Bab 6
Aku memasuki sebuah toko kerajinan diikuti olehnya yang masih cemberut. Aku melihat-lihat beberapa barang yang sangat bagus hasil dari kerajinan disini. Banyak sekali simbol dari kebudayaan disini dan Indonesia, dia juga terlihat antusias memilih barang-barang yang ada.
Hingga pandanganku tertuju pada sebuah kerajinan dari kayu berbentuk 2 manusia yang sedang berpegangan tangan. Aku mengambil patung itu yang terlihat sangat bagus. Akupun segera membelinya.
Hari sudah mulai sore, kamipun mengunjungi tempat makan disana. Kami segera memesan makanan dan dia memesan banyak sekali makanan.
"Apa tidak salah?" sahutku heran
"Aku sedang kelaparan" ucapnya
"Kau ingin memerasku" ucapku lagi
"Yak,,, pesan makanan segitu mana bisa menghabiskan uangmu yang triliunan itu" ucapnya
Aku hanya terdiam dan memainkan hpku, dia terlihat bosan dan melirik kekanan dan kekiri ternyata. Hingga pandangnya terhenti pada satu titik, aku ikut melihat apa yang sedang dia lihat, ternyata seorang anak kecil yang sedang menangis, terlihat ibunya sudah kewalahan menenangkan anak itu dan Keysa beranjak menghampirinya. Aku terus memperhatikannya.
"Adik yang tampan kenapa menangis?" ucapnya tapi anak itu tidak menjawab dan terus menangis.
Dia mengambil sesuatu dari tas kecilnya. " lihat kakak punya ini, kamu mau?" ucapnya menunjukkan permen lolipop.
"Mau" ucap anak itu
"Akan kakak berikan, tetapi berjanji dulu gak akan nangis lagi" ucapnya
"Janji kak" ucap anak itu
"Anak yang manis, ini kakak kasih bonus untuk kamu" Keysa menyerahkan dua buah permen lolipop pada anak itu.
Dan ibu anak itu juga ikut senang dan berterima kasih. Dia kembali ketempat duduknya. Dia sangat istimewa.
Diapun mulai melahap makanan yang baru saja datang. Aku terheran-heran melihat makannya yang sangat lahap, semua makannya disantap habis.
"Kamu ini perempuan, tapi makan kok kayak kuli bangunan" ucapku heran
"Enak saja nyamain cwe secantik aku dengan tukang bangunan,, bapak saja yang lambat makannya" jawabnya cuek dan melanjutkan makannya tanpa malu. Aku menggeleng-gelengkan kepala, merasa heran badan sekecil itu mampu menampung makanan sebanyak ini.
"Kenapa gak dihabisin pa?" tanyanya
"Sudah kenyang" ucapku datar
"Irit sekali" gerutunya. Aku jadi keyang sendiri melihatnya makan sebanyak itu.
"Ahh kenyang" ucapnya dan meminum minuman dihadapannya
"Ya lah gak kenyang gimana, orang makanan sebanyak ini habis semua" ucapku dengan sinis dan dia malah mengangkat kedua bahunya masa bodoh.
Kami melanjutkan perjalanan kami menuju hotel. Ditengah perjalanan ada seorang pedagang gelembung sabun. Dia membelinya dan meniupi air sabun itu dari alatnya hingga mengeluarkan banyak gelembung-gelembung ke udara.
"Wah indah sekali" ucapnya senang dan terus bermain gelembung itu tanpa terasa bibirku tertarik keatas menunjukkan sebuah senyuman yang jarang sekali aku perlihatkan kepada siapapun termasuk seorang wanita. Tapi dia mampu membuatku tersenyum dengan sendirinya.
Setelah lama kami kembali ke hotel untuk beristirahat.
***
Selesai sudah pertemuanku dengan beberapa client dan sekarang aku sedang menikmati udara sore hari ditaman hotel dan tak lama Keysa datang dengan berlari seperti biasanya dan langsung mengatur nafasnya yang ngos-ngosan dihadapanku.
"Ck, gemar sekali berlari" ucapku datar
"Maaf pa tadi saya lagi ketoilet dulu" ucapnya
"Heem,, duduklah" suruhku dan dia duduk disampingku
"Pa, besok kita free kan?" tanyanya padaku
"Jangan panggil aku bapak kalau diluar kantor panggil Felix saja" ucapku tak terima
"Kenapa pa?" malah bertanya lagi
"Aku belum bapak-bapak dan bukan bapak kamu jadi panggil Felix saja" ucapku santai
"Tapi kan bapak memang sudah tua" ucapnya membuatku emosi.
Apa dia bilang aku sudah tua, keterlaluan sekali !! aku memelototinya dan dia hanya nyengir kuda dan ada rasa takut dimatanya.
"Fe..lix yah Felix tidak terlalu buruk" ucapnya sebari memperlihatkan giginya yang rapi
"Hmmp" aku hanya mengeram dan kembali sibuk dengan gadgetku.
"Pa,, eh maksud saya Felix besok kita free kan" tanyanya
"Hmmp" ucapku malas menjawabnya
"Jadi besok aku bisa yah keliling kota ini" ucapnya. " ini pertama kalinya aku datang ke Yogya, dan aku ingin berkeliling di kota ini" ucapbya antusias
"Aku akan mengantarmu" ucapku singkat.
Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Tapi untung saja aku dan Keysa duduk ditempat yang teduh jadi tidak sampai kehujanan. Tapi tiba-tiba Keysa hendak beranjak dan segera aku tahan pergelangan tangannya.
"Mau kemana?" tanyaku
"Aku mau hujan-hujanan" ucapnya enteng benar-benar anak kecil
"Mau ngapain sih? Nanti sakit, aku masih butuh kamu disini. Pekerjaan kita masih banyak" terangku
"Aku tidak akan sakit, percayalah" ucapnya dan akupun melepaskan genggamanku.
Dia berlari ketengah dan tubuhnya langsung diguyur air hujan. Dia merentangkan kedua tangannya dengan wajah yang dihadapkan kelangit hingga air hujan menerpa wajahnya. Dia berputar-putar dan berteriak menari-nari dan seketika tertawa. Benar-benar gadis ceria. Sudah cukup lama, tetapi dia tetap tidak ke pinggir juga, aku mengambil jaketku untuk melindungi diri dan menghampirinya
"Ayo cepat kepinggir nanti kamu sakit" ucapku sedikit teriak
"Aku masih ingin disini Felix,, rasakan deh... Rasanya bebas dan tanpa ada beban,, semua beban hilang" jelasnya dan menarik jaketku hingga badanku terguyur air.
Dia menarik tanganku dan mengajakku berdansa, aku terus mengikutinya dan mengamati setiap inci wajahnya yang terlihat ceria dan tanpa beban. Aku hanya bisa tersenyum.
"Senyumanmu manis sekali" ucapnya tiba-tiba
"Masa?" tanya ku
"Serius, senyummu manis. Dan gantengnya langsung nambah jadi 100%" pujinya dengan polos
"Ck,, murahan sekali rayuanmu" ucapku terkekeh
"Enak saja, aku bukan perayu ulung. Aku berkata jujur"jawabnya tak terima
Kami tertawa dan bercanda bersama dibawah guyuran air hujan. Aku merasakan bebas dan bahagia tanpa ada beban apapun. Gadis ini menunjukkan sebuah kebahagiaan yang didapat secara sederhana.
***
