Kekacauan
"Nona muda, kita harus segera meminta pertolongan," ucap Rey dengan wajah yang pucat dan mulai kehilangan kesadarannya, Laura hanya mampu mengangguk sambil memegangi tangan Rey. Berharap Rey untuk bisa bertahan dan tetap di sampingnya.
Beberapa saat kemudian sebuah taksi lewat, beruntung Rey sempat untuk melihat taksi itu sebelum dia benar-benar kehilangan kesadaran dan segera berusaha untuk menghentikannya. Sopir taksi itu membantu Rey untuk masuk ke dalam taksinya.
"Pak, tolong antar kami ke rumah sakit, ini uang taksinya," pinta Rey sambil merebahkan tubuhnya di pintu taksi.
Sepuluh menit kemudian, mereka sampai di rumah sakit. Rey segera mendapatkan perawatan medis karena dia sudah kehilangan kesadarannya.
Tiga jam kemudian, Rey sudah melewati masa kritisnya namun masih kehilangan kesadarannya. Lima jam berlalu pun masih sama Rey masih tetap tidak sadarkan diri, Laura yang selama ini terbiasa hidup dengan dilayani dan segalanya serba tersedia, kini hanya bisa terdiam tidak mengerti apa yang harus dia lakukan.
Dalam pikirannya hanya ada Zhang Yixing, hanya Zhang Yixing-lah satu-satunya orang yang dia yakini bisa membawanya keluar dari masalah ini. Dia ingin menangis di dalam pelukan Yixing, dalam ingatannya masih segar di mana dia melihat dengan jelas bagaimana ibunya tewas dan juga suara teriakan ayahnya yang menyayat hatinya itu.
Keesokan harinya. Perlahan kesadaran Rey mulai kembali, tangannya mulai bergerak perlahan dan beberapa saat kemudian matanya terbuka, hal pertama yang terjadi saat kesadarannya sudah penuh. Rey meneriakkan nama Laura.
"Nona Lauraaa!?" teriak Rey sambil perlahan melebarkan pandangannya dan menemukan gadis itu terlelap sambil memeluk foto ayah dan ibunya. Pemandangan ini membuat Rey kembali menitihkan air matanya yang menetes dengan derasnya. Dadanya terasa begitu sesak.
Perlahan Rey turun dari tempat tidurnya sambil menahan sedikit rasa sakit di perutnya. Laura mendengar langkah Rey dan segera terbangun dan melihat apa yang dilakukan oleh Rey.
Perlahan Rey berlutut dan menundukkan kepalanya di hadapan Laura dengan air mata yang tidak berhenti menetes. Laura hanya menatapnya dengan tatapan tidak mengerti.
"Nona muda, saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi seharusnya anda hidup dengan dipenuhi banyak keberuntungan dan hidup dengan bahagia karena ayah dan ibu Nona sangat baik hati, suka menolong dan orang yang rendah hati." Kenang Rey.
"Dengar, saya berjanji, akan menemukan mereka yang melakukan ini pada tuan dan nyonya dan akan melakukan balas dendam." Janji Rey pada nona mudanya itu.
Laura tidak menjawab ataupun mengeluarkan sepatah katapun, Rey memahaminya. Karena dia sebenarnya hanyalah gadis kecil yang harus menerima kenyataan kelam diusianya yang masih sangat muda.
Beberapa saat kemudian Rey segera mengganti pakaiannya dan pergi membawa Laura keluar dari rumah sakit setelah Rey meninggalkan sejumlah uang untuk biaya pengobatannya.
Mereka terpaksa sesegera mungkin untuk meninggalkan rumah sakit karena Rey yakin orang orang itu tidak akan melepaskan mereka dengan mudah dan akan terus memburu mereka sampai dapat. Karena bagaimanapun Rey tidak bisa membiarkan nonanya mati dengan sia-sia.
Setelah keluar dari rumah sakit, mereka segera naik taksi.
"Nona muda, apa anda baik baik saja?" tanya Rey.
Laura mengangguk tanda dia mengerti.
"Nona muda, kita akan segera pergi ke rumah tuan Zhang Yixing," ucap Rey.
"Seketika itu, mata Laura terlihat berbinar-binar.
"Kau yakin kita akan bertemu Zhang Yixing?" tanya Laura bersuara untuk pertama kalinya sejak kemarin.
Rey merasa lega setelah mendengar suara Laura, yang menandakan jika dia baik baik saja. Rey mengelus rambut Laura perlahan dengan lembut.
"Setidaknya masih ada keluarga Zhang yang masih bisa kita percaya untuk saat ini," ucap Rey menenangkan Laura.
Dua puluh menit kemudian, Rey dan Laura sampai di kediaman keluarga Zhang. Penjaga di rumah keluarga Zhang sudah sangat mengenal Rey dan Laura dari keluarga Laurin sebagai putri dan pengawal setia, langsung membawa mereka masuk dan bertemu dengan istri tuan Zhang yaitu nyonya Jian Tian.
"Laura?" Sambut nyonya Zhang, ibu Zhang Yixing.
"Nyonya besar, apa kabar anda hari ini?" sapa Rey.
"Kabarku cukup baik pagi ini Rey, aku bermimpi indah, oh ya... ada apa denganmu? Mengapa hari ini terlihat begitu pucat?" tanya nyonya Zhang.
"Hm, Nyonya... Jika saya boleh tahu di mana tuan muda Yixing berada?" tanya Rey.
"Dia berada di taman belakang, Laura temui kakak Yixing—mu, padahal dia berharap kau datang kemarin."Jelas Nyonya Zhang sambil menatap Laura yang terlihat lusuh, tidak seperti biasanya.
Laura tidak menjawab ucapan nyonya Zhang dan langsung berlari menuju taman belakang tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Nyonya Zhang keheranan melihat tingkah Laura, gadis manis dan mungil itu terlihat sedikit menyebalkan.
"Nyonya besar, di mana tuan Zhang ... Bisakah saya bertemu dengannya? Ada hal penting yang harus saya sampaikan." Terang Rey menjelaskan.
"Suamiku Zhang dia sedang pergi ke rumah Laurin, apa kalian tidak bertemu dengannya?" tanya nyonya besar Zhang.
Rey terdiam memegangi keningnya.
"Tunggu, apa ada sesuatu yang terjadi pada Laura? Mengapa sikapnya menjadi seperti itu?" tanya nyonya Zhang.
"Astaga apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Rey terdengar seperti orang yang sedang berputus asa.
"Suamiku Zhang pergi sekitar 30 menit yang lalu dia dijemput oleh beberapa orang dengan terburu-buru, dia mengatakan jika mereka adalah orang suruhan Laurin. Sekarang kau datang seperti telah terjadi sesuatu hal yang buruk, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya nyonya Zhang mulai khawatir.
Rey mulai menceritakan apa yang terjadi dirumah keluarga Laurin dan apa yang menimpa nona mudanya. Mendengar hal mengerikan seperti itu, nyonya Zhang bergindik ngeri, namun rasa penasaran mulai menyelimutinya.
"Jadi menurutmu, seseorang sudah merencanakan kekacauan ini?" tanya nyonya Zhang.
Rey mengangguk mengiyakan pertanyaan nona besar Zhang.
"Jadi siapa orang yang berada dibalik kejahatan ini?" tanya nyonya Zhang sambil mulai menelepon suaminya.
Zhang Fei : (Halo...) Sahutnya dari seberang telepon.
Jian Tian : (Halo suamiku, senang rasanya bisa mendengar suaramu, apa kau baik baik saja? Laura berada disini bersama dengan Rey, Rey mengatakan hal mengerikan yang terjadi pada Laurin dan Rose.) ucap Nyonya Zhang.
Zhang Fei : (Istriku, dengar ... Apa yang dikatakan oleh Rey adalah suatu kebenaran.) Sahut tuan Zhang Fei, terdengar sedikit berat.
Jian Tian : (Astaga ... Lalu? Siapa dalang di balik semua ini? Apa kau mengetahuinya?) Nyonya Zhang mencerca suaminya dengan pertanyaan.
Zhang Fei : (Siapa lagi menurutmu? Tentu saja Larry, adik Laurin dengan tega membantai habis mereka berdua, tapi aku senang karena Rey berhasil membawa Laura pergi dan kabur.) Zhang Fei senang.
Zhang Fei : (Istriku, tolong bawa pergi Zhang Yixing selagi ada waktu ... Larry kali ini benar-benar dibutakan oleh harta dan kedudukan, aku rasa aku juga tidak akan bisa kabur dari sini.) Terangnya bergindik ngeri.
