Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bersembunyi

"Angela?"

Tanpa berniat sekali pun menyahut. Secara perlahan Angela bangkit berdiri sambil menatap sosok di depan, tak lain dan tak bukan adalah Leo, si dosen mesum.

'Mengapa dosen mesum ini ada di sini sih? Kenapa dia bisa tahu ini aku?'

Angela mencoba bersikap tenang meski sebenarnya ia tidak tenang. Pikiran Angela melanglang buana sekarang dan bertanya-tanya ada keperluan apa Leo di malam buta seperti ini.

"Angela, keluar, kenapa kau ada di sini?!" Pertanyaan yang sama pun dilayangkan Leo. Pria berhidung mancung itu menyipitkan mata dengan tajam kepada Angela.

"Tidak mau, kenapa Bapak ada di sini juga?" Angela pun balik bertanya sambil berkacak pinggang.

Leo terlihat enggan menanggapi. Hanya hembusan napas kasar yang keluar dari hidungnya. Dengan cepat ia mengangkat kaki hendak melompati garis police line di depan pintu. Tak butuh waktu lama ia telah berdiri di hadapan Angela, sedang menatap nyalang ke arahnya sedari tadi.

"Angela, di sini berbahaya, ayo keluar, Bapak ke kampus karena mengambil buku Bapak yang ketinggalan tadi," jawab Leo, jujur.

Dua puluh menit sebelumnya, Leo ingin mencatat apa saja pembelajaran yang akan dilakukannya besok pagi. Namun, naas buku ternyata tertinggal di kantor.

"Pembohong! Pasti ada sesuatu!"

Tentu saja Angela tak percaya. Kini pikirannya mulai berpusat pada Leo. Apakah lelaki di hadapannya sekarang adalah pelakunya? Angela mencoba menarik benang permasalahan. Sebab CCTV di kampus disabotase oleh seseorang dan tak dapat dipungkiri pelaku mengetahui seluk-beluk kampus di jurusan ilmu ekonomi.

Leo terbelalak sesaat. "Astaga, apa kau sekarang menuduhku? Seharusnya aku menaruh curiga padamu karena kau malam-malam begini datang ke tempat kejadian?"

Angela tak sempat menggerakkan bibir karena mendengar suara orang di luar sana tiba-tiba.

"Hei, ada orang di sana?"

Mata Angela dan Leo serempak membola. Keduanya dapat melihat samar-samar lampu senter dari luar. Dapat dipastikan itulah adalah penjaga kampus. Jika mereka tertangkap maka habislah mereka.

Menurut peraturan kampus, tidak boleh ada mahasiswa atau pun dosen yang berkeliaran. Apabila melanggar, yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi. Meskipun Angela memiliki orang dalam, tetapi dia tak mau menggunakan nama keluarganya. Karena saat ini dia dalam misi untuk mendapatkan gelar Queen of Mafia.

"Aduh, gawat." Angela buru-buru keluar, sebelum ketahuan. Leo pun mengikutinya dari belakang.

Sesampainya di luar, Angela toleh kiri, toleh kanan sejenak lalu berlari cepat ke lorong lain. Saat melihat ruang perpustakaan lama yang tidak terpakai lagi, terbuka lebar. Tanpa pikir panjang ia pun masuk dan bersembunyi di dalam lemari.

"Pak, apa yang Bapak lakukan?" Geram Angela, matanya kontan melotot tajam, melihat Leo masuk ke dalam bersamanya tiba-tiba.

"Shftt, diamlah, berbagilah tempat." Dengan tergesa-gesa Leo menutup lemari dari dalam tatkala mendengar suara derap langkah kaki semakin mendekat.

"Hei, apa ada orang?" pekik seseorang dari luar sambil mengarahkan senter ke setiap sudut ruangan.

"Shft." Leo menggeser tubuh dan membekap mulut Angela agar tak mengeluarkan suara. Padahal jelas-jelas Angela hanya diam saja sedari tadi.

Angela memukul kuat dada Leo kala jarak di antara keduanya sangatlah dekat. Otomatis tangan Leo menjauh.

"Bapak tanganmu bau," kata Angela dengan suara pelan, masih menahan geram.

"Maaf, tadi aku sempat mengocok di ruanganku. Jadi lupa dicuci, ini semua gara-gara kau, perkakasku cenat-cenut dari tadi sore."

Membola mata Angela. Pantas saja ada sensasi asin-asin kecut tadi. "Ish."

Leo malah menyungging senyum kaku.

"Aku tidak akan mengigit, keluarlah, anak-anak nakal!" Penjaga bertubuh gempal itu kembali mengeluarkan suara sambil tertawa keras seakan-akan akan menenangkan lotre. Sebab jika ia menangkap penyusup yang masuk. Maka ia mendapatkan uang dari pihak kampus.

Angela reflek merengkuh tubuh Leo tatkala lampu senter menerpa lemari yang menjadi tempat persembunyian mereka saat ini. Leo pun sama mendekap erat pula tubuh Angela tanpa sadar. Dengan mata terpejam, keduanya sama-sama berkeringat dingin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel