Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Tidur Denganku

"Pak Leo!"

"Oh my God!"

"Berani sekali mahasiswi baru itu!"

Riuh, seisi kelas berteriak-teriak histeris saat melihat dosen mereka disundul mahasiswi pindahan.

Leo terhuyung-huyung ke belakang sesaat sambil mengeluarkan rintihan tertahan. Ia dapat merasakan rahangnya sedikit bergeser sekarang.

"Dasar mesum kau! Tidak pantas kau disebut seorang dosen!" pekik Angela, berdiri dengan terkepal erat. Rahangnya mengetat dan terpancar kemarahan yang tersirat dari bola matanya.

Angela tak mampu menahan diri. Orang tua dan keluarganya mendidiknya untuk bersikap sopan pada orang yang lebih tua. Namun, pria di depan membuat kesabarannya menipis. Meskipun kehidupan dan budaya di tempat tinggalnya terkesan bebas. Tetapi, Angela memiliki prinsip untuk menjaga kehormatan dan memberikan mahkotanya pada suaminya kelak.

Leo tak mengubris. Rasa sakit di wajahnya tak sebanding dengan rasa malunya karena seorang wanita telah membuat ia terluka. Sambil memegang dagu, ia menarik sudut bibir sedikit. Lalu menggerakan rahangnya ke kanan dan ke kiri, yang terasa nyilu dan perih.

"Hei, apa-apaan kau, kenapa kau memukul Pak Leo?!" Salah seorang wanita berambut hitam berdiri di hadapan Angela tiba-tiba sambil melipat tangan di dada.

Melotot keluar mata Angela, dengan senyum sinis terlihat.

"Apa kau ada masalah? Tanganku gatal, makanya aku memukul dosen mesum kesayanganmu itu. Apa kau mau aku pukul juga?" Tantang Angela sambil mengangkat tangan kanannya yang sudah terkepal sejak tadi.

Wanita itu mendadak ketakutan. Aura yang menguar dari tubuh Angela begitu mengintimidasi dan menakutkan.

"Laporkan saja dia agar diskors, lihatlah Pak Leo kesakitan!"

"Iya, pembuat onar dia! Tidak mungkin pula Pak Leo berbuat mesum!"

"Iya, pasti dia hanya ingin mencari perhatian saja!" seru mahasiswi yang duduk di belakang Angela.

Melihat respon Angela, beberapa mahasiswa mulai memberikan komentar masing-masing.

Angela mendengus. Malas meladeni dan memilih melayangkan tatapan dingin ke arah Leo yang muli melangkah, mendekatinya.

"Sudah, sudah, jangan, Bapak yang salah–"

"Tidak bisa begitu Pak, sudahlah Brian, cepat kau pergi ke ruang akademik, biar tahu rasa dia!"

Belum sempat Leo memberi pendapat. Wanita yang tadi menantang Angela langsung menyela. Brian, sang ketua kelas bergegas keluar tanpa mendengarkan pendapat Leo.

Di sinilah sekarang, Angela dan Leo, duduk berhadapan dengan salah seorang dosen wanita, tepatnya di ruangan akademik. Ruangan khusus untuk menginterogasi para mahasiswi atau pun mahasiswi apabila membuat masalah.

"Apa benar begitu Pak? Saya mendapat laporan dari Brian, kalau mahasiswi baru ini memukul Bapak?" Miss Hana melirik sinis Angela sekilas.

Angela menghela napas sesaat. Tak peduli, amat tak peduli dengan pertanyaan konyol Miss Hanna.

Leo melirik sekilas Angela lalu menatap Miss Hana. "Iya benar, Miss. Tapi semua itu salah paham, tadi aku hanya ingin mengajaknya bercanda—"

"Mengajak bercanda? Pandai sekali mulut Bapak berkilah, jelas-jelas tadi Bapak mengajakku untuk tidur bersama! Dasar dosen mesum!" Angela mulai kesal. Leo, dosen mesum ini ternyata bermuka dua.

Mata wanita berambut pendek itu pun melotot keluar. "Angela, tutup mulutmu!"

Miss Hanna seakan-akan tak terima rekan kerjanya dikatai mesum.

Angela mengeluarkan decihan remehan sesaat. Membuat Leo dan Miss Hanna mengerutkan dahi samar-samar. Ia melirik sekilas belahan dada Miss Hanna yang menyembul keluar. Entah sengaja atau tidak kancing kemeja wanita itu terbuka sejak tadi.

Setelahnya Angela menyeringai tipis. Dengan diam-diam memundurkan sedikit tubuh lalu menoleh ke kolong meja sebentar. Melihat tangan Miss Hanna mengelus-elus paha Leo.

"Astaga Miss, kau marah ya karena lelakimu ini mengajakku bercinta? Lihatlah dadamu memanggil-manggil sang burung untuk keluar, tenanglah, aku tidak semurah dirimu, yang dengan mudah membuka selangkangan hanya untuk pria mesum sepertinya," kata Angela berhasil membuat muka Miss Hanna memerah.

Miss Hanna beranjak dari kursi, dengan mata melotot keluar, tangannya hendak menjambak rambut Angela. Akan tetapi, Leo buru-buru berdiri dan berhasil menahan tangan Miss Hanna.

"Hentikan Miss Hanna, Angela masih labil, sudah, jangan terprovokasi dengan ucapannya!" Leo melirik Angela, memberi kode untuk diam. Tapi, sepertinya Angela tak peduli. Malah melayangkan tatapan penuh hina pada Miss Hanna sekarang.

"Sialan kau! Akan kurobek mulutmu itu!" jerit Miss Hanna dengan napas memburu.

"Robeklah, tapi sebelum kau merobek mulutku, aku akan melaporkan dosen mesum seperti kalian ke dekan kampus! Aku tadi sempat merekam sesuatu di bawah kolong meja!" Ancam Angela hingga membuat Miss Hanna nampak panik. Padahal sebenarnya Angela tak sempat merekam karena ternyata ponselnya tertinggal di toilet tadi. Berbeda dengan Leo, sikapnya biasa saja.

"Kau!" Miss Hanna menyentak kasar tangan Leo.

"Sudah Miss Hanna, hentikanlah, tidak apa-apa, bebaskanlah Angela." Riak muka Leo sekarang sedikit aneh sekarang. Tatapan mesumnya kali ini tak terlihat. Kali ini berganti dengan tatapan datar namun entah mengapa sedikit mengintimidasi.

Miss Hanna bungkam. Tanpa mengalihkan pandangan mata dari Angela, ia menjatuhkan kembali bokong ke kursi sambil mengatur napasnya.

Angela melengoskan muka lalu melipat tangan di dada.

"Ayo, Angela kita keluar." Tanpa mendengarkan pendapat sang lawan bicara, Leo menarik tangan Angela, meninggalkan Miss Hanna berteriak-teriak histeris, memanggil nama Leo.

Sesampainya di luar, tepatnya di lorong kampus yang terlihat lenggang dan sepi. Dengan langkah terseok-seok, Angela mengikuti langkah lebar kaki Leo.

"Lepaskan aku! Tanganmu bau!" Angela menghempas kasar tangan Leo dengan kuat.

Leo menyeringai tipis lalu bersedekap di dada. "Bau? Tapi aku berhasil menyelamatkanmu dari amukan singa. Kau hampir saja diskors karena ulahmu itu."

"Oh ya? Aku tidak peduli, lagipula semua itu karena ulah dosen mesum sepertimu!" Angela mendengus lantas melipat juga tangannya. Seolah-olah menantang Leo.

Lagi dan lagi sebuah seringai terlihat jelas di wajah Leo, tapi kali ini begitu tajam. Sampai-sampai membuat Angela bergidik ngeri sedikit.

"Baru kali ini ada seorang wanita mengatakan aku dosen mesum, kau sangat menarik, berbeda dengan wanita yang pernah aku temui," kata Leo lalu maju selangkah hingga aroma parfumnya menyeruak ke hidung Angela.

"Blah, blah, blah, aku sudah tahu isi pikiran otak mesum itu!"

"Benarkah? Jadi kau tahu isi pikiranku sekarang?"

Sedikit pun Leo tak tersinggung, malah merasa tertantang dengan perkataan Angela.

Angela membuang napas berat, mulai lelah dengan perdebatan tak berbobot ini. "Tidak usah memancingku! Minggir aku mau ke kelas!"

Leo menghadang Angela seketika hingga membuat jarak keduanya hanya sejengkal saja. "Ayo tebaklah, apa isi pikiranku?" tanyanya sambil menatap dalam mata Angela.

Aroma tubuh Leo mendadak membuat Angela hampir saja terbawa arus. Angela tak dapat menampik, pria di hadapannya ini memiliki kharisma dan daya pikat yang tak dapat dibantah. Sekarang, ia dapat merasakan jantungnya berdegup kencang, entah karena apa. Akan tetapi, mengingat betapa mesumnya lelaki tersebut. Kekaguman Angela memudar seketika.

"Kau sangat cantik, apa kau mau tidur denganku? Itu isi pikiranku." Leo membuka suara tatkala Angela hanya diam saja.

Angela mendelikkan mata, tak sedikit pun berniat menjawab.

"Kalau kau mau tidur denganku, aku akan berubah dan tidak akan tidur dengan wanita lain," kata Leo, kali ini wajahnya terlihat serius.

Angela diam seribu bahasa. Sesekali ia membuang napas kasar. Sudah tahu akal bulus pria mesum seperti Leo.

"Jadi, apa kau mau tidur denganku?" tanya Leo lagi, dengan tatapan memelas, seperti anak kecil yang meminta mainan pada sang ibu.

Angela tersenyum tipis tapi senyumannya sekarang begitu mengerikan. "Mau, tapi di dalam mimpi, bastard, haha!"

"Argh!!!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel