Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Rasa Takut

Siang tadi saat Yuki berada di sekolahnya.

"Yuki ... Apa kamu baik-baik saja? Tolong buka pintunya, aku benar-benar tidak sengaja melakukannya!" seru seorang gadis yang ditemani beberapa temannya di depan ruang perawatan itu.

"Ah, iya Hananami. Aku baik-baik saja, aku sedang mengganti pakaian ku jadi aku tidak bisa membuka pintu sekarang. Nanti kita bertemu kembali di kelas saja ya," sahut Yuki dari dalam ruang perawatan.

"Baiklah jika begitu Yuki, sampai jumpa di kelas."

Sesaat kemudian mereka pergi meninggalkan Yuki di ruang perawatan.

Setelah memastikan mereka benar-benar pergi, Yuki dengan perlahan membuka baju olahraganya dan melihat darah yang keluar dari lengannya sebelah kiri.

"Astaga ..." lirih Yuki sambil mulai mengoleskan obat perlahan pada lukanya.

"Hiks ... Hiks ... Hiks ... Ini sakit sekali," keluhnya sambil menahan rasa pedih.

"Uh ... Uhh ... Uhhh ..." Yuki perlahan meniup lukanya yang telah dia olesi obat dengan obat.

Setelah setengah mengering, Yuki segera membungkusnya dengan kain kasa agar darahnya tidak lagi keluar.

Beberapa saat kemudian Yuki kembali ke kelasnya.

"Yuki, aku sungguh-sungguh meminta maaf padamu. Aku tidak sengaja melakukannya, kau tahu kan maksudku?" ucap Hananami terlihat menyesal.

"Sudahlah, jangan memperbesarnya Hananami. Semua orang juga tahu jika kau tidak sengaja terjatuh tepat di hadapan ku saat aku berjalan tadi."

Hananami mengangguk.

***

Pukul empat sore, Yuki pulang dari sekolahnya dengan mobil jemputannya yang sudah menunggunya di depan sekolah.

Lima belas menit kemudian, Yuki sampai di rumah. Dia melihat sebuah mobil terparkir di halaman mansion mereka.

"Apa ada tamu pak?" tanya Yuki.

"Saya tidak tahu nona."

Sesaat kemudian Yuki turun dan melihat Hananami dan ayahnya berada di ruang tamu rumahnya.

"Hananami? A-ada apa kemari?" tanya Yuki.

Belum sempat Hananami menjawabnya, tiba-tiba ...

"Yuki, sayang ... Kamu sudah pulang sayang?" sapa seorang wanita yang tidak lain adalah ibu Yuki, Hyeko.

Yuki menelan ludahnya sulit.

"Sayang, Ibu dengar jika kamu terluka saat di sekolah?" tanya wanita itu terlihat sangat ramah dan memperhatikan Yuki.

"Nak Yuki, paman mohon maafkan putri paman ya. Paman yakin dia tidak sengaja melakukannya."

"Aku pikir ini sudah selesai saat kita berada di sekolah Hananami?" tanya Yuki.

"Tetap saja, tidak bisa seperti itu. Paman tidak akan tenang jika tidak melihat sendiri keadaanmu," jelasnya.

'Padahal seharusnya kau bisa melihatku saat di sekolah tadi, mengapa harus repot-repot kemari?' batin Yuki.

Yuki mengangguk dan duduk di samping ibunya.

"Ah, nyonya Hyeko aku memiliki sedikit hadiah untukmu."

Ayah Hananami memberikan bingkisan pada Ibu Yuki.

"Bisakah anda memaafkan kesalahpahaman ini?" ucapannya sambil tersenyum.

Hyeko terlihat melirik benda yang ada dalam bingkisan itu, dan terlihat anggur mahal dan sejumlah uang di dalamnya.

"Oh, tentu saja. Jangan khawatir, aku akan memberikan penjelasan pada Yuki," sahutnya.

Yuki hanya bisa terdiam melihatnya, sesaat kemudian mereka pergi.

"Apa kau terluka?" tanya Hyeko pada Yuki.

Yuki menggelengkan kepalanya.

"Dasar bodoh! Seharusnya jika kau tidak terluka, kau harusnya melukai dirimu sendiri," ucap Hyeko membuat Yuki meliriknya tidak mengerti.

"Lihat, kau baik-baik saja mereka memberikan sebanyak ini. Bayangkan, apa yang akan aku terima jika kau mati!"

***

Di sebuah Mansion mewah milik keluarga Yamasaki, keluarga yang merupakan salah satu orang terkaya di negara Jepang, keluarga yang tidak hanya mampu membuat orang-orang berdecak kagum namun juga iri dengan kekayaan, bisnis dan keharmonisan keluarga mereka.

Tapi siapa yang menyangka jika di balik kebahagiaan yang dilihat oleh orang-orang itu ternyata dalam keluarga itu ada seorang gadis kecil yang selalu merasakan kesedihan, kesakitan, kebencian dan siksaan yang selalu ia rasakan setiap harinya.

Ketika berada di luar rumah keluarga itu akan terlihat baik-baik saja, saling menyayangi dan mencintai si gadis kecil, namun ketika dia kembali ke dalam rumah yang dia rasakan hanyalah neraka. Saat itu juga dia akan merasakan kesakitan nya kembali, gadis yang tidak beruntung itu sudah tujuh tahun lamanya merasakan kebencian dari keluarga itu.

Keluarga mana yang di maksud?

Mungkin ini akan terlihat sedikit normal jika hal seperti ini terjadi pada anak pungut atau seorang anak adopsi seperti yang selama ini pernah kita dengar, namun sayangnya tidak. Ya! Yang melakukannya adalah kedua orang tua kandungnya sendiri, orang tua yang pernah mengharapkan kehadirannya. Melahirkannya dengan bertaruh nyawa, membesarkannya dengan baik,dan merawatnya. Namun, itu hanya terjadi selama tujuh tahun hidupnya. Setelah itu dia harus berjuang sendiri untuk merawat dirinya sendiri sampai kini gadis itu berusia 12 tahun.

Mimpi buruk ini bermula sejak lima tahun yang lalu, saat gadis kecil itu masih berusia tujuh tahun. Gadis itu memiliki seorang adik laki-laki bernama Ryuji Yamasaki yang berumur lima tahun, mereka berdua bermain bersama di halaman mansion yang luas.

Namun, suatu ketika si Adik merasa bosan dan ingin pergi keluar kemudian merengek pada sang kakak meminta padanya untuk pergi ke taman di mana teman-temannya berkumpul dan bermain di sana. Si gadis kecil yang sangat menyayangi adiknya itu nekat menuruti permintaan sang adik, sekalipun dia tahu jika kedua orangtuanya melarang mereka pergi keluar dari area tempat tinggal mereka. Akhirnya dia berhasil membawa sang adik secara diam-diam pergi bermain di taman yang berada tidak jauh dari Mansion tempat mereka tinggal, saat berada di taman sang adik merasa sangat senang saat dia bisa berlarian dan berlompat-lompatan bersama teman-temannya, si gadis kecil pun ikut bermain bersamanya dan bermain dengan banyak permainan hingga adiknya merasa puas.

Di tengah asiknya mereka membangun kastil pasir, tanpa gadis kecil itu sadari jika sang adik tengah berjalan menjauh darinya mencari sesuatu dan berjalan ke arah jalan besar. Tak lama kemudian, terdengar decitan suara rem mobil yang memekikkan telinga, suara yang berasal dari rem mobil itu di sertai suara teriakan orang-orang yang berada di taman bermain. Membuat semua orang di taman itu menoleh melihat ke arah sumber suara.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel