Bab 5
Keysa Pov
Sekarang aku sudah berada dimobilnya si ceo galak, dia sibuk menyetir dan aku mulai bosan karena tidak ada sepatah dua patah katapun keluar dari mulut seksinya itu. Aku terus mendengus karena kesal dan dia masih saja cuek. Terbuat dari apa sih ini orang sebenernya, bikin darahku naik saja. Mungkin lama-lama bekerja dengannya aku bisa langsung punya penyakit darah tinggi. Dia sangat membosankan...
Karena bosan, aku sesekali menyanyikan lagu kesukaanku. Toh suaraku bagus #pede abis,hhaa.
"Ck,, Suaramu mengerikan sekali" ucapnya terdengar dingin.
WHAT !!!! seenaknya dia bilang suaraku mengerikan yang ada sikapmu tuh yang mengerikan.
Karena saking bosennya aku mulai mengantuk dan akhirnya tertidur.
Felix Pov
Keliatannya dia bosan, lihat saja dia terus-menerus mendengus.
Lucu sekali !!
Aku senang sekali menggodanya sampai dia kesal. Lihat sekarang dia bernyanyi, suara sangat bagus dan merdu. Tapi aku tidak ingin terlihat menikmatinya.
"Ck,, suaramu mengerikan sekali" ucapku dengan datar dan mengulum senyumku agar tidak terlihat menggodanya.
Dia tidak menjawab dan hanya mengerucutkan bibirnya.
Hhaa kasian sekali....
Tapi kok hening sih sekarang, aku melihat kearahnya. Ah, ternyata dia sudah tertidur. Kasian juga, aku membiarkannya terlelap hingga tanpa terasa mobil kami sudah sampai didepan hotel untuk kami menginap. Aku melihat kearahnya yang masih terlelap.
Aku mendekatkan wajahku padanya dan merapikan rambut-rambut yang menghalangi wajahnya.
'Cantik' wajahnya jauh lebih cantik saat dia tertidur. Baru kali ini aku mengagumi kecantikan seorang wanita. Mata kecilnya dengan bulu mata yang lentik, hidung mancungnya dan bibir tipisnya yang merah merona selalu saja menggodaku saat dia berbicara.
Aku menyentuh bibir merahnya dengan ibu jariku, ingin sekali aku merasakan bibir ini. Aku mulai mendekatkan wajahku padanya hingga semakin dekat matanya terbuka dan terlihat sayu.
"Kok dimimpiku ada Ceo galak itu sih,, kenapa harus mimpiin dia" gumamnya dan terus menatapku tak lama dia kembali tertidur.
Apa tadi dia bilang ceo galak?
Seenaknya saja, dia membuat mood baikku hilang saja. Aku menjauhkan kepalaku dari hadapannya dan berteriak tepat ditelinganya.
"Woyyy bangun" teriakku rasain budeg budeg deh tuh telinga, seenaknya bilang aku ceo galak.
"Astaga" dia terbangun dan kaget. " aduh pa, bisa gak sih gak usah teriak-teriak sakit tau telinga saya" keluhnya memegang telingannya dengan mata yang sayu.
Kasihan sekali...
"Siapa suruh kebo,, ayo cepat turun. Saya cape mau istirahat" ucapku datar. Dia terlihat menggerutu, dan aku biarkan saja.
Aku berjalan memasuki hotel dan dia membuntutiku dari belakang. Setelah memberikan kunci kamarnya aku segera masuk ke kamarku untuk beristirahat, rasanya pegal sekali setelah menyetir sejauh ini.
***
Setelah sarapan kami langsung melakukan meeting dengan salah satu clientku. Dan hanya menghabiskan waktu 2 jam saja, meetingpun telah selesai.
"Sekarang kita mau kemana pa?" tanyanya
"Kita jalan-jalan saja, ayo" aku mengajaknya dan dia terlihat senang sekali seperti anak kecil yang baru saja di kasih permen.
Kami menuju sebuah pertokoan, banyak sekali yang berjualan barang-barang yang berjajar dipinggir jalan. Kami berjalan-jalan sambil menikmati suasana sekitar. Dia terlihat senang hingga kami duduk disebuah taman.
Banyak sekali anak kecil sedang bermain disini, Dia berlari kesebuah gerobak kecil dan membeli sesuatu, ternyata dia membeli manisan kapas dan membawakan satu buatku.
"Ini untuk bapak" sahutnya seraya menyodorkannya padaku
"Aku tidak mau" ucapku karena memang aku tidak pernah memakannya.
"Ya sudah" dia memakannya dengan semangat hingga beberapa menempel dibibirnya. Sepertinya enak
"Aku mau" ucapku
Dia melihatku heran "enak saja, beli saja sana" ucapnya dan meneruskan memakannya.
"Yak,,, bukannya tadi kamu bilang buat aku satu" ucapku tak terima
"Kan tadi bapak bilang gak mau, ya sudah,," ucapnya dengan cuek membuatku kesal dan langsung saja aku rebut manisan kapas itu dari tangannya dan segera beranjak. Dia mendekatiku dan mencoba menggapainya ditanganku yang aku angkat keudara
"Siniin ih" dia terus melompat hingga kehilangan keseimbangannya dan terjatuh menabrak badanku. Aku yang belum siappun ikut terjatuh.
Dan emmmphhh bibirnya tepat sekali mengenai bibirku. Dia terlihat melotot dan segera menjauhkan bibirnya dari bibirku.
"Manis" ucapku menyeringai, dia semakin melotot dan berdiri menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tak butuh waktu lama akupun ikut berdiri dan merapihkan pakaianku.
"Terima kasih sudah berbagi" bisikku tepat ditelinganya dan beranjak meninggalkannya. Baru beberapa langkah dia berteriak
"Aaaahhhhh tidakkk" teriaknya membuatku terkekeh dan terus berjalan
***
