13. Rekor
06.00 WIB
Masih terlalu pagi untuk tiba di sekolah bahkan gerbang sekolah pun belum terbuka lebar seperti biasanya, Pak Satpam yang memiliki wajah garang itu pun masih asik dengan sarapannya. Tapi tanpa disangka dibalik wajah garangnya sang satpam ia termasuk orang yang sangat ramah pada orang lain.
“Masih pagi ini Neng di dalam juga masih sepi tunggu sini aja dulu,” tawar Pak Satpam
“Iya Pak makasih.”
“Iya sudah duduk sini dulu Neng nunggu yang lain pada datang, Bapak mau ke dalam cek kelas.”
“Iya Pak silakan.”
“Gara-gara Bang Awan nih aku jadi kepagian datang ke sekolahnya,” kata Bulan kesal
Perempuan itu memilih menunggu di kursi panjang yang ada di dekat pos satpam dengan handphone yang digenggam memperlihatkan isi chat nya dengan Velvet juga musik yang ia setel agar tidak terlalu sepi.
Beberapa menit menunggu akhirnya murid yang lain pun datang Bulan pun memilih untuk masuk ke dalam kelas walaupun sebenarnya sedikit merasa takut.
“Horor banget sih nih sekolah, Velvet mana sih lama banget datangnya.”
~DORRR~
“Innalilahi,” pekik Bulan kaget
“Siapa yang meninggoy Bul?” tanya Velvet dengan tawa yang di tahan
“Kalau mau ketawa aja Vel,” sinis Bulan
“Bhahahah lu kalau kaget kayak gitu ya Bul?” tawa Velvet menggelegar
“Jantung gua mau copot ini Vel.”
“Hahaha kalau copot tinggal pasang lagi Bul.”
“Rese banget sih kalau tahu bakalan gini gua gak akan suruh lu datang cepat.”
“Lah gua mah tahu kalau lu kangen sama gua,” ucap Velvet dengan pedenya
“Lah pede banget lu Mbak.”
“Mpok aja sekalian disebut Bul.”
“Komen aja lu kayak netizen Indonesia.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Lah.”
“Berisik!”
“Lu yang berisik.”
“Lu!”
“Lu!”
“Etdah kalian kenapa sih jangan berteman mending bertengkar,” kata Pluto yang baru datang
“Gak usah ikut campur Pluto,” ujar mereka berdua kompak
“Lagi paduan suara lo berdua.”
“DIAM!”
Mereka berdua saling menatap lalu tertawa bersama terdengar bel masuk berbunyi membuat semua murid yang ada di kelas memilih duduk di kursi masing-masing.
“Bul nanti pulang bareng gua yuk!” bisik Velvet
“Bahasnya nanti aja Vel.”
“Tinggal lu jawab iya atau enggak Bul.”
“Merkurius Velvet sedang apa kamu?!” tanya guru yang mengajar
“Ehm enggak ada Bu.”
“Kalau kamu tidak ingin mengikuti pelajaran saya silakan keluar.”
“Serius nih Bu? Iya sudah Bu saya keluar aja pelajaran Ibu membosankan saya jadi ngantuk, permisi Bu.”
“MERKURIUS VELVET!” teriak guru itu menggelegar
Velvet hanya bisa tertawa mendengar teriakan guru itu lalu dirinya melangkahkan kakinya ke arah kantin untuk mengisi perutnya yang demo minta diisi karena ia belum sempat sarapan tadi. Perempuan yang terkenal dengan sikap ramah itu memakan makanannya sambil memainkan handphone tapi tiba-tiba ada seseorang yang tidak sopan langsung mengambil handphone miliknya.
“Oh jadi ini cewenya Venus,” ejek salah satu perempuan berambut ombre
“Apa-apaan sih main ambil handphone gua,” kesal Velvet
“Lo yang namanya Merkurius Velvet?”
“Iya, kenapa?”
“Uhm kok bisa sih Venus suka sama lo, cantikkan juga gue ke mana-mana.”
“Dih apaan banget banding-bandingin gue sama lu.”
“Lah emang benar kok.”
“Cantik karena bedak aja bangga huh!” kata Velvet santai
“Gue emang cantik, lo iri?”
“Cuih, iri sama cewe modelan kayak lu? Gak akan,” kata Velvet meludah
“Kurang ajar lo!”
“Lu yang kurang aja!”
Pertengkaran pun terjadi mereka berdua saling menjambak membuat suasana kantin menjadi ramai, murid-murid yang lain mengelilingi pertengkaran yang terjadi sambil menyorakkan nama jagoannya masing-masing.
“Ayo Vel jangan mau kalah sama nenek lampir,” sorak murid lain
“Ayo Lyra hajar terus.”
“Lyra!”
“Velvet!”
“Lyra!”
“Velvet!”
“Lyra!”
“Velvet!”
“Lyra!”
“Velvet!”
“Lyra!”
“Velvet!”
“Lyra!”
“Velvet!”
“STOP!” teriak Venus yang baru datang
“Kamu gapapa sayang?” tanya Venus
“Aku gapapa.”
“Lo apa-apaan sih Ra!” kata Venus marah
“Ven tadi tuh dia duluan yang mulai jambak aku,” kata Lyra sok imut
“Gak usah membalikkan fakta,” marah Velvet
“Lu duluan songong.”
“Apaan sih lu!”
Pertengkaran kembali terjadi diantara mereka berdua membuat Bulan yang melihatnya kesal dan dengan sekuat tenaga yang dipunya tangannya memisahkan perempuan di depannya yang sudah berantakan.
“Lo gak usah ikut campur cupu!” pekik Lyra kesal
“Dia teman gua wajar gua ikut campur,” kata Bulan tak kalah keras
“Sejak kapan lo bisa teriak kayak gitu hah!”
“Lu suka sama Venus, Venusnya suka gak sama lu? Tanya sama orangnya kalau gak suka jangan maksain kehendak lu Lyra yang katanya CANTIK,” kata Bulan tajam
“Berani lo sekarang sama gue!”
“Kenapa gua harus takut sama manusia penuh drama kayak lu?”
“Sialan!”
~BUGH~
Satu pukulan melayang, bukan wajah Bulan yang lebam tapi Lyra yang terpental karena pukulan yang diberikan Bulan. Murid-murid yang melihatnya menatap kagum karena baru pertama kali melihat Bulan semarah ini biasanya yang ia lihat hanya Bulan yang selalu diam saat di ejek oleh siapapun.
“Jangan kira gua diam gua gak bisa ngelakuin hal lebih dari ini LYRA!” ucap Bulan penuh penekanan
Bulan berbalik menatap seluruh murid yang mengelilingi dirinya dengan tatapan tajam membuat yang melihatnya bergidik ngeri. Velvet pun yang sudah berteman lama pun terbengong-bengong karena tidak menyangka bahwa Bulan bisa senekat ini.
“SIAPA INI YANG BERTENGKAR!” pekik guru BP
“KALIAN BERTIGA IKUT KE RUANGAN!” perintahnya menunjuk ke arah Lyra, Bulan dan Velvet
Mereka bertiga mengekor mengikuti langkah guru BP dan memasuki ruangan yang dianggap neraka oleh beberapa murid.
“Kalian ini kenapa bertengkar? Kamu juga Bulan tidak biasanya kamu bertengkar dengan murid lain, sebenarnya ada apa?” tanya Bu Ira
“Dia duluan Bu yang mulai,” balas Lyra
“Dih lu duluan tadi yang ambil handphone gua.”
“Lo duluan.”
“Lu.”
“STOP!” teriak Bu Ira
“Mereka bertengkar masalah sepele Bu,” kata Bulan
“Soal apa?”
“Soal laki-laki Bu.”
“Dan kamu juga memperebutkan laki-laki Bulan?” tanya Bu Ira menyelidik
“Enggak Bu saya hanya membela Velvet.”
“Huft sudah lah, ini cuma masalah sepele dan kalian bertengkar.”
“Habisnya dia duluan Bu gak sopan tiba-tiba mengambil handphone saya,” bela Velvet
“Lah tadi lo….”
“Sudah cukup! Kalian saya beri hukuman hormat di depan tiang bendera hingga pulang sekolah.”
“HAH!” ucap Velvet dan Lyra
“Tapi Bu kan panas di lapangan nanti kulit saya melepuh,” kata Lyra
“Iya Bu nanti saya gak cantik lagi Bu,” imbuh Velvet
“Tidak ada penawaran atau mau Ibu tambah hukumannya,” ancam Bu Ira
“Ehh Baik Bu,” ujar Velvet dan Lyra kompak
Mereka melaksanakan hukuman yang di berikan dan untuk pertama kalinya Bulan di hukum setelah bersekolah hampir 2 tahun di SMK Galaksi.
“Ternyata Bulan kalau marah seram juga ya,” kata murid lain yang lewat
“Rekor pertama Bulan dihukum tuh.”
“Bulan ternyata cantik juga kalau dilihat-lihat,” puji salah satu murid laki-laki
“Bulan manis banget sih jadi gemas deh.”
“Gak nyangka sih Bulan ternyata marahnya seram.”
“Bulan cantiknya gak kaleng-kaleng.”
Bisik-bisik terdengar di seluruh penjuru sekolah.
“Bul ternyata lu bisa marah juga ya,” bisik Velvet
