Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

8. Candu

"Bagaimana keadaannya, Jenny?" Tanya Dominique, setelah melihat Jenny yang sudah memeriksa keadaan Alexsis.

"Dia hanya pingsan," wanita itu -Jenny- berbalik menatap Dominique yang terus bertanaya Keadaan Alexsis dari tadi. "Dia hanya syok karena takut ketinggian, dan terlalu cape karena kau menyiksanya." lanjutnya.

Dominique hanya mengangguk nganggukan kepalanya sambil menatap wanita yang beberapa kali kerap ia gagahi sedang terbaring di atas ranjang. Tanggannya terlipat di depan dada, lalu mata hijaunya kini beralih menatap wanita yang memakai jas putih.

"Dan sebaiknya kau mengganti bajumu, atau kau yang akan jatuh sakit," ujar Jenny.

"Aku sangat kuat, penyakit tak akan mau menempel dengan ku," jawab Dominique. Jenny hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Aku akan memberikan catatan obatnya kepada Zach, baiklah aku akan pergi."

"Hmm," gumam Dominique. Sedangkan korteks mata hijaunya masih menatap Alexsis.

"Jen, apa kau mempunyai pil pencegah hamil? Atau semacam suntikan seperti itu?" Tanya Dominique.

Jenny terkekeh. "Pil kontrasepsi? "

"Aku tidak tahu, mungkin itu," Jawab Dominique acuh.

Jenny membuka tas kedokterannya dan mengambil selembar pil. "Apa untuk wanita ini?"

"Kau tidak perlu tahu."

"Ku rasa kau perlu memeriksanya, jenis apa yang cocok untuknya karena pil dan suntik mempunyai epek samping."

"Baiklah, besok kau kembali ke sini. Dan periksa dia. Dan... kau boleh pergi."

"Dimana Zach?" Tanya Jenny.

Dominique melirik Jenny sebentar lu memutarkan bola matanya. "Sebaiknya kau juga harus melupakan Zach!" Dengus Dominique.

Jenny hanya terkekeh, lalu segera pergi dari kamar Alexsis dengan menyunggingkan senyumannya. Baru kali ini ia melihat Dominique sangat canggung berbicara dengannya.

Sedangkan Dominique masih menunggu Alexsis di kamar wanita itu. Mata hijaunya terus memperhatikan setiap lekuk tubuh Alexsis tanpa selimut, bajunya masih basah karena air tadi.

Kakinya melangkah ke arah pintu keluar, tangannya meraih kunci di ikuti suara kunci yang berbunyi, Dominique kembali beralih menghampiri Alexsis.

Tangannya meraih kaus putih Alexsis, perlahan dia menarik kaos itu ke atas menampilkan perut datar Alexsis yang indah dan putih. Dominique tersenyum lalu mencium perut polos Alexsis. Lalu ia kembali melepaskan kaus Alexsis, sampai Akhirnya ia bisa menanggalkan kaus yang Alexsis pakai.

Kini tangan pria itu beralih mencari tali bra yang Alexsis pakai, cukup sedikit sulit, karena tali itu berada di belakang punggung Alexsis. Tapi bukan Dominique namanya jika tak menggunakan cara kasar. Dengan sekali hentakan dia merobek bra itu.

Sial! Dominique benar benar bisa gila jika terus memandang tubuh setengah telanjang milik Alexsis.

Dominique menghembuskan nafasnya perlahan, ia mengecup puting Alexsis bergantian, kini ia beralih menarik celana hitam sepaha Alexsis. Kini hanya meninggalkan celana dalam Alexsis saja.

"Aku bisa gila," desis Dominique.

Tanpa menunggu lama Dominique segera membuka baju basahnya dan naik ke atas ranjang. Bibir Dominique terus melumat habis bibir Alexsis. Sial! Bahkan sekarang Dominique benar benar seperti melakukan seks dengan mayat.

Bulu mata Alexsis bergerak, ia merasa tubuhnya terbebani dan satu lagi bibirnya terasa panas. Dan betapa terkejutnya Alexsis ketika melihat tubuh lelaki yang ia benci sedang mencumbu nya.

Dan yang lebih membuatnya terkejut, dia sadar dengan keadaan telanjang, maksudnya hampir telanjang.

Dengan sedikit kekuatan ia mendorong dada Dominique. Membuat Dominique melepaskan ciumannya dengan nafas terengah-engah.

"Apa yang kau lakukan, sialan!?" Desis Alexsis.

"Mencumbu mu," bisik Dominique dengan suara seraknya.

Alexsis memberontak mendorong dada Dominique agar tubuh Dominique tak bertumpu pada nya. Namun Dominique masih di tempat yang sama ia duduk di atas Alexsis, tanpa rasa malu.

Dominique menaikan sebelah alisnya, ia tak menyangka dengan Alexsis betapa berani nya wanita ini, bukannya merasa takut pada Dominique, malah dia menjadi jadi. Dan satu lagi apa Alexsis tidak malu? Wanita itu setengah telanjang di bawahnya, dan Alexsis tidak repot repot menutupi benda kenyal itu.

"Bisakah kau berdiri, kau sangat berat, sialan." Dengus Alexsis lagi.

Bukannya menyingkir Dominique malah mencium bibir Alexsis. "Jangan mengumpat pada ku, apa kau mau aku lemparkan mu lagi ke bawah? Oh tidak bahkan aku bisa melempar tubuh indah mu ini ke lautan." Bisik Dominique. Tangannya menusuri tubuh telanjang Alexsis.

Alexsis menepis tangan Dominique yang sedang menusuri payudara Alexsis. "Ya aku tahu itu, karena kau bukan manusia."

"Dan sekarang bisakah kau berdiri, kau sangat berat," lanjut Alexsis.

Tertawa! Itu hal yang tak akan pernah ia lakukan, tapi ia ingin melakukannya sekarang. Dominique pun menggeser tubuhnya ia duduk di samping Alexsis lalu menghela napas.

Sedangkan Alexsis beranjak dari duduknya dan berdiri. Kakinya melangkah mendekat ke arah lemari. Tangannya meraih pintu lemari dengan kasar.

Ia mengambil kemeja kebesaran berwarna putih milik Dominique. Dan pemandangan itu tak luput dari pandangan Dominique.

"Kenapa melihat ku?" Alexsis menaikan sebelah alisnya.

Apa Alexsis bodoh? Tentu saja Dominique melihat tubuh moleknya yang hampir telanjang.

Seakan tahu yang di pikirkan oleh Dominique, Alexsis memutar bola matanya jengah. "Aku tidak malu. Kau juga sudah melihat ku tanpa busana beberapa kali, dan agar kau melihat semua bekas luka yang aku dapat karena babu babu mu itu."

Dominique merasa tertantang ia melangkah ke arah Alexsis dengan handuk kecil putih yang menggantung di pinggangnya, lalu menarik kemaja putih itu seraya berbisik. "Kalo begitu, kenapa tidak telanjang?" Bisik Dominique.

"Kau pikir aku tidak berani?" Tantang Alexsis.

Dominique menjauh dari tubuh Alexsis, melipat tangannya di depan dada. "Buktikan!"

Dominique benar benar menganga melihat Alexsis yang seperti ini. Alexsis tampil telanjang sekarang di hadapannya. Apa jiwa Alexsis tertukar dengan jiwa jalang di luar sana? Kenapa Alexsis sekarang seperti lebih berani tampil terbuka, sedangkan Alexsis kemarin hanya bisa menentang keputusan Dominique.

Lupakan saja! Dominique tidak perduli, ia hanya butuh wanita itu untuk nafsu birahinya saja. Karena wanita itu sudah menjadi candu baginya. Sialan! Ini adalah kedua kalinya Dominique menyukai seks dari seorang wanita.

Jangan tanya siapa wanita pertama. Dia adalah Rosalina, cinta pertama sekaligus patah hati pertamanya. Wanita yang sekarang adalh tunangan di atas kertasnya.

Dominique menghela napas. "Aku menawarkan sesuatu pada mu."

Alexsis menaikan sebelah alisnya, karena wajah Dominique berubah seketika. "Pakai baju mu lalu ikut aku."

Wanita itu menghela nafas. Lalu meraih bajunya dan memakainya di hadapan Dominique tanpa rasa malu sedikit pun.

Alexsis hanya mengikuti apa mau dari Dominique, hidupnya sekarang di bawah kendali Dominique. Hidup dan matinya seakan Dominique yang memegangnya. Maka dari itu Alexsis sekarang hanya bisa pasrah akan hidupnya. Ia akan terus hidup sampi ia harus benar benar mati.

Ini adalah cara yang seharusnya ia lakukan dari kemarin

To Be Continue

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel