Bab 6 Siapa Kamu?
Dugh ....
Braakk ....
"Aduuh .... " pekik seseorang yang terjatuh dari ranjang king size itu. Dia berusaha bangkit namun sesuatu kembali menghantamnya.
Bugh ....
Bugh ....
"Adududuh ... apaan sih ini?" pekiknya lagi berusaha menghindar dari bantal dan guling yang melayang ke arahnya.
"Bangsat, kamu apakan aku hah? Kurang ajar kamu ya, kamu telah sekongkol dengan preman itu!"
"Hah?"
"Apa huh-hah? Gak usah berlagak so polos deh, hayo ngaku! Kamu di bayar atau 'kah kamu yang membayarnya?"
"Bayar apa?"
Bruk ....
Kali ini vas bunga yang di meja sebelah nyaris saja mengenai kepala pria yang terduduk di samping ranjang itu, untung saja ketangkep dan tidak pecah.
"Gak usah banyak sandiwara, kamu telah menghancurkan masa depan dan hidupku, kamu merusak tubuh dan kesucian yang selama ini kujaga. Hiks ... kamu jahat sekali, hiks ... hiks."
Pria itu langsung tersadar dari mimpinya yang jalan-jalan pergi ke bulan dan bintang, sudah terjadi sesuatu tadi malam saat kesadarannya tiba-tiba minggat entah ke mana. Bercak darah di seprai dan selimut yang terlihat di bagian atas yang sebagian lagi di pakai menggulung tubuh gadis itu. Dia sudah ternoda tanpa sengaja olehnya.
Iya mencoba bangkit dan hendak menenangkan, namun lagi-lagi gadis itu teriak histeris saat melihat bagian bawahnya yang menggantung tak tertutup apapun.
"Sial, tongkat ajaibku ternyata masih terbaring pesona."
Pria itu segera menghambur handuk yang ada di tempat jemuran sisi sebelah kamar mandi, dan segera menutup bagian bawahnya yang juga terasa perih.
"Ma ... maafkan aku, aku gak sengaja melakukannya, sumpah," ucap pria itu gugup.
Si wanita meliriknya dengan sinis, air matanya ternyata sudah membanjiri sebagian selimut yang dia kenakan untuk menutu tubuhnya. "Apa maksudmu tak sengaja? Dasar ba-ji-ngan," lirihnya bengis, sorot matanya penuh dengan kebencian dan juga luka yang teramat dalam.
"Tapi kamu semalam yang memulainya," jawab pria itu membela diri.
Lagi-lagi si wanita meliriknya bengis. "Kamu sungguh ba-ji-ngan, kamu sudah merusakku tanpa izin, kamu pula yang memutar balikan fakta dan menuduh bahwa aku yang menggoda mu, iya?" tuduh si wanita dengan amarhnya yang memuncak.
"Emm ... kamu tidak menggodaku, aku juga tidak menggoda apalagi manfaatin atau sengaja, tapi semalam kamu dan aku dalam keadaan sama-sama tidak waras."
"Maksudmu?" wanita itu mengernyitkan dahi so penasaran, padahal hatinya sudah bersiap untuk tidak percaya.
Pria itu malah kelihatan celingukan seakan mencari sesuatu di sekitaran ranjang. Sementara si wanita hanya memperhatikan tanpa mau bertanya, amarahnya sudah menggunung namun mencoba ia redam dan ingin tahu apa lagi yang lelaki itu perbuat setelah ini. Kalau saja memintanya kembali bergelut seperti semalam yang tidak dia ingat sama sekali, dia sudah bersiap untuk menghajarnya.
"Ini dia ketemu," celetuk pria itu setelah ia menemukan sesuatu yang tergeletak di lantai agak jauh dari ranjang. "Benda ini yang menjadikan kita terjerumus semalam diluar kendali kita," sambungnya lagi yang langsung mendapat cebikan dari bibir gadis itu.
"Mau berkilah apa lagi?" cetus si gadis sengit.
"Tidak, aku sedang tidak berkilah dan membela diri, coba kamu ingat-ingat lagi apa yang terjadi semalam sama kamu sebelum kita perang bintang?"
Gadis itu pun mulai mengingat apa yang terjadi padanya semalam, ada beberapa laki-laki yang mengejarnya untuk di jual dan di jadikan wanita penghibur, kemudian ia berbelok ke arah rumah besar berharap bisa minta bantuan, namun sesuatu menancapnya di bahu kanan belakangnya sebelum ia menabrak seorang pria di depan mobil dan kemudian dia bersembunyi di bawahnya, sampai si pria itu terkejut mendapati dirinya yang tengah bersembunyi di bawah mobil. Setelah itu dia tak ingat apapun lagi.
Gadis itu meraba bahu sebelah kanannya, ada sedikit bengkak dan perih di sana.
"Saat kamu menabrak ku dan bersembunyi di bawah mobilku, aku hendak memeriksakan apa yang sudah menabrak aku sebelumnya, tetapi pas hendak berjongkok sesuatu menancap di bokongku, dan baru sadar setelah tersangkut di bagian bawah mobil, sehingga menyebabkan luka robek di bagian bokongku. Saat itu aku masih sadar berusaha ingin menyelamatkanmu, namun naas sesaat setelah kamu sampai di sini, yang rencananya aku akan tidur di luar, tetapi kenyataan berbeda, pandangan dan jiwa kelelakianku dan juga kewarasanku mulai kabur, sampai akhirnya kamu terbangun dan meminta eskrim gantung milikku, lalu aku pun ga tahu bagaimana kelanjutannya karena kesadaranku pun mulai hilang, apa bisa di ulang lagi?" ungkap si pria setengah berbohong karena sesungguhnya ia masih ingat betul gerakan dan sensasi di setiap incinya, bahkan mencoba menggodanya kembali.
Bugghh ...
"Aww ...."
Pertanyaan terakhir berhasil mendaratkan sebuah tinju di perutnya dan menyebabkan pria itu terguling kesakitan.
"Gak mungkin aku duluan yang memintamu!" jawab gadis itu membela diri.
"CK, kamu ini sungguh batu, aku sudah jujur menjelaskan semuanya masih tak percaya."
"Wajar dong kamu sudah merusak tubuh dan masa depan ku!" balas gadis itu sengit.
Kini si pria berjalan menuju meja, di mana di sana ada benda pipih yang ada gambar apel bekas gigitan di bagian belakangnya, lalu mengotak magtiknya.
"Coba kamu lihat ini!" titahnya kesal.
Beberapa saat kemudian gadis itu membelalakkan mata melihat adegan demi adegan di layar benda pipih itu. Gadis itu mengatupkan mulutnya yang di tutup dengan telapak tangan lentiknya. Sementara si pria mengangkat alis sebelah kanan nya meminta jawaban atas kemenangannya dalam berdebat.
"Tetap saja kamu yang mulai duluan, kenapa pula kamu membuka celana di sana?"
"Hiiss ... kamu ini keras kepala sekali, baiklah memang kita berdua yang salah, semua itu pasti karena pengaruh dari obat yang di suntikan dalam benda ini," ucap si pria seraya memberikan alat suntik kepada si gagis.
"Terus bagaimana dengan masa depanku? hiks ... apa yang harus aku katakan nanti ke pada suamiku?"
"Suami? Apakah kamu sudah menikah?" tanya si pria kaget, sementara si gadis hanya diam membisu.
"Bagaimana mungkin kamu sudah menikah tetapi kamu masih perawan? Itu bukan darah haid kan?" cerocos si pria keheranan, karena yang dia rasakan disisa kesadarannya, sangat sempit dan ia pun merasakan semburat darah segar yang hangat, terbukti miliknya pun sampai lecet.
Sementara si wanita tak lagi menjawab, ia langsung bangkit dan menuju ke kamar mandi dengan tubuh yang penuh lilitan seprai dan selimut.
"Argh ..." pekik si wanita dari dalam kamar mandi, terdengar meraung dan menjerit, kadang terdengar suara gerakan tinju di tembok.
Sebenarnya si pria khawatir, takutnya wanita itu frustasi dan mengakhiri hidupnya sendiri di kamar mandi miliknya, kan gak lucu kalau lagi nginep di sini masa harus di temenin yang tak nampak. Pria itu bergidik membayangkan yang tidak-tidak terhadap si wanita.
Lama kelamaan suara teriakan itu mereda, dan hanya terdengar suara gemercik air saja dari keran dan shower.
"Ko diam? Dia masih hidup apa ... jangan-jangan ...?" pikiran kotornya mulai kembali meracuni, takut terjadi apa-apa pada gadis itu, ia pun memberanikan diri mengetuk dan memanggilnya dari pintu, namun sudah beberapa kali tetap saja tidak ada jawaban. Hingga akhirnya dia nekat mendobrak pintu kamar mandinya untuk memastikan keadaan di dalam.
Braakk ....
Byurr ....
Sungguh di luar nurul, begitu pintu terbuka dia malah mendapat serangan bertubi-tubi dari si wanita dari dalam, ditambah makian yang kembali terlontar. Alhasil dia kembali menutup pintu kamar mandi dengan keadaan tubuhnya sudah basah kuyup.
"Sial, aku khawatir sama dia, eh malah dia garang sekali, memangnya aku ini cowo hiper atau apa, yang selalu nyari kesempatan dalam kesempitan, huh," gerutu pria itu kesal sambil menggaruk rambutnya frusatsi.
"Ayo Ndra, tenangkan pikiranmu, tak biasanya kamu kaya gini, ayo fokus, fokus, kembali ke jati dirimu yang sesungguhnya, yang tegas, cool dan cuek!" bisik pria itu pada dirinya sendiri sambil mengetuk-ngetuk keningnya dengan kepalan tangan kanannya, sementara tangan kirinya berkacak pinggang yang hanya di balut handuk yang sudah basah kuyup.
Saat sedang berusaha kembali menjadi jati dirinya yang sesungguhnya, matanya tak sengaja menatap sebuah tas dengan model rajutan tetapi bahannya sangat aneh buak dari bahan kain atau wolf, tetapi dari suatu benda yang dia sendiri tak tahu bahan apa itu.
Bersambung ....
