perceraian
3 hari berlalu begitu cepat, ini Bara sudah kembali ke rumahnya. Dan ibunya juga sudah pulang ke rumah karena setelah operasi itu keadaan semakin membaik sehingga dokter mengizinkan untuk segera pulang. Bara memang tidak pernah bisa membawa ibunya ikut dengannya atas permintaan sang istri.
Pukul 06.00 WIB Bara baru saja sampai di rumah. Dirinya dikejutkan oleh seorang wanita yang tengah berdiri di depan pintu sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Serta menatap ke arahnya sinis. Hal itu seketika membuatnya merasa sedikit takut.
"Alea,Kamu sudah kembali? Kok tidak memberitahuku?"
"Memangnya kenapa? Kamu tidak suka kalau aku kembali? Karena kamu tidak bisa berbuat sesuka hati di rumah ini?" Tanyanya dengan nada sinis.
"Aku-"
"Aku sudah mentransfer uang rp500 juta untuk biaya pengobatan ibumu. Tapi setelah itu ada tugas yang harus kamu selesaikan,"
"Tidak perlu Alea. Ibuku sudah sembuh dan sekarang dia sudah boleh dirawat di rumah. Kamu simpan saja uang itu untuk kebutuhan kita nanti," ucapnya.
Seketika wanita itu mengernyitkan dahinya. "Dari mana kamu dapat uang 500 juta? Bahkan uang seribu pun kamu aja tidak punya. Dengan cara tiba-tiba kamu bisa mendapatkan uang begitu banyaknya? Dalam satu malam? Semuanya seperti tidak mungkin!" Ucapnya dengan nada meremehkan sang suami.
"Aku meminjamnya dari saudaraku. Apapun akan aku lakukan demi ibuku. Aku sadar bahwa tidak selamanya Aku bisa mengandalkanmu, baguslah kalau seperti itu. Jadi aku tidak perlu susah payah untuk bekerja keras untuk menghidupimu dan keluargamu!" Ucap wanita itu kemudian pergi meninggalkan suaminya.
**
Sementara di kantor baru saja Alea datang setelah sekian lama berlibur di Bali bersama dengan keluarga kini mereka telah kembali ke kantor untuk melakukan kegiatannya lagi. Namun di sini sang Mamah marah kepada beberapa karyawan karena ada sebuah masalah terkait keuangan yang bocor, hal itu membuat sang Mama murka. Kebetulan di kantor ini seharusnya Bara yang menghandle semuanya. Tetapi karena beliau memiliki tanggung jawab terhadap ibu maka semua pekerjaan itu terpaksa harus terhenti karena fokusnya terhadap sang ibu.
"Bagaimana bisa uang sebanyak itu bocor begitu saja? Kalau tidak ada seseorang yang melakukan tindakan kecurangan itu. Sementara brankas kan penuh dengan pengamanan," ucap Arin mamah Alea.
"Maaf bu tapi kami sudah mengecek beberapa CCTV dan tidak ada kebocoran di sana. Tidak ada pelaku kejahatan juga selama kita di sini,"
"Ada apa sih mah kok ribut-ribut? Ini masih pagi loh. Kalau memang ada pencurian pasti terlihat dong di CCTV? Pasti ini ada penyelundup di dalam kantor yang melakukan tindakan kecurangan,"
Seketika pandangan mata itu tertuju kepada putrinya sinis dan tajam. Amarah sang Mamah kini membara kepada putrinya.
"Siapa lagi pelakunya kalau bukan suami kamu! Bekerja tidak becus, seharusnya kan ini sudah menjadi tugasnya untuk mengurus perusahaan dengan baik. Tetapi selama kita pergi di mana dia? Kok bisa sih dia nggak ada di perusahaan selama kejadian? Terus sekarang dia lagi di mana? Harusnya kan sekarang dia yang mengurus di sini bukannya mama!" Ucap sang Mama dengan nada marah.
"Beberapa hari yang lalu ibunya masuk rumah sakit dan dia menemani beliau untuk melakukan operasi Aku yakin dia pasti sedang sibuk mencari bantuan uang 500 juta untuk biaya pengobatan ibunya sementara aku kan tidak memberikannya uang,"
Seketika kedua mata Mamah memelotot sempurna. "500 juta? Atau jangan-jangan dia yang mengambil uang dari beralas untuk biaya pengobatan ibunya? Cepat kamu panggil dia suruh datang ke kantor sekarang juga!"
sampai tidak lama kemudian lelaki itu datang ke kantor dengan ekspresi wajah terkejut sekaligus ketakutan karena ditelepon tadi sang istri sudah menjelaskan semuanya dengan nada marah serta tuduhan terhadap dirinya.
"Kembalikan uang perusahaan yang telah hilang! Aku yakin kamu pasti pelakunya. Sampai kapan kamu akan terus menjadi benalu di dalam keluarga kami? Tidak puaskah selama ini kami membantu keluargamu? Bahkan tanpa kamu meminta uang pun kita juga memberikan dengan rela, tetapi tolong jangan sampai kamu mengambil uang perusahaan!"
"Maaf mah, tapi aku tidak mengambil uang perusahaan. Jujur aku tidak tahu apapun tentang kehilangan ini dan aku mengakui bahwa semua itu kesalahanku mah," ucap Bara dengan berani.
"Syukur kalau kamu mengakui kesalahan. Yah mungkin uang satu miliar merupakan uang yang sangat banyak bagimu, bagi seorang gembel yang tidak memiliki harta. Urus masalah ini berdua! Mama tidak mau tahu pokoknya hari ini juga masalah harus selesai dan masalah uang satu miliar itu juga harus selesai saat ini juga!" Ucapkan mama kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
Kini tersisa Alea dan Bara di ruangan. Melihat ekspresi wajah sang istri dingin datar dan tidak bersemangat membuatnya merasa sangat bersalah. Dirinya mencoba untuk menenangkan dan meyakinkan bahwa kejadian ini bukanlah dia pelakunya tetapi sang istri nampaknya sudah terlalu murka karena sang mamah yang terus menegurnya atas perbuatan suaminya.
"Alea-"
"Stop! Sampai kapan kamu seperti ini terus mas? Seharusnya kamu yang bekerja keras untuk menghidupi keluarga bukannya aku. Keluargaku sudah baik hati memberikan tumpangan kepadamu tidak pernah menegurmu jika tidak bekerja, tidak pernah menuntutmu apapun dan bahkan dengan rela kami memberikan kehidupan untuk orang tuamu. Tetapi kenapa kamu harus melakukan semua ini?"
"Alea, bukan aku pencurinya. Aku sangat bersyukur bisa berada di dalam keluargamu dan aku juga bersyukur atas semua bantuan darimu,"
"Kamu melakukan semua ini karena kecewa Aku tidak memberikanmu uang 500 juta untuk pengobatan ibumu kan? Sudah lama kamu lebih baik jujur daripada masalah ini semakin panjang!"
"Tapi aku tidak pernah mengambil perusahaan sepeser pun, kamu tahu sendiri kan aku meminjam uang itu kepada saudaraku? Jika memang aku pelakunya memangnya kamu punya bukti apa?"
"Sudahlah mas aku rasanya muak dengan hubungan rumah tangga ini. Ada masanya Aku capek untuk berjuang!"
"Aku mau kita cerai!"
Seketika Bara menatap serius ke arah istrinya seakan tidak percaya dengan ucapan itu.
"Kamu yakin? Kita menikah bukan baru 2 tahun atau 5 tahun, tetapi kita menikah sudah 10 tahun lamanya. Hanya karena masalah sepele kamu meminta kita akhiri hubungan ini? Coba kamu pikirkan secara baik-baik betapa hebatnya perjuangan kita untuk sampai di titik ini Alea!"
Wanita itu tersenyum sengit ke arahnya. "Berjuang? Memangnya kamu berjuang apa mas? Selama ini aku yang berjuang untuk keluarga. Dan kamu hanya menjadi babu di rumahku bukan? Itu yang kamu pikir perjuangan? Aku capek mas menghidupimu dan keluargamu!"
"Tolong berikan aku sedikit kesempatan untuk memperbaiki semuanya,"
"Aku tidak bisa bertahan dengan seorang lelaki yang tidak memiliki keinginan untuk berubah. Aku tidak mau berjuang sendirian di dalam keluarga, Aku cuma pengen kamu berjuang mas. Yang aku butuhkan bukanlah lelaki yang cuma diam saja di rumah dan hanya mengandalkan istrinya!"
"Aku mohon jangan akhiri hubungan ini Alea!"
"Angkat kaki sekarang juga mas!"
"Alea aku mohon..!!"
"Alea..!!"
"Pergi...!!"
Brakk..
Bersambung...
