Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

9. Kata Manusia Lain

“Lihat tuh kok cowonya mau sih sama perempuan kayak dia,” kata perempuan yang ada di koridor

“Iya kayak gak ada cewe lain aja.”

“Cewenya kecentilan banget,” kata murid perempuan yang berada di sebelahnya

“Emang gak beres tuh cewe.”

“Itu mobil yang kemarin nganterin dia juga kan?”

“Iya, kelakuannya minus banget.”

Bisik-bisik dari para manusia yang bersekolah di SMA Galaksi terdengar disepanjang koridor, baik itu laki-laki maupun perempuan. Bulan yang melewati sepanjang koridor sekolah hanya bisa tertunduk lesu tidak berani menatap para manusia yang dengan sengaja membicarakan dirinya.

“BULAN!” panggil seseorang dari arah belakang

“Mars?” ucap Bulan terkejut

“Hai,” sapa laki-laki itu

“Hai.”

“Kita ketemu lagi, gak nyangka bakalan satu sekolah.”

“Iya.”

“Lu gak mau nanya kenapa gua ada di sini.”

“Buat apa?”

“Ya basa-basi gitu Lan.”

“Enggak.”

“Hmm mau antar gua ke ruangan kepala sekolah gak? Gua gak tahu di mana,” ujar Mars memelas

“Lu bisa lihat mading atau minta antar sama yang lain,” tolak Bulan halus

“Heem tapi kan di sini gua kenalnya cuma sama lu.”

“Ya lu bisa kenalan dulu sama mereka.”

“Ayo ahh antar gua,” paksa Mars

“Dih minta antar tapi maksa sih.”

“Ayo dong Lan,” pinta Mars

“Iya-iya ayo deh.”

Dengan terpaksa Bulan mengantarkan Mars yang menampakkan wajah bahagia, senyumannya terukir dengan sangat manis terlihat lebih tampan berkali-kali lipat.

“Sudah sampai lu tinggal masuk aja.”

“Lu gak nungguin gua?”

“Buat apa?” tanya Bulan yang bingung

“Ya temani gua apalagi.”

“Gua mau masuk kelas.”

“Lu di kelas apa Lan?”

“Kepo kayak dora,” pekik Bulan

“Dih gua belum selesai ngomong,” teriak Mars

“Kamu Mars?” tanya seorang guru yang baru keluar dari ruangan itu

“Iya Bu.”

“Ayo ikuti saya.”

“Baik Bu.”

Mars mengekor di belakang seorang guru yang bername tag KEPALA SEKOLAH, ia memasuki salah satu kelas yang begitu ramai tanpa ada guru pengajar di depannya.

“Selamat pagi anak-anak, hari ini kalian kedatangan murid baru hmm Mars silakan perkenalkan diri kamu.”

“Perkenalkan nama saya Mars Aerglo pindahan dari SMK Luar Angkasa.”

“Id line nya apa?”

“Nama instagramnya minta dong.”

“Sudah punya pacar belum?”

Pertanyaan-pertanyaan nyeleneh terdengar membuat Mars menatap teman sekelasnya jengah.

“Sudah cukup Mars kamu bisa duduk di sebelah Venus, angkat tangan mu!”

***

“Bul,” panggil Velvet

“Apaan,” balas Bulan galak

“Tumben baru sampai.”

“Macet,” balas Bulan singkat

“Selain itu?”

“Apaan?”

“Gak jelas bocahnya,” delik Velvet

“Dih lu kali yang gak jelas

“Apaan sih.”

“Lu mau nanya apa?”

“Hehe ketahuan yaa.”

“Hah?”

“Tadi lu berangkat sama Bang Awan lagi?”

“Iya.”

“Abang lu habis kesambet di mana sih Bul?” tanya Velvet ambigu

“Hah?”

“Ngang ngong terus lu mah Bul malas gua.”

“Lah ya terserah.”

“Kok jadi lu yang ngambek sih.”

“Suka-suka gua lah.”

“Bul jangan gitu lah.”

Terdengar suara bel yang memekakkan telinga memenuhi koridor sekolah menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai, terlihat guru dengan wajah garang memasuki kelas dan melaksanakan kegiatan ngajar mengajar seperti biasanya.

Jam menunjukkan waktu istirahat tapi Velvet dan Bulan masih betah di dalam kelas yang sudah sepi karena hanya ada mereka berdua, Bulan yang sedari tadi diajak untuk pergi ke kantin menolak dengan alasan-alasan yang sangat membosankan.

“Kantin kuy,” ajak Velvet

“Enggak, lu aja sana.”

“Yahh Bul ayo dong.”

“Ajak Venus aja.”

“Ih gak asik nih.”

