Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9

Keysa pov

Aku memilih sarapan dikamar hotel, rasanya aku tidak ingin keluar dan ketemu makhluk dingin itu.

Oh tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana aku harus bertemu dengannya? Pasti aku akan dipecat...

Haduh bagaimana ini.

Aku terus saja mondar mandir memikirkan apa yang harus aku lakukan sekarang hingga suara hpku mengagetkanku, aku segera menyambar hpku dan membuka pesan dari bos dingin itu.

Bos Galak

Cepat keluar kita akan pulang

Kalau tidak ingin aku tinggalkan

"Huh,,, dasar !!!" aku segera menggerek koperku keluar kamar dan diapun baru keluar.

Dia berjalan terlebih dulu tanpa menghiraukanku atau mengatakan sesuatu padaku. Aku hanya mengikuti langkahnya dari belakang,,

Sesampainya di parkiran, kami sama-sama masuk ke dalam mobil dan aku harus memasukan koperku dulu ke dalam bagasi tanpa bantuan darinya.

Didalam mobil kami berdua sama-sama terdiam, tak ada yang ingin mengeluarkan kata-kata sedikitpun.

Apa yang harus aku lakukan?

Apa aku harus meminta maaf ? Tapi kan dia yang salah main nyosor-nyosor saja.

Karena merasa bosan, kantukpun menghinggapiku dan aku terlelap dalam dunia mimpi. Berharap bos galak itu tak muncul di dalam mimpiku.

***

Didalam mimpi seperti ada yang menepuk-nepuk ringan kedua pipiku, membuatku mengerjapkan mata dan membukannya. Mataku langsung beradu dengan mata elang milik bosku, aku terlena oleh tatapannya yang tajam.

Hingga dia mengalihkan pandangannya dan menjauhkan kepalanya dari hadapanku membuatku kecewa.

"Kita sudah di Jakarta, dimana rumahmu?" tanyanya terdengar dingin.

"Rumah saya?"

oke sekarang aku mulai loading dan tulalit. Sampai akhirnya akupun memberi tahu alamat rumahku padanya.

Hingga tanpa terasa kami sudah sampai didepan rumahku.

"Aghh,, akhirnya bisa pulang juga" ucapku

"Kamu anaknya pa Mahesya?" tanyanya

"Heem,, kamu kenal papaku?" tanyaku

"Iya lah, dia juga seorang pengusaha. Sudah punya perusahaan sendiri kenapa masih bekerja diperusahaan orang lain" ucapnya membuatku tertegun.

Apa maksud ucapannya barusan? Apa dia ingin memecatku?

"Saya hanya ingin belajar mandiri, terima kasih bapak sudah mau mengantarkan saya. Saya masuk dulu" ucapku dan segera turun dengan membawa koperku dari bagasi mobilnya.

Dia langsung berlalu pergi setelah aku menutup bagasinya kembali.

"Sepertinya dia marah besar kepadaku." gumamku " ya sudahlah, sekarang saatnya aku beristirahat" ucapku dan melangkahkan kakiku memasuki rumah.

Papa sudah pulang belum yah, tapi jam segini biasanya sudah ada dirumah.

"Bi,, papa sudah pulang?" tanyaku pada seorang pelayan yang baru saja melewat

"Sudah non, beliau ada diruang kerjanya" jelasnya dan membawakan koperku

"Baiklah, terima kasih bi" aku berlari ke lantai 2 dan hendak memasuki ruang kerja papa tetapi terhenti saat mendengar tangisan seorang wanita.

"Pa,, saya mohon ijinkan saya bertemu dengannya sekali saja. Selama 20thn ini saya menuruti anda untuk tidak menemuinya, tapi untuk sekarang saya mohon pa. Ijinkan saya bertemu dengannya" ucap wanita itu di tengah isakannya membuatku bertanya-tanya.

Apa yang di maksud wanita itu...

"Saya janji pa hanya sekali saja, setelah itu saya akan pergi jauh. Saya hanya ingin memeluk putri saya" ucap wanita itu lagi terlihat memelas.

Putri?

Putri yang mana maksud wanita itu yah, dan kenapa papa tidak memberi ijin untuk mempertemukan wanita itu dengan putrinya.

"Dia sedang pergi keluar kota, nanti akan saya atur masalah itu" ucap papa terdengar dingin

"Baiklah, terima kasih banyak pa. Terima kasih, saya permisi" ucap wanita itu dan aku buru-buru bersembunyi dibalik tembok saat wanita itu keluar ruangan.

Wajahnya sangat teduh dan sayu.

Siapa putri yang wanita itu maksud? apa dia ada hubungan dengan papa?

Tapi selama ini papa tidak pernah terlihat dekat dengan wanita lain.

Siapa yah wanita itu....

Aku terus mengira-ngira, sampai-sampai tak sadar kalau papa sudah berada di hadapanku.

"Keysa" panggil papa menyadarkan lamunanku. Aku menatap papa, terpancar rasa bersalah dipelupuk matanya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Ada apa sebenarnya? Apa aku harus langsung menanyakannya kepada papa atau bagaimana?

"Kamu baru pulang, nak?" ucapnya menormalkan ekspresinnya kembali

"Iya pa" ucapku tersenyum dan mencium pipi papa.

"Kamu bau sekali, cepatlah mandi sana" ucap papa terkekeh

"Baiklah" akupun beranjak pergi.

Aku berendam air hangat yang dipenuhi sabun untuk membuat seluruh sendiku relaks.

Aku memejamkan mata, rasanya nyaman sekali, tetapi sekelebat wajah bos galakku itu melintas membuatku segera membuka mataku.

Ini tidak bisa di biarkan begitu saja, aku harus merestar otakku dan menghapus bos galak itu. Sebaiknya setelah ini aku pergi ke apartement Reno untuk bisa menghapus pikiranku tentang bos galak itu.

Tapi siapa wanita itu sebenarnya? Ada hubungan apa dia dengan papa? Aku ingin sekali menanyakannya pada papa. Tetapi aku takut itu malah menyulitkan papa.

***

Aku baru saja sampai di apartement milik Reno, aku sengaja tak memberi kabar pada Reno karena aku ingin memberinya kejutan. Apalagi Reno tidak tau kalau aku kembali ke Jakarta lebih cepat dari perkiraan.

Sesampainya di depan apartement miliknya, aku memasukkan passwordnya.

Ting

Pintupun terbuka, dan aku segera memasuki apartementnya. Aku mencari Reno kemana-mana, tetapi tak ada. Sampai aku mendengar suara desahan dan kata-kata kasar.

Jantungku berdetak kencang mendengar desahan dan racauan aneh itu. Perlahan aku melangkah mendekati pintu kamar yang sedikit terbuka. Aku membuka pintunya, dan

Deg

Di depanku, apa ini maksudnya?

"Keysa" panggil keduanya.

Reno bersama Sanas sedang melakukan hal yang tak bisa aku ungkapkan. Reno terlihat menuruni ranjang dengan memakai celana boxernya. Aku segera berlari, aku berlari sekuat tenaga meninggalkan apartement Reno.

Aku tak mengindahkan panggilan Reno, aku terus berlari dan berlari keluar dari apartement dengan tangisku.

Aku menyetop sebuah taksi dan menaikinya.

Bagaimana ini?

Aku tak mampu lagi membendung rasa sakitku, aku menangis sejadi-jadinya. Mengeluarkan segala kesakitan di dalam hatiku...

Reno....

Sanas...

Tega sekali kalian padaku,

Apa salahku pada kalian berdua sampai kalian melakukan ini padaku? Kenapa Ren??????

Kalian berdua mengkhianatiku,,,

Aku menangis sejadi-jadinya tanpa memperdulikan tatapan heran dari sopir taxi.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel