya. Karena, pakaiannya sudah nyaris menghilang dari tubuhnya.

"Hey, siapa yang memberi kalian ijin untuk masuk?" Kak Wang bangkit berdiri.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel