PART 3
“Kerja bagus, Jadoo! Kau bawa anak-anak itu pada Isteri pertamaku, Laksmini. Dia sangat menyukai anak-anak untuk pesta sodominya dua hari lagi, jika Anjeli tak segera memberikan tubuhnya padaku! Kau tau ‘kan hutang-hutangnya sangat banyak. Tentu saja ia tak akan punya uang sebanyak itu untuk melunasinya,” kekeh Manoj penuh kemenangan, “Untuk hari ini bawa anak sialan itu pada Sheva saja dan biarkan wanita mandul itu yang mengurus! Lalu setelahnya, kau ikuti terus gerak gerik Anjeli Sharma. Kau sudah paham, Jadoo?!”
Si tukang pukul jahat yang tak dapat berbicara, hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya ke atas dan ke bawah. Lalu sepersekian detik kemudian ia pun pergi dengan menyeret Madu dan Shaf, yang ternyata benar-benar tengah disandera oleh si lintah darat jahat kota Mumbai, Manoj Pratab Singh.
“Kau dengan itu, Natusha? Sebentar lagi Anjeli akan bertekuk lutut padaku, Sayang. Dan kau? Akan menjadi orang pertama yang akan menari bersamanya nanti!” kekeh Manoj mencium kepala Natusha, “Tapi kau harus ingat! Dia bukan Laksmini si Gila itu, Sayang. Dia adalah wanita cantik yang sayangnya sangat bodoh, karena sudah menolakku dulu. Jadi jangan tinggalkan bisa beracunmu itu padanya, atau kau akan berakhir di atas tunggu perapian dengan darah yang sudah lebih dulu masuk dalam perutku! Kau mengerti?!”
***
“Kesempatan untuk mengandung langsung dari rahimku sendiri sudah tidak mungkin. Lantas apakah ada cara lain yang bisa kami tempuh untuk memiliki keturunan dari darah daging kami sendiri? Aku masih memiliki dua indung telur dan pernah membaca artikel yang isinya tentang Ibu pengganti, Dok.”
“Merra! Sudahlah. Sebaiknya memang adopsi adalah salah satu cara yang baik, agar kita masih bisa merasakan menjadi orang tua!”
Sepasang suami isteri sedang berdebat dalam sebuah ruangan dokter ahli kandungan. Dokter tersebut sudah memberi tahu jika kondisi fisik mereka sangat sehat, namun untuk dapat mengandung dengan cara alami adalah yang sangat sulit terjadi, kecuali mukjizat dari sang pencipta.
Siapa mereka? Tentu saja dua orang tersebut adalah Tuan Yash dan Nyonya Merra Chopra. Sudah hampir sekitar sepuluh tahun mereka menikah, namun belum juga dipercaya untuk memiliki keturunan sama sekali. Bahkan parahnya, tumor yang pernah bersarang dalam rahim Nyonya Merra, harus membuat dirinya berbesar hati menerima kenyataan jika salah satu kebanggaan agar ia dapat disebut sebagai wanita seutuhnya tak lagi bisa ia miliki.
“Yash, Ibumu jelas tidak akan bisa menerima semua ini. Bagaimana jika kau benar-benar menikah dengan Andini, Yash?”
Acara berbagi keluh kesah kedua pasangan itu, pun membuat perasaan Rahul Khan Maholtra yang sedari tadi duduk memperhatikan mereka dari kursi kerja di ruangannya menjadi sedikit terenyuh dan sedih. Sebenarnya ia sangat ingin membenarkan tiga opsi yang baru saja keluarga Chopra itu katakan tentang ibu pengganti, mengadopsi anak serta menikah lagi untuk memiliki keturunan, hanya saja Dokter kandungan yang terkenal punya segudang teman berkencan itu sedikit merasa risih.
Hal itu karena salah satu opsi pilihan dari kedua orang tua Tuan Yash Chopra berhubungan dengan orang ketiga, yang harus dipaksa masuk dalam rumah tangga pasangan tersebut. Sementara dari pandangan mata Rahul, Tuan Yash sangat mencintai Nyonya Merra. Tentu saja ia tak ingin dinilai sebagai pria brengsek. Bila itu yang terjadi padanya, maka sudah barang tentu akan lain lagi ceritanya.
“Hemmm... Jika aku yang ada diposisinya, sudah pasti wanita tak berguna seperti Nyonya Merra ini sudah kubuang jauh ke negeri antah berantah. Untuk apa mencintai seseorang yang menyusah seperti itu. Ck! Tuan Yash ini benar-benar mempermalukanku sebagai seorang pria sejati. Dia mendewakan wanita sampai rela tak memiliki keturunan. Untuk apa memiliki banyak uang jika begitu? Hemmm... Sangat membosankan!" batin dokter Rahul melontarkan keprihatinannya.
“Dokter Maholtra? Dok?”
“Egh, Iy... Iya?”
