Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 – Unjuk Kekuatan

Kerangka tubuh Kingsley mendarat dengan ringan di atas jurang. Tatapannya langsung mengarah lurus, tempat suara orang mengumpat-umpat sambil berusaha menangkap sesuatu.

“Mochi.”

Kingsley menyebut nama itu tenang, sama sekali tidak menaikkan nadanya. Namun yang dipanggil langsung menoleh dengan telinga yang berdiri tegak. Tanpa menunggu panggilan kedua sang majikan, binatang lucu yang dipanggil Mochi itu segera melesat ke arah Kingsley lalu berdiri di belakangnya.

“Binatang sialan! Aku pasti akan menyiksamu dulu sebelum memakanmu!” Terdengar geraman dari salah seorang yang berusaha menangkap Mochi. Diikuti temannya yang tampak lebih tenang, diapun bergegas mengejar Mochi lalu berhenti dengan mata terbelalak ke arah kerangka tubuh menyerupai manusia yang berdiri sekitar dua meter di depannya.

“Ada apa?” si mata merah bertanya.

“Dia… berasal dari bangsa apa?” Si hitam legam bertanya tanpa menoleh pada temannya.

Si mata merah mengikuti arah pandang si hitam legam. Seketika matanya melebar melihat sosok di hadapan mereka. “Aku tidak pernah mendengar ada bangsa tengkorak.”

“Aku juga tidak.”

“Hei, kalian! Berani sekali menyebutku tengkorak! Memangnya kalian mau kuubah jadi tengkorak?” Kingsley berdecak kesal. Awas saja kalau dia bertemu hewan kurang ajar yang telah menyantap tubuhnya. Pasti akan dia siksa dulu sebelum membunuhnya dengan sangat pelan dan menyakitkan.

Lagi-lagi dua orang dari bangsa Ogre itu tampak kaget mendengar si tengkorak bisa bicara. Lepas dari perasaan kagetnya, si hitam legam menyeringai. “Jangan bilang kau tanpa sengaja menghisap darah gadis buruan kami hingga bisa bangkit seolah hidup kembali seperti sekarang.”

“Kalian sudah terlalu banyak membuang waktuku.”

CRAASSSHH.

Kingsley mengibaskan tangannya ke arah si hitam legam. Seketika muncul kilat merah laksana api dari ujung kukunya yang bergerak cepat mengincar dada si hitam legam. Beruntung dia segera melesat ke samping, menghindar dari bahaya.

“Boleh juga.” senyum mengejek si hitam legam terbit. “Sebaiknya kau bergabung dengan—AARRGHHH!”

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, punggungnya serasa disabet senjata tajam. Ternyata itu berasal dari cahaya yang tadi dilontarkan Kingsley. Cahaya itu akan terus mengejar hingga mengenai target.

BRUKK.

Tak sanggup menahan rasa sakit yang menyengat, si hitam legam jatuh berlutut disertai erangan dengan tubuh melengkung ke depan. Tulang jemarinya sampai bertonjolan saking kerasnya dia mengepal untuk menahan rasa perih sekaligus panas yang mendera seluruh punggungnya.

Si mata merah terbelalak melihat luka melintang sepanjang kira-kira lima belas senti di punggung temannya. Yang lebih mengerikan lagi, luka itu tampak melepuh dan dalam sekejap terus melebar, memakan jaringan kulit si hitam legam.

Pria bermata merah itu mengalihkan perhatian kembali ke tengkorak hidup yang masih berdiri di sana, tampak menunggu. Dalam keadaan hanya tersisa kerangka tubuh saja makhluk itu bisa sangat berbahaya. Apalagi kalau seluruh tubuhnya kembali utuh. Mungkin tidak ada kesempatan baginya agar bisa selamat.

Benarkah yang dikatakan si hitam legam tadi? Makhluk itu bangkit karena darah dari gadis yang mereka buru? Apa kekuatannya juga? Kalau benar begitu, dia harus bergerak cepat. Menghabisi si tengkorak lalu membawa lari gadis buruannya yang dia yakin masih terjebak dalam jurang.

“AARRGGHH.”

Erang kesakitan terdengar dari sela bibir si hitam legam. Dia sudah tidak sanggup berbicara. Rasa sakit ini menguasai otaknya.

“Cih, dasar makhluk lemah tapi selalu congkak seperti biasa.” Kingsley mengejek.

“Bagaimana cara menyembuhkannya?” si mata merah mencoba peruntungannya dengan bertanya.

“Itu kekuatanku yang paling ringan dan mudah digunakan. Tidak ada penawarnya. Hanya tergantung seberapa cepat proses penyembuhan luka pada tubuhmu. Ternyata bangsa Ogre masih saja lemah.”

Jemari si mata merah mengepal kuat mendengar kaumnya dihina seperti itu. Dalam sekejap, otot-ototnya bertonjolan semakin besar. Matanya yang merah membesar, hingga nyaris memenuhi keseluruhan wajahnya. Giginya yang semula berbaris rapi, keseluruhannya berubah menjadi taring, tampak seperti mata gergaji tajam saat dia menyeringai.

Kingsley memperhatikan perubahan makhluk itu masih dengan sikap tenangnya. Bangsa Ogre sama sekali bukan tandingannya meski sudah berubah ke dalam wujud asli yang kekuatannya sepuluh kali lebih besar daripada saat dalam bentuk manusia. Lihat saja temannya sekarang. Dia hanya bisa mengerang kesakitan sambil menunggu ajal menjemput.

“GHOOAAARRGG.”

Si mata merah bersuara nyaring dalam wujud aslinya. Dia tampak lima kali lebih besar dari ukuran semula. Auranya pun berubah lebih gelap, pekat.

“Akan kuremukkan tulang-tulang menyedihkanmu itu.” si mata merah berbicara dengan nada kasar. Suaranya berubah lebih berat dan menggelegar.

Kingsley sedikit menoleh ke arah Mochi. “Hh, aku paling tidak suka disebut tengkorak atau tulang.”

Mochi menelengkan kepala, menatap Kingsley dengan mata besarnya seolah menanggapi ucapan sang majikan.

“Ya, ya. Walau itu benar tapi aku tetap tidak suka jika ada yang menyebutku begitu.” Lalu perhatian Kingsley beralih kembali pada makhluk di hadapannya. “Dan aku tidak pernah bisa bersikap baik pada orang yang sudah menyinggungku.” Nadanya berubah lebih rendah, mengancam. Tangan kanan Kingsley terangkat, mengarah lurus pada si mata merah dengan jari-jari terentang.

Si mata merah menyeringai. “Sepertinya kau sudah siap untuk ma—”

Belum selesai dia bicara, cahaya merah laksana api seperti yang menyerang si hitam legam tadi muncul dari kelima kuku jari Kingsley. Kelimanya melesat cepat lalu mengelilingi tubuh besar si mata merah.

Lagi-lagi si mata merah menyeringai. “Kau pikir kali ini akan berhasil? Tubuhku sekarang jauh lebih kuat daripada saat masih dalam wujud manusia.”

Tanpa menanggapi, jari-jari Kingsley yang masih terentang mengepal bersamaan. Seolah itu perintah, lima cahaya yang masih mengelilingi si mata merah secara bersama-sama melesat menghantam tubuh itu.

GHROOOAAAA!

Suara kesakitan si mata merah menggelegar memekakkan langit malam. Detik berikutnya, cahaya merah laksana api itu melahap tubuh si mata merah, membakarnya tanpa ampun.

Perhatian Kingsley beralih pada si hitam legam. Kini tubuh itu tak berkutik lagi. Jelas menunjukkan bahwa orang itu sudah meninggal. Tubuh yang semula tinggi besar dalam wujud manusianya, kini mengkerut dan menghitam seperti mumi ribuan tahun. Memang seperti itu yang terjadi ketika bangsa Ogre meninggal. Sayangnya si mata merah tidak bisa bernasib sama karena api yang Kingsley lontarkan akan mengubahnya menjadi abu.

“Sudah selesai, Mochi.” Kingsley berbalik hendak kembali ke dalam jurang namun Mochi menghalangi jalannya lalu melompat-lompat di depan Kingsley. “Ada apa?”

Dengan kaki depannya Mochi menunjuk-nunjuk mayat bangsa Ogre berbadan hitam.

Kingsley menoleh, memperhatikan apa yang ditunjuk Mochi. “Aku tidak mau mengenakan pakaian aneh itu, Mochi. Sebaiknya kita pergi ke kerajaan terdekat dari sini. Mungkin ada pakaian bagus yang bisa kukenakan. Kau tahu sendiri seleraku sangat tinggi untuk barang-barang pribadiku.”

Kingsley berjalan menuju jurang, kali ini mengabaikan peliharaannya yang terus melompat-lompat dengan maksud memberi saran. Tanpa kesulitan Kingsley melompat lalu mendarat ringan di dasar jurang, tepat di sebelah Queenza yang tengah terlelap.

“Permaisuriku, sepertinya kau telah melewati banyak hal untuk mencapai tempat ini,” gumam Kingsley seraya memperhatikan luka-luka di lengan Queenza. Lalu perhatiannya tertuju pada pakaian yang Queenza kenakan. “Sepertinya aku harus mempertimbangkan ulang usul Mochi.”

Kingsley berlutut di dekat lengan Queenza yang lukanya tampak paling parah dan masih mengeluarkan darah. Sejenak dia memperhatikan luka itu, bingung bagaimana harus memindahkan darah Queenza ke mulutnya. Ternyata tidak memiliki bibir dan lidah memang merepotkan.

Kingsley memperhatikan sekeliling jurang lalu perhatiannya berhenti pada beberapa helai daun yang tampak lebar dan sedikit kaku. Hmm, mungkin daun itu bisa membantunya.

Tangan Kingsley terulur dengan telapak tangan menghadap ke atas. Dalam sekejap, daun itu lepas dari tangkainya lalu melayang dan berhenti di telapak tangan Kingsley.

Digunakannya daun itu untuk menadah darah Queenza lalu ia pindahkan ke mulutnya. Terus berulang beberapa kali. Dia berhenti ketika darah Queenza mulai bereaksi. Aliran energi memenuhi dirinya. Begitu kuat hingga sempat membutakan pandangan Kingsley. Dia tidak melawan, membiarkan energi yang berasal dari darah Queenza itu bekerja menyembuhkan dirinya.

Beberapa detik berlalu, Kingsley merasakan detak jantung di dadanya, Disusul kemudian aliran udara yang terasa mengisi paru-parunya. Dia membuka mata lalu menunduk, memperhatikan organ-organ tubuhnya yang kembali terbentuk.

“Baiklah, aku akan mengaku—sedikit. Aku terlihat menjijikkan.”

PLUK.

Mendadak pandangan Kingsley berubah gelap. Dengan kesal dia menyingkirkan kain beraroma tubuh Ogre dari kepalanya lalu mendongak, melemparkan tatapan kesal ke arah Mochi yang berdiri di bibir jurang.

Kain itu terdiri dari tiga potong. Dan Kingsley sama sekali tidak tahu bagaimana cara mengenakannya. Dia yakin dirinya sudah tertidur sangat lama. Kingsley ingat betul betapa manusia mudah bosan dan suka menciptakan barang-barang baru.

Perhatian Kingsley beralih pada Queenza, lalu menatap lama di bibirnya. Dia dan Queenza bisa berbagi ingatan melalui ciuman. Hal itu juga bisa menyembuhkan luka-luka yang dialami Queenza sekaligus menyerap kembali kekuatan Kingsley yang diserap tubuh Queenza saat dirinya meminum darah wanita itu. Tapi itu hanya bekerja setelah mereka bercinta dan Kingsley adalah lelaki pertama Queenza.

Banyak makhluk yang salah mengerti tentang kekuatan darah Queenza. Mereka pikir bisa mendapat kekuatan yang besar dengan meminum darahnya. Padahal darah Queenza hanya bisa menyembuhkan dan membuat tubuh terasa bugar. Tapi berakibat fatal karena bisa membuat orang yang meminumnya kehilangan kekuatan dan berubah seperti manusia biasa.

Memangnya kau bisa?

Mendadak pertanyaan dengan nada ragu itu terngiang dalam benak Kingsley, membuatnya kesal. Tentu saja dirinya bisa. Tapi tunggu sampai tubuhnya kembali utuh. Dan itu artinya Kingsley masih perlu lebih banyak darah Queenza.

---------------------------

♥ Aya Emily ♥

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel