Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

04. Sebuah Fenomena

Di langit Kerajaan Adegdaha, telah terjadi fenomena yang sangat langka. Sudah satu minggu cahaya merah keemasan terus menerus muncul di langit, persis di atas Istana Kerajaan.

"Paduka, peristiwa langka itu masih dalam penyelidikan. Aku juga telah mengutus pasukan khusus untuk memantau perkembangannya," ucap Patih Jayangrana.

"Patih, apakah Panglima sudah datang?" Tanya Paduka Raja.

"Belum Paduka, menurut jadwal sih, seharusnya seminggu yang lalu sudah tiba di Kerajaan. Mungkin ada sedikit hambatan," ucap Patih.

"Baiklah, jika sudah datang segera kabari!"

"Baik Paduka," balas Patih.

Gelar Raja Kerajaan Adegdaha adalah Yang Mulya Sri Paduka Maha Raja Prabu Jayanagara Suryamanggala, yang membawahi seluruh kerajaan di benua daratan biru.

Paduka Raja merenungi kejadian langka tersebut. Entah itu merupakan suatu pertanda kebaikan atau sebaliknya. Namun pertanda itu belum terpecahkan. Apakah mungkin akan ada peristiwa yang mengejutkan di masa depan? Semuanya masih tanda tanya.

"Patih, segera beritahu rakyat, agar tetap tenang jangan panik," titah Paduka Raja.

"Siap, Paduka!" Patih segera pergi meninggalkan rajanya.

Di atas langit Kerajaan Adegdaha, dua burung Rajawali Emas Raksasa milik Hanggara, menukik kebawah dengan kecepatan sedang. Lalu mendarat di halaman depan Istana Raja. Semua prajurit, rakyat, petinggi kerajaan terkejut melihat dua burung rajawali raksasa yang tiba-tiba mendarat didepan istana.

Begitu melihat Panglima dan rombongannya turun dari punggung rajawali raksasa itu, semua prajurit dan petinggi kerajaan terheran-heran. Dalam batin mereka, " Kok bisa Panglima dan rombongannya naik burung rajawali raksasa. Siapakah pemiliknya?" Tanda tanya mereka di batinnya masing-masing.

"Hahaha.... Akhirnya kita sampai juga," ucap Panglima.

"Lihat, itu Panglima telah tiba," ucap para Petinggi Kerajaan begitu melihat Panglima turun dari burung rajawali raksasa.

Kesepuluh prajurit pilihan dibuat kagum melihat Istana Raja yang besar dan mewah. "Sungguh kerajaan raksasa," ucap sepuluh prajurit itu hampir bersamaan.

"Urus para prajurit pilihan itu, aku akan menemui Paduka Raja dulu," perintah Panglima kepada Komandan Prajurit Istana.

"Baik Panglima," balas Komandan Prajurit Istana. "Jaga sikap dan jangan bertingkah yang aneh-aneh. Aku akan mengurus masalah tempat tinggal buat kalian," kata Komandan Prajurit Istana.

Mereka semua Lalu dibawa ketempat prajurit elit tinggal. Tampak rumah-rumah berjajar berderet rapih.

"Ini rumah-rumah para petinggi dan pejabat kerajaan. Kalau tempat prajurit elit itu ditempatkan disebuah mess khusus," kata Komandan Prajurit Istana sambil membawa sepuluh prajurit pilihan kesebuah mess.

"Nah ini messnya," ucap komandan sambil membuka pintu mess itu. "Ini mess baru dibangun," lanjutnya menjelaskan.

"Silahkan saudara pilih kamar masing-masing, dan istirahatlah dulu."

"Terimakasih komandan." Balas sepuluh prajurit itu. Lalu Komandan Prajurit Istana itu pergi meninggalkan mereka.

Di Istana Raja. Panglima Kerajaan Adegdaha menghadap menghadap Raja Jayanagara. "Salam Paduka," ucap Panglima menyapa Paduka Raja.

"Hahaha.... Luar biasa, sungguh luar biasa. Kembali dari wilayah utara menunggangi dua burung rajawali raksasa. Luar biasa, sepertinya akan memberikan keberuntungan bagi kerajaan. Dengan dua burung rajawali raksasa itu, akan memudahkan mengawasi keamanan dari udara," ucap Paduka Raja senang.

"Baiklah, silahkan Panglima melaporkan hasil perjalananmu," imbuh Paduka.

Meskipun Paduka Raja masih muda dari Panglima. Namun rasa hormat dan loyalitas Panglima Begawan Abisana pada Paduka Raja sudah tidak dapat diragukan lagi. Selain itu, Paduka Raja juga sangat menyukai karakter Panglimanya.

Setelah selesai memberi laporan secara rinci, dari mulai pemilihan prajurit tangguh, kekuatan Hanggara dan dua burung rajawali raksasa miliknya, membuat Faksi Pasukan Elite Angkatan Udara, dan laporan terakhir mengangkat Panji sebagai pemimpin Faksi Rajawali Emas dengan pangkat jenderal.

"Bagus, aku setuju," ucap Paduka Raja. "Baiklah laporanmu aku terima. Dan untuk jenderal yang baru kamu angkat, berikan tempat tinggal yang sesuai dengan jabatan dan pangkatnya." Lanjut Paduka Raja.

"Siap Paduka, aku undur diri," balas Panglima lalu pergi.

"Faksi Rajawali Emas,"ucap Paduka Raja tersenyum senang dan bangga.

* * *

Di Kerajaan Adegdaha.

"Satu bulan lagi kita akan mengadakan pertemuan mengenai Faksi kita bersama Raja dan para Petinggi Kerajaan. Awasi dan pelajari lingkungan kerajaan. Yang terpenting bangun relasi dan terus menjadi kuat," ucap Hanggara.

Semua prajurit pilihan bergabung dengan kelompok besar, mereka semua prajurit dari berbagai angkatan. Hanggara dan kawan-kawannya datang kelapangan kerajaan menunggangi dua burung rajawali raksasa. Semua prajurit termasuk para pejabat tinggi dan jenderal yang ada di lapangan kagum dibuatnya.

Whuuss..... Cahaya merah keemasan menyilaukan menembak ke langit, seakan menyambut kedatangan Hanggara dan rombongannya. Fenomena langka tersebut dapat disaksikan oleh semua orang.

Teng..... Teng..... Bunyi lonceng kerajaan menggema tanda sudah berkumpulnya di lapangan.

Seluruh prajurit kerajaan berbaris di lapangan dengan rapih dan tenang. Sementara para pejabat tinggi dan jenderal berbaris dihadapan prajurit.

Setelah semuanya berada di lapangan, baru Patih Jayangrana datang.

"Hormat pada Patih Jayangrana," ucap semuanya menyambut dengan hormat.

"Para prajurit, para jenderal dan para pejabat tinggi kerajaan, hari ini ada berita penting yang akan disampaikan oleh Paduka Raja Prabu Jayanagara, harap diperhatikan dengan baik," ucap Patih disela-sela membuka sambutannya.

Paduka Raja dengan memakai baju kebesarannya tiba di lapangan dan terus melangkah menuju podium.

"Hormat pada Paduka Raja," suara semua orang menggema dilapangan.

"Para prajurit, para jenderal dan para pejabat tinggi kerajaan, fenomena cahaya merah keemasan di langit itu adalah tanda keberuntungan bagi Kerajaan Daha. Cahaya merah keemasan itu merupakan sambutan kepada dua Burung Rajawali Emas Raksasa dan pemiliknya, yang mana pemiliknya bernama Hanggara telah diangkat oleh Panglima menjadi jenderal, dan sekaligus menjadi pemimpin Pasukan Khusus Angkatan Udara, yaitu Pasukan Elite Faksi Rajawali Emas, yang baru didirikan oleh Panglima Kerajaan dan disetujui oleh Raja dan para pejabat tinggi kerajaan.," Ucap Paduka Raja menjelaskan panjang lebar.

"Faksi Rajawali Emas itu bertugas mengawasi, memantau keamanan dari udara dan menyergap musuh atau kelompok perampok yang mengacaukan keamanan di wilayah kekuasaan Kerajaan Adegdaha, dan kerajaan-kerajaan bawahan." Imbuh Paduka Raja.

* * *

Di Aula Istana.

Paduka Raja, para jenderal dan para pejabat tinggi kerajaan mengadakan pertemuan.

"Panglima, apa pendapatmu tentang keamanan wilayah udara untuk mengawasi dan memantau seluruh kerajaan bawahan," ucap Paduka Raja pada Panglimanya.

"Paduka Raja, mengingat akan banyaknya gangguan keamanan yang ditimbulkan oleh para kelompok perampok, alangkah baiknya mengawasi langsung dari udara, sehingga gangguan dari para perampok segera dapat ditangani," jawab Panglima.

"Hahaha..... Luar biasa. Ini suatu keberuntungan. Jadi setiap tindak kejahatan akan lebih mudah dipantau dari udara. Sungguh luar biasa." Paduka Raja tertawa senang dan bangga.

"Panglima, segera laksanakan tugas patroli udara," titah Paduka Raja.

"Siap Paduka, titah Paduka kami laksanakan. Kami bersama Jenderal Hanggara akan terjun langsung memimpin patroli udara untuk mengawasi keamanan, dengan kekuatan lima puluh prajurit pilihan. Satu burung rajawali raksasa bisa ditunggangi dua puluh lima prajurit," jawab Panglima dengan sigap.

"Bagaimana dengan pendapat para pejabat tinggi lainnya," tanya Paduka Raja.

"Alangkah baiknya disetiap burung rajawali raksasa itu ditambahkan satu regu pasukan pemanah elit beracun. Jadi setiap burung rajawali raksasa ditunggangi pasukan khusus udara dan pasukan pemanah elit beracun," ucap Patih menambahkan.

"Aku setuju," ucap para menteri kerajaan.

"Aku juga setuju," balas Panglima.

"Baiklah jika demikian, segera laksanakan," perintah Raja.

"Baik Paduka," sahut Panglima.

Kerajaan Daha memiliki pasukan elite pemanah beracun. Pasukan pemanah itu kekuatannya luar biasa dengan panah-panah beracunnya. Setiap target dan sasaran akan kena dengan cepat dan tepat. Pasukan pemanah ini ditakuti oleh kawan dan lawan. Bahkan musuh pun akan berpikir dua kali jika berhadapan dengan pasukan pemanah elit beracun itu.

Selain ada pasukan pemanah elit beracun, ada juga pasukan elit-elit lainnya, yang kekuatannya juga sangat mengerikan. Ditambah lagi dengan pasukan elite khusus Angkatan Udara. Lengkaplah sudah kekuatan Kerajaan Adegdaha yang menguasai seluruh kerajaan di benua daratan biru ini.

Semua ini merupakan suatu kebanggaan bagi Raja, para pejabat tinggi kerajaan, prajurit dan seluruh rakyat Kerajaan Daha. Kerajaan besar dengan kekuatan besar.

Bersambung......

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel