Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Ciuman pertama

Long wang menurunkan tubuh Lian di luar istana kerajaan. Tidak ada siapa pun di sekitar mereka kecuali mereka berdua. Long wang melepaskan pinggang Lian lalu memutar badan berjalan menjauh beberapa langkah.

“Lian, pernahkah kamu berpikir, bagaimana jika kamu mati karena jatuh dari alam dewa pada saat kamu terjun ke bawah? Pernahkah kamu berpikir konsekuensi yang harus aku tanggung sebagai pemimpin alam dewa?”

Lian menundukkan kepalanya. “Aku tidak pernah memikirkannya karena aku tidak tahu,” jawab Lian.

Long wang mengukir senyum lalu membalas. “Karena itu kalau kamu ingin bunuh diri kamu tidak boleh melakukannya di sini.”

Long wang berjalan pergi meninggalkannya.

Lian merasa ada yang tidak benar dari ucapan Long wang tadi, sebelum dia terjun dia ingat saran dari Long wang dan karena alasan itu dia terjun tanpa berpikir panjang.

“Eh! Tunggu! Tuan Long! Apa kamu menyalahkanku, sekarang? Ini salahmu karena kamu yang memberikan saran padaku!” teriaknya sambil berlari mengejar Long wang.

Lian berhasil menyusul dan berjalan di sampingnya. Lian ingin mengatakan alasan kenapa dia ingin pergi, tapi tiba-tiba Long wang merasakan tekanan di jantungnya. Pria itu meringis menahan nyeri dan menekan dada kirinya dengan telapak tangan. Wajah Long wang mulai memucat dan keningnya berkeringat.

Lian kaget dan langsung menopang tubuhnya.

“Tuan Long, apa yang terjadi? Jangan-jangan racun di tubuhmu kambuh lagi!”

Long wang tidak bisa menjawab karena rasa nyeri di jantungnya begitu luar biasa. Dia jatuh pingsan dan Lian memangku kepalanya di tanah.

“Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak pernah tinggal di sini dan tidak tahu apakah ada tanaman obat yang aku butuhkan untuk meredakan rasa sakit di dadanya,” gumamnya.

Di sisi lain Guseng dan para prajurit sedang mencari keberadaan Long wang, mereka kemudian menemukan Long wang pingsan di pangkuan Lian. Dua orang itu berada di wilayah tidak jauh dari istana.

Mereka panik dan langsung pergi menghampiri.

“Yang-mulia!”

“Yang-mulia!”   

Guseng menatap Lian dengan tatapan mata curiga, dia juga menyentuh pergelangan Long wang. Nadinya melemah karena serangan racun monster di jantungnya, rasa sakit itu kambuh dan membuat kondisi Long wang memburuk.

“Apa yang terjadi? Kenapa Yang-mulia raja bisa pingsan?” tanya Guseng pada Lian.

Lian menatap Long wang sejenak lalu berkata pada Guseng, “Racun monster di jantungnya kambuh, beberapa hari kemarin sempat membaik karena aku merebuskan obat untuk menekan efek racun di tubuhnya, kita harus menyelamatkannya, tapi aku tidak tahu apakah di sini ada bahan-bahan obat yang aku butuhkan. Bisakah kalian menyediakan beberapa bahan untuk meracik ramuan? Aku membutuhkannya untuk menetralkan racun,”

Guseng menganggukkan kepalanya, Long wang segera dipindahkan ke kamar pribadi di istana.

Di dalam klinik, Lian mulai bekerja. Di rak dalam ruang medis istana, Lian membaca jenis-jenis nama obat yang tertera di luar laci. Lian melihat semua jenis obat yang dia butuhkan ada di sana. Dia menakarnya dan mulai merebusnya.

Guseng mengawasi dari samping, para tabib istana juga ikut berdiri di sana dan melihat semua tindakan Lian. Ramuan yang akan dibuat oleh Lian menyangkut nyawa raja mereka, jadi semuanya harus dilakukan dengan teliti dan selalu diawasi.

Lian melihat orang-orang yang berdiri hanya diam menonton, semua pekerjaan meramu obat hanya dilakukan olehnya seorang diri.

Lian merasa lelah, dia butuh tenaga untuk menggerus bahan obat menjadi bubuk. Dia berencana untuk membuat pil karena pil bisa disimpan dan diminum sewaktu-waktu.

“Kalian apakah begitu senggang? Daripada  menganggur dan hanya menonton aku punya pekerjaan untuk kalian! Kemarilah dan bantu aku!” perintahnya sambil melambaikan tangannya.

Seorang tabib hendak pergi membantu tapi Guseng menahannya dengan menghalangi tabib itu menggunakan pedangnya.

“Tidak ada yang boleh ikut campur untuk membuat obat! Apa kalian mau dihukum mati jika salah meracik obat?!”

Lian menghela napas panjang. “Jenderal Gu, kalau begitu kamu saja ke sini! Bantu aku menggerus bahan-bahan ini sampai halus! Jika hanya mengandalkan tenagaku seorang kapan obat ini akan selesai, hah?! Apa kamu tidak ingin melihat Raja kalian pulih dan membaik? Aku ingin membuat pil, jika kalian tetap tidak mau membantu terserah saja, aku akan kembali ke alam fana! Raja Long juga sudah memberitahuku jalan untuk pulang!” tipunya dengan sengaja. Lian sengaja berkata demikian agar orang-orang yang hanya menonton bersedia membantu.

Guseng tidak menaruh curiga, perkataan Lian memang masuk akal. Pekerjaan itu membutuhkan banyak tenaga.

“Baiklah, aku akan membantumu,” ujarnya. “Kalian juga ikut membantu!” perintahnya pada petugas ahli farmasi di dalam ruang obat.

Lian membuat takarannya dan dia mengarahkan petugas di sana untuk membuat pil. Semua orang mengamatinya dengan teliti. Setelah pil berhasil dibentuk, Lian menatanya di atas nampan dari bahan khusus yang digunakan untuk membuat pil lalu memasukkannya ke dalam panci uap, di bawahnya dinyalakan api kecil dengan energi spiritual miliknya.

Setelah selesai, Lian memberikan perintah pada petugas yang membantunya di sana. Guseng juga ada di sana.  

“Kalian perhatikan suhunya, api harus dijaga agar tetap stabil, ini membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk menunggu prosesnya sampai selesai dengan sempurna!”\ujarnya pada semua orang.

Lian menuang sup obat ke dalam mangkuk, dia berniat pergi ke kamar pribadi Long wang untuk mengantarkan obat tersebut.

“Peri Lian, kamu ingin pergi ke mana? Bukankah kamu harus tetap di sini dan menunggu bersama kami?” tanya pemimpin para petugas farmasi yang sejak tadi melihatnya bekerja.

“Aku akan pergi menemui Raja kalian untuk mengantarkan obat,” jawabnya.

Semua orang saling bertukar pandang satu sama lain.

Guseng segera membuka kata, dia memberikan perintah pada bawahannya. “Kamu antarkan peri Lian pergi ke ruangan pribadi Yang-mulia!”

“Baik, Jenderal!”

Lian pergi ke kamar pribadi Long wang ditemani oleh seorang prajurit.

Mereka tiba di sana, kasim yang bertugas mengantarkannya ke dalam. Long wang masih tidak sadarkan diri.

Pada saat Lian masuk membawa sup ramuan obat, pelayan segera undur diri dari dalam ruangan. Kasim tetap tinggal untuk mengawasi Lian.

Lian menaruh nampan di meja lalu membantu Long wang untuk meminumnya. Long wang masih tidak sadarkan diri, jadi agak sulit membuatnya meminum sup obat. Ketika di kediamannya dia menggunakan segala cara termasuk menggunakan alat khusus yang bisa memasukkan cairan obat ke dalam tenggorokannya. Jika Lian menggunakan cara itu pasti kasim yang mengawasi akan memprotesnya karena tidak sopan pada raja. Lian juga pasti akan dihukum karena tindakannya itu. Di alam dewa tidak ada peralatan yang Lian butuhkan, dia hanya bisa menggunakan bibir untuk membantu Long wang meminum obatnya. Dan dalam proses itu dia tidak mau kasim melihatnya.

“Kasim, bisakah kamu membantuku untuk membuatnya meminum ramuan ini?” tanyanya.

Kasim itu menggelengkan kepalanya. “Maaf, Nona. Saya tidak bisa,”

“Kalau begitu bisakah kamu keluar sebentar?” tanyanya.

“Nona, apa maksudmu? Aku di sini untuk mengawasi jika sampai Yang-mulia kenapa-kenapa apakah Nona bisa menganggung konsekuensinya?”

“Kalau begitu tetaplah di sini dan rawat rajamu sendiri, aku akan pergi!” ujarnya dengan wajah kesal.

Wajah kasim tampak bimbang. “Baiklah, aku-aku akan pergi,” ujarnya lalu keluar dari dalam ruangan dan menutup pintu.

Lian segera meneguk ramuan itu dan menahannya di dalam rongga mulutnya lalu dia membungkuk dan menekan bibirnya sendiri ke bibir Long wang. Cara ini lebih mudah dan lebih praktis, Lian mengeluarkan ramuannya ke dalam mulut Long wang. Lian menyentuh leher Long wang dan tenggorokan Long wang merespons sedikit. Ramuan obat berhasil ditelan, tapi Long wang yang sudah tersadar dari pingsan melihat Lian sedang menempelkan bibir seperti sedang mencium.

Long wang awalnya terkejut dan melotot tapi dia merasakan obat itu mengalir dari mulut Lian ke dalam mulutnya.

Long wang merasakan sentuhan bibirnya yang lembut, Lian pun merasa sangat malu dan wajahnya sendiri memerah. Ketika hendak menarik bibirnya, Long wang dengan cekatan menahan tengkuk Lian dan menghisap semua ramuan obat yang tertinggal di dalam mulut Lian sampai habis. Prosesnya memakan waktu cukup lama, dan tubuh Lian yang membungkuk hampir jatuh menindih Long wang di kasur.

Kasim di luar ruangan sangat cemas, jadi dia memutuskan untuk membuka pintu dan mengintip. Tapi yang dia lihat Long wang malah mencium bibir Lian, dan ciuman itu terlihat tidak biasa.

“Bukannya dia bilang ingin meminumkan ramuan pada Yang-mulia? Kenapa sekarang malah berciuman?” gumamnya sambil menutup pintu kembali.

Long wang bukan tidak tahu kalau kasim yang bertugas mengintip mereka berdua, dia sengaja membiarkannya tahu. Dengan begitu ke depannya akan lebih mudah jika dia ingin menempatkan Lian untuk tetap tinggal di sisinya.

Lian merasakan bibirnya hampir ditelan dan dikulum habis, dia meronta dan melepaskan diri. Long wang tertawa kecil lalu menyentuh dan mencubit rahang Lian.

“Peri kecil apa kamu tahu apa konsekuensi dari mencium bibir raja?”

Lian menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah tidak bersalah.

Long wang menatap kedua mata Lian dalam-dalam lalu berbisik. “Kamu harus bersedia menjadi istriku,”

Lian langsung menggeleng panik. “Aku-aku hanya menggunakan bibirku sebagai perantara obat, aku tidak memiliki niat lain. Tuan Long, kamu jangan bersikap seolah-olah aku mengambil kesempatan dalam kesempitan! Kamu sebelumnya pingsan, di sini tidak ada corong untuk memasukkan obat ke dalam mulut, tidak ada selang air sebagai perantara, aku terpaksa menggunakan bibirku,” ujarnya ragu-ragu.

Long wang mendekat dan posisinya sekarang Lian malah yang terbaring di bawah kurungan kedua lengan Long wang.

“Tu-tuan Long, ti-tidak maksudku Yang-mulia raja! Aku-aku sungguh tidak bermaksud melakukan semua itu, ampuni aku....”

Kasim di luar mendengar percakapan jadi dia masuk ke dalam dan melihat adegan luar biasa.

“Siapa yang mengizinkanmu masuk?!” bentak Long wang.

“Maaf, Yang-mulia!” kasim Song segera menutup pintu kembali.

Sandiwara selesai, Long wang menarik diri dari atas Lian. Wajahnya masih pucat, meski kondisinya sedikit membaik tapi racun di jantungnya tetap bisa kambuh sewaktu-waktu. Lian melihat ekspresi wajah Long wang, pria itu tidak terlihat akan menindasnya.

Lian turun dari ranjang lalu membungkuk hormat. Setidaknya ini adalah tindakan yang benar dan harus dia lakukan di depan seorang raja.

“Tuan Long, apakah aku sudah boleh pergi?” tanyanya.

“Ke mana? Apa kamu masih ingin terjun dari tebing untuk kembali ke alam fana? Tahukah kamu karena menyelamatkanmu racun di tubuhku kambuh? Jika kamu mati, aku pemimpin dari empat alam akan disalahkan, aku harus menerima hukuman dan sambaran petir langit sebagai hukumannya. Dengan kondisi tubuhku yang sekarang tentu aku tidak akan bertahan lama, apakah kamu senang melihatku mati juga setelah kamu mati?” tanyanya tanpa jeda.

 

  

 

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel