Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10

Aku baru saja tiba dikantor, sepertinya Felix belum datang.

Akupun duduk di atas kursiku dengan lesu. Hatiku masih sakit,

Semalaman aku menangis tanpa henti, aku tidak percaya tunanganku dan sahabatku melakukan ini padaku.

Kenapa? Kenapa mereka mengkhianatiku.

Dadaku terasa terhimpit sesuatu yang sangat berat. Aku menundukkan kepalaku dan menyandarkannya ke meja kerjaku.

"Pagi-pagi sudah kusut, bukannya bersemangat menyambut atasan" tegur seseorang

Siapa dia? Aku tidak ngomong apa-apa kan,, tapi suara itu sepertinya...

Astaga

Aku mengangkat kepalaku sedikit dan mengintip siapa yang barusan berbicara dan ternyata ceo galakku sudah berada di hadapanku. Akupun segera mengangkat kepalaku menghadapnya.

"Pagi pa" ucapku berusaha untuk tersenyum.

"Kenapa dengan wajahmu?" tanyanya membuatku spontan memegang kedua pipiku.

"Wajahku? memang wajahku kenapa, Pak?" tanyaku

"Bisakah kau menjawab pertanyaanku bukan dengan pertanyaan kembali" ucapnya membuatku mengerucutkan bibirku.

"Kau sakit?" tanyanya dan aku menggelengkan kepalaku lirih.

Setelah bertanya itu, diapun melenggang begitu saja memasuki ruangannya.

***

Clara datang saat jam makan siang dan mengajakku untuk makan bersama.

Dan disinilah kami sekarang, di cafe dekat kantor. Kamipun mulai memesan makanan.

"Key, loe baik-baik saja kan?" tanya Clara dan akupun mengangguk. "Wajahmu pucat, dan matamu terlihat sendu, apa ada masalah?" tanyanya lagi

"Aku baik-baik saja, mungkin ini karena kecapean saja" kilahku dan Clarapun mengangguk paham.

"emm, Oh iya Clar, kok loe bisa pacaran sama temannya pa Felix? Kenal dimana?" tanyaku jujur saja aku begitu penasaran dan sempet kaget melihat Clara ada diantara mereka.

"Gue temen kampusnya Felix, Remon sama Devan" ucapnya "mereka bertiga sebenarnya yang bersahabat" jelas Clara.

"Mereka bersahabat sejak lama, dan ketiganya begitu menyukai musik. Bahkan mereka membuat group band" ucap Clara.

"Band?" tanyaku kaget. Memang pria sedingin Felix bisa memainkan alat musik gitu? Ku pikir dia hanya pintar memainkan hati para wanita.

Astaga aku suudzon,,,

Korban pengkhianatan jadi begini deh...

"iya,, Felix begitu lihai dalam memainkan alat musik. Bahkan dia pegang gitar sama vokal, kalau Devan, dia itu pegang bass dan cwo gue dia pegang drum. Makannya kemana-mana mereka selalu bertiga seperti ban bajaj" kekehnya membuatku ikut terkekeh.

Tak lama pesanan kamipun datang, kami mulai menikmati makanan kami.

"Loe harus melihat penampilan mereka, pasti loe langsung klepek-klepek deh, Key" ucap Clara dengan antusias

Iya gitu? Sehebat apa sih dia saat bernyanyi? Penasaran aku jadinya, sebagus apa suaranya.

"Terus apalagi yang loe tau tentang mereka?" tanyaku mulai tertarik dengan pembahasan mereka.

"Mereka? Sepertinya bukan mereka deh, lebih tepat itu Felix,, iyakan" goda Clara, ketauan deh kalau aku memang penasaran dengan bos galakku itu.

Ingat,, hanya penasaran. Jangan mikir yang lain-lain.

"Oke akan gue kasih tau sedikit ke loe tentang bos loe itu. Sebenarnya gue kenal mereka sudah cukup lama karena gue pacaran sama Remon sudah dari kami masih kuliah, jadi gue sering mengikuti mereka kemanapun. Dan Felix, gue juga sebenarnya kurang tau dia itu orangnya seperti apa. Soalnya dia tertutup orangnya" jelas Clara dan aku hanya menyimak saja

"Tapi dia tidak seburuk yang kamu pikirkan, dibalik sikap dinginnya dia itu sebenarnya sangat baik lho Key" ucap Clara sambil menyuapkan makanannya

Ya, aku tau sebenarnya dia sangat baik hanya saja sifatnya kadang-kadang suka berubah drastis. Dia seperti bunglon, yang cepat sekali berubah.

"Loe lagi mikirin pak Felix yah, cie cie" goda Clara membuatku terkekeh.

"Apaan sih, ya nggaklah" jawabku

Bagaimana bisa aku memikirkan pria lain, saat aku baru saja di khianati.

"Kebanyakan cewek yang dekat sama Felix tuh, menginginkan hartanya. Apalagi Felix susah banget buat jatuh cinta, sepertinya dia memang tidak pernah jatuh cinta sih. Gue berharap sih akan ada wanita yang mampu buat dia jatuh cinta" ucap Clara

"Masa sih dia gak pernah jatuh cinta?" tanyaku ikut penasaran

"Kata Remon sih, dia tidak percaya sama cinta" ucapnya membuatku merenung.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel