3
"Mom, El datang!" Teriak Elvira setelah masuk ke dalam toko bunga milik ibunya.
"Gadis nakal, kenapa suka sekali berteriak!" Gerutu Belinda sambil melangkah mendekat ke arah putrinya.
Mendengar gerutuan dari mulut Belinda membuat Elvira terkekeh.
"Apa kita sudah bisa ke restoran dad, mom?" Tanya Elvira dengan sisa-sisa tawanya.
"Ya! Tunggulah sebentar mom akan mengambil tas terlebih dulu." Sahut Belinda.
"Baik!" Sahut Elvira, ia lalu berjalan mengelilingi sepenjuru ruangan untuk melihat-lihat berbagai macam bunga-bunga yang sangat indah di toko milik ibunya.
Beberapa saat kemudian Belinda menghampiri ananknya itu dan berkata, "Ayo, El."
"Lili, kami pergi dulu!" Ujar Elvira sambil melambaikan tangannya ke arah Lili yang merupakan salah satu pegawai ibunya yang tengah sibuk menulis di ujung ruangan.
"Ya, Miss! Sampai jumpa!" Sahut Lili sambil membalas lambaian tangannya ke arah Elvira.
"Darl, kau pulang lebih awal hari ini?" Tanya Belinda setelah masuk ke dalam mobil milik putrinya dan duduk dengan nyaman di kursi penumpang samping pengemudi.
Elvira menatap ibunya sekilas lalu kembali memfokuskan pandangannya pada jalanan Midtown West yang ada di hadapannya sambil berkata, "Ya, mom! Hari ini nona Aleyshia hanya memiliki satu pertemuan dengan klien di luar dan sisanya kami bekerja di perusahaan."
"Sepertinya kalian sudah lama tidak melakukan perjalanan bisnis, El?" Tanya Belinda dengan kening sedikit berkerut, ia heran karena hampir dua bulan terakhir ini anaknya itu tidak sekalipun pernah pergi untuk urusan pekerjaan ke luar dan jika di haruskan berpergian pasti masih di lingkup benua Amerika.
Mendengar pertanyaan dari ibunya Elvira kembali menatap ke arah Belinda sekilas kemudian terkekeh, tadi baru saja ia membahas hal ini dengan atasannya.
Kening Belinda semakin berkerut dalam saat mendengar putrinya terkekeh, ia memposisikan tubuhnya untuk duduk sedikit miring lalu menatap Elvira dan bertanya dengan nada kurang puas terhadap putrinya, "Apa yang lucu, El? Kenapa menertawakan mom?"
"Tidak ada, mom. Hanya saja El baru saja membahas hal yang sama dengan apa yang baru saja mom tanyakan dengan nona Aleyshia."
"Tuan Arnold sedang senang mengambil alih pekerjaan kami di luar untuk bisa berduaan dengan istri tercintanya mom." Lanjutnya sambil kembali terkekeh.
Tidak terasa mobil mereka berdua sudah berhenti tepat di depan restoran milik ayahnya yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari toko bunga milik ibunya. Elvira dan Belinda turun bersamaan setelah Elvira memarkirkan mobilnya dengan benar.
Belinda dan Elvira berjalan berurutan ketika akan memasuki restoran, tepat saat Belinda akan mendorong pintu restoran pintu tersebut lebih dulu di tarik dari dalam oleh seseorang dan orang itu adalah pelanggan restoran milik ayahnya.
"Mrs and Miss Johnson, selamat datang." Sapa pelayan yang berpapasan dengan mereka berdua dengan ramah saat Elvira juga Belinda masuk ke dalam restoran.
"Mr Johnson ada di ruang kerjanya." Lanjut pelayan tersebut tanpa di tanya.
"Ya, terimakasih!" Sahut Elvira ramah, sedangkan Belinda hanya mengangguk sambil tersenyum ke arah pelayan tersebut.
Belinda kembali melangkahkan kakinya dengan begitu anggun, menuju ruang kerja suaminya yang terletak di lantai dua yang di ikuti oleh Elvira di belakangnya. Keduanya juga selalu membalas sapaan dari pelayan restoran milik Larry dengan sangat ramah pada setiap pelayan yang berpapasan dengan mereka berdua.
Setelah sampai di depan pintu kayu berwarna coklat Belinda mengetuk pintu ruang kerja suaminya terlebih dulu sebelum masuk, tepat saat suara sang suami keluar dan mempersilahkan mereka masuk, Belinda serta Elvira baru masuk ke dalam ruang kerja Larry secara berurutan.
"Kalian sudah datang..." Ujar Larry saat melihat istri serta putrinya berdiri di hadapannya.
"Ya! Kami baru saja sampai dan langsung menuju ruang kerja mu, dad." Sahut Elvira dan menuju sofa yang berada di sudut ruang kerja ayahnya.
"Kau pulang lebih awal hari ini, darl?" Tanya Larry kemudian menatap ke arah putrinya yang saat ini sudah duduk dan bersandar di sofa yang ada di sudut ruang kerja miliknya, sedangkan Belinda istrinya saat ini tengah berdiri di belakang kursi kerjanya sambil memijat kedua bahunya.
"Ya, dad. El hari ini tidak terlalu banyak pekerjaan."
"Baguslah." Ujar Larry sambil tersenyum ke arah putrinya.
"Kita makan malam di sini atau di rumah?" Tanya Larry.
"Tentu di sini, dad! El sudah lama tidak makan di restoran mu." Sahut Elvira.
"Kalau begitu dad akan menghubungi bagian dapur untuk menyiapkan makanan kita."
"Biar El yang turun dan meminta tolong bagian dapur, kalian tetap bermersaan saja." Ujar Elvira sambil memutar bola matanya. Karena sejak tadi dirinya sudah melihat jika Larry terus mengecup punggung tangan ibunya yang sedang memijat bahu ayahnya.
Mendengar perkataan dari putrinya Belinda juga Larry tidak tahan untuk tidak tertawa.
Dan tanpa membuang waktu lebih lama lagi Elvira segera beranjak dari duduknya untuk menuju dapur dan membiarkan pasangan paruh baya itu berduaan. Belum sempat Elvira menutup pintu ruang kerja Larry ia lebih dulu mendengar perkatan dari ibunya, "Kalau begitu kau juga harus bermersaan dengan kekasih mu, El."
"Mom!" Dengus Elvira.
"Hahaha baiklah.. baiklah El." Sahut Belinda sambil terkikik dan setelah itu pintu ruang kerja Larry ditutup dengan sedikit keras serta menimbulkan suara setelahnya.
Sepanjang jalan menuju dapur yang berada di lantai satu Elvira terus saja menggerutu membuat setiap pelayan yang berpapasan dengannya selalu menahan tawa mereka.
Elvira memasuki dapur yang ukurannya sangat luas dan langsung melangkah menghampiri kepala pelayan yang saat ini tengah sibuk memasak sesuatu. Setiap pegawai di restoran ayahnya yang menyadari kedatangan Elvira di dapur menyapanya dengan sangat sopan dan tentu saja hal itu di balas dengan sangat ramah seperti biasanya oleh Elvira.
"Uncle!" Sapa Elvira tepat saat dirinya sudah berdiri di samping Joe.
"Hai, girl!" Sahut Joe dan menatap sekilas ke arah Elvira karena memang saat ini dirinya masih sibuk memasak pesanan untuk pelanggan.
"Kapan kau datang?" Lanjut Joe.
"Belum terlalu lama. Bagaimana kabar mu, uncle?" Tanya Elvira kembali.
"Seperti yang kau lihat saat ini, girl. Dan aku semakin baik setelah melihat mu datang ke dalam dapur ku." Sahut Joe sambil terkekeh.
Elvira tertawa setelah mendengar kata-kata yang di lontarkan oleh Joe, ia berkata dengan nada suara yang masih diselimuti oleh tawanya, "Kau bisa saja, uncle!"
"Apa yang membuat mu datang ke dapur?" Tanya Joe pada Elvira.
"Aku ingin kau membuatkan makan malam untuk kami. Bisakah, uncle?" Tanya Elvira sedikit malu-malu.
"Girl! Tentu saja bisa. Setelah menyelesaikan pesanan pelanggan. Aku akan membuatkan makan malam untuk kalian." Sahut Joe sambil teesenyum.
"Tunggulah di ruang kerja ayahmu." Lanjut Joe mengingatkan.
"Tidak mau, mereka berdua sedang asik bermersaan dan aku juga ingin melihat mu memasak. Bukankah aku sudah lama tidak mengganggu mu, uncle?" Ujar Elvira sambil menaik turunkan salah satu alisnya.
Joe kembali terkekeh mendengar perkatan Elvira. Bukan rahasia lagi untuk semua para pekerja. Karena dimana ada Larry dan Belinda keduanya memang selalu bermersaan.
"Haha! Ya kau benar. Girl, sudah berapa lama kau tidak datang ke dapur ku ini?" Ujar Joe bertanya.
Elvira melipat kedua tangannya di depan dada nampak seperti sedang berpikir.
"Sepertinya hampir dua bulan, uncle." Ujar Elvira sambil terkikik.
"Duduklah di sebelah sana dan bersiaplah karena pakaian mu akan segera bau asap." Ujar Joe sambil tertawa dan menunjuk ke arah pantry.
Elvira menganggukkan kepalanya dengan patuh lalu melangkahkan kakinya ke arah pantry yang tadi telah di tunjukkan oleh Joe padanya dan mendudukkan dirinya di sana sambil terus memperhatikan Joe yang saat ini tengah sibuk memasak.