“Aih iya-iya.”

“Asik the best banget sih lu Bul.”

Bulan yang mendengar pujian Velvet hanya mendelik malas dan melangkahkan kaki menjauh dari kelas yang sudah sangat sepi. Matanya mengedarkan penjuru kantin mencari tempat yang kosong tapi semua sudah terisi penuh oleh siswa-siswi SMK Galaksi.

Tanpa sengaja matanya melihat seorang laki-laki yang sangat familiar walaupun hanya terlihat dari belakang saja tapi tiba-tiba tangannya ditarik membuat dia hampir saja terjungkal.

“Pelan-pelan kenapa Vel,” kesal Bulan

“Heheh maaf.”

“Kita lagi gak nyebrang Vel jadi gak perlu gandengan gini,” ucap Bulan yang berusaha melepaskan lengannya

“Hehe itu siapa Bul? Kok gua baru lihat ya.”

“Anak baru kali,” jawab Bulan seadanya

“Maybe hmm kita ke sana yuk.”

“Hai Lan, ketemu lagi kita.”

“Empat el,” jengah Bulan

“Apaan tuh?”

“Lu lagi lu lagi.”

“Lu kenal Bul sama cowo ganteng ini,” tunjuk Velvet polos

“Sayang…”

“Heheh peace sayang.”

“Kenalin ini Mars Aerglo, anak baru di kelas aku.”

“Ohh Mars ganteng banget sih,” puji Velvet

“Genit banget lu Vel.”

“Heheh mimpi apa gua semalam ketemu cogan kayak Mars.”

“Terusin sayang terusin.”

“Heheh mangap Yang gak lagi deh.”

“Hmm.”

“Kayak cewe lu Ven ngambek,” ejek Mars

“Emang,” timpal Velvet

“Hahah nanti lu pulang sama siapa Bul?” tanya Mars

“Sendiri.”

“Bareng sama gua yuk.”

“Enggak usah gua bisa pulang sendiri.”

“Dih ayo lah.”

Perdebatan-perdebatan kecil mewarnai meja yang di tempati mereka berempat, tawa canda pun tercipta membuat semua pandangan-pandangan dari sekitar mengarah ke meja mereka. Bisik-bisik terdengar ada yang merasa iri, mengejek, juga umpatan-umpatan lainnya.

“Mau juga satu meja sama Mars.”

“Kok bisa sih dia yang satu meja.”

“Ah padahalkan gue lebih cantik dibandingkan mereka.”

“Yahh kayaknya dia suka sama Bulan.”

“Gak punya kesempatan dong.”

“Beruntung banget jadi Bulan.”

“Bisa tukaran gak sih?”

Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan lainnya yang membuat telinga panas dan ingin segera pergi dari tempat ini tapi tertahan karena suatu suara yang membuat Bulan untuk tetap diam di tempat.

“Gak usah didengerin mereka,” bisik Mars

“Tapi…”

“Diam di tempat biar gua yang urus.”

“Mars…”

“Untuk mulut kalian yang dari tadi tidak bisa diam, DIAM!” ujar Mars tegas

“Lu apa-apaan sih Mars.”

“Lihat mereka diam kan sekarang lu gak perlu gelisah.”

“Makasih lagi-lagi lu nolongin gua.”

“Sama-sama Lan,” ucapnya menampakkan senyum

Mengapa manusia yang hidup di bumi ini seperti membenci diriku? Ada apa? Seingatku aku tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan semua orang, aku berusaha melakukan hal-hal baik, menolong semua orang walaupun kenyataannya tidak akan ada yang menolong diriku sendiri, kenapa? Apa salahku?”

Tapi untuk hari ini aku bersyukur bertemu dengan seorang laki-laki yang seakan-akan menjagaku dengan sangat dari orang-orang yang selalu menatap dengan benci, iri juga dengki.

Terima kasih juga karena telah mengembalikan seorang laki-laki yang sangat aku harapkan akhirnya bisa melihatku dengan pancaran sendu dan sayang, terima kasih karena ternyata ia masih mau mempedulikan diri ini yang entah sampai kapan akan bertahan.

Terima kasih telah diberi kesempatan untuk merasakan kasih sayang dari seseorang yang sangat diharapkan walau pada akhirnya nanti ia akan pergi kembali setidaknya aku bisa merasakannya kembali.

Aku sayang mereka semua, orang-orang yang dengan mudahnya memberikan kasih sayang dan perhatian lebihnya pada diriku.

Bang Awan terima kasih untuk pedulimu yang selama ini kutunggu…

Untuk Mars maaf jika terkadang perilakuku menyebalkan, karena aku terlalu takut menerima orang baru setelah cinta pertamaku menyakitiku.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel