Pustaka
Bahasa Indonesia

Kingsley and Queenza

241.0K · Tamat
Aya Emily
132
Bab
24.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

WARNING : Cerita ini memiliki efek ketagihan. Sekali baca gak akan bisa berhenti sampai berharap gak pernah tamat. Gak percaya, buktiin aja!! ------------------------ Hidup Queenza berubah aneh sejak ulang tahunnya yang ke-17. Kerap kali saat berpapasan dengan orang asing di jalan, dia merasa orang itu berbeda. Seolah bukan manusia. Seolah berasal dari dunia lain. Di tengah rasa takut, dia terseret ke dunia asing bernama Immorland dan tanpa sengaja membangunkan tengkorak mengerikan dengan darahnya. Tapi yang menyebalkan, tengkorak itu begitu percaya diri dan mengakui Queenza sebagai permaisurinya. Kingsley terbangun setelah 900 tahun berlalu. Seperti yang dia duga, yang membangunkannya adalah Queenza, permaisurinya. Orang yang menancapkan belati di dadanya. Dan yang akan menjadi alat untuk membunuhnya di masa depan. Menyadari Queenza adalah kelemahannya, akankah Kingsley pergi menjauh? Ataukah dia memilih bertahan dan membuat dirinya sendiri serta Queenza berada dalam bahaya?

RomansaFantasiSupernaturalSweetBaperZaman Kunowuxiapendekarpetarung

Prolog

Gaun panjang wanita itu menyapu lantai. Warna putihnya tampak sangat kontras dengan pekatnya malam. Sementara matanya menyala terang, hijau laksana batu permata. Namun mengerikan, karena itu berarti si wanita sedang marah. Marah besar!

Sejenak, langkahnya terhenti di depan pintu kembar dengan ukiran mewah yang menunjukkan si pemilik ruangan adalah orang paling penting di istana itu. Yah, siapa lagi kalau bukan sang kaisar sendiri, Kaisar Kingsley.

“Hormat, Yang Mulia Permaisuri!”

Pengawal pribadi kaisar yang berjaga di depan pintu membungkuk memberi hormat lalu membukakan pintu untuk si wanita.

Ya, wanita itu adalah permaisuri kaisar. Queenza Ainsley. Sebelum kedatangannya ke istana, kediaman kaisar adalah tempat tabu bagi siapa pun yang tidak mendapat izin langsung dari kaisar, bahkan permaisuri kaisar sebelumnya. Namun sejak ia menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Ackerley, kediaman kaisar seolah menjadi ruangan pribadi Queenza juga. Dia bisa keluar masuk tempat itu dan sama sekali tidak mendapat teguran dari Kaisar Kingsley.

Begitu Queenza masuk, pintu di belakangnya tertutup perlahan. Pandangannya mengarah tajam pada ranjang besar yang menjadi saksi entah berapa kali Queenza takluk di bawah kuasa Kaisar Kingsley. Kebencian seolah berkobar dalam sorot mata Queenza tatkala manik mata hijaunya beradu dengan punggung telanjang sang kaisar yang tengah lelap dibuai mimpi.

Bodoh!

Ya, kata itu pantas menggambarkan diri Queenza saat ini. Bisa-bisanya dia menyerahkan diri bahkan jatuh hati pada iblis berwajah tampan itu.

Berdiri di tengah ruangan, Queenza mengeluarkan belati tajam yang tersimpan di balik lengan bajunya. Tiga tahun tinggal bersama Kaisar Kingsley membuat Queenza tahu betul kapan kekuatan sang kaisar melemah. Yaitu saat dirinya baru selesai bercinta dengan Queenza. Ya, hanya Queenza karena ketika mereka bercinta, kekuatan dalam diri Queenza mengalir ke tubuh Kaisar Kingsley. Dan butuh waktu sampai kekuatan itu menyatu dengan diri sang kaisar.

Tentu saja tidak ada yang tahu mengenai hal ini kecuali Queenza. Juga tidak ada yang tahu bahwa tiap hendak bercinta dengan Queenza, Kaisar Kingsley selalu memasang pelindung kuat tak terlihat di sekelilingnya. Berbentuk bola besar. Siapa pun pasti langsung berubah gosong jika sedikit saja menyentuh pelindung itu. Bahkan raja paling kuat sekalipun.

Namun siapa sangka? Musuh yang harusnya diwaspadai sang kaisar bukan berasal dari luar. Melainkan orang yang bisa dengan mudah keluar masuk pelindungnya. Orang yang tahu betul kelemahannya. Orang yang mencintainya.

Satu tetes air mata Queenza jatuh. Hatinya begitu sakit setelah mengetahui semua kebenaran yang selama ini disembunyikan oleh sang kaisar. Ternyata pembunuh saudari dan calon suaminya yang ia cari selama ini berada tepat di sampingnya. Berlagak layaknya pahlawan. Bahkan berjanji pada Queenza akan menghukum berat siapa pun pelaku pembunuhan adik dan calon suami Queenza.

Betapa liciknya!

Dan semua itu Kaisar Kingsley lakukan hanya demi bisa mendapat kekuatan hidup abadi yang Queenza miliki. Dia bahkan dengan lihainya merayu Queenza hingga bersedia menyerahkan kesuciannya pada sang kaisar. Lagi-lagi demi kekuatan, bukan karena cinta seperti yang selama ini kaisar katakan di hadapan Queenza.

Tidak mau terlalu larut dalam kesedihan dan membuat rencana balas dendamnya gagal, Quenza berjalan ke ranjang lalu merangkak naik hingga kedua paha mulusnya mengapit paha sang kaisar yang berada di balik selimut.

Merasakan tindihan Queenza, Kaisar Kingsley bergerak lalu tangannya pindah ke paha Queenza, membelainya dengan lembut.

“Hm, Permaisuri… biarkan aku istirahat sejenak. Aku lelah sekali,” nada suara sang kaisar terdengar serak, merayu.

Tanpa memberikan jawaban, Queenza mengangkat tinggi-tinggi belati yang ia pegang dengan tangan kanan, lalu tangan kirinya menggenggam erat bagian tajam dari belati hingga kulitnya robek, mengalirkan darah segar yang langsung menodai belati.

Dengan kekuatan abadi yang dicuri darinya, Kaisar Kingsley tidak akan bisa mati. Tapi Queenza bisa membuatnya tertidur selamanya. Dan tidak akan ada yang bisa membangunkannya kecuali Queenza sendiri, meneteskan darahnya langsung ke mulut sang kaisar.

Mendadak seluruh tubuh Queenza diliputi cahaya hijau tatkala dia merapalkan mantra untuk meminta bantuan roh para peri. Saat itulah Kaisar Kingsley menyadari bahaya yang mengancamnya. Namun terlambat. Sebelum dia sempat bergerak, belati di tangan Queenza sudah lebih dulu menikam punggungnya dengan amat keras hingga menembus jantung.

“ARGH!”

Terdengar erang kesakitan saat belati bernoda darah Queenza merobek jantung kaisar. Lalu hening. Hingga beberapa saat kemudian terdengar sang kaisar bertanya pelan. “Kenapa?”

CREESS.

Queenza semakin menekan belati lalu menunduk, mendekatkan bibirnya ke telinga Kaisar Kingsley. “Berani sekali kau masih bertanya kenapa. Apa perlu kujelaskan bahwa aku hanya berusaha membalas dendam atas kematian adik dan calon suamiku?”

Tak disangka, sang kaisar terkekeh meski tahu betul saat ini hidupnya berada di tangan Queenza. “Akhirnya kau tahu juga.”

“Bajingan!” Queenza mendesis di antara giginya yang terkatup rapat.

“Aku tidak akan minta maaf—ugh! Dan aku juga tidak menyesal.” Napas sang kaisar mulai tersendat-sendat dan pandangannya semakin buram. Tapi dia masih memaksakan diri untuk menoleh hingga manik mata pekatnya beradu dengan manik mata Queenza yang bersinar hijau. “Kau yang membuatku tertidur hari ini. Tapi kau juga yang akan membangunkanku kelak.”

“Silakan bermimpi sepuasmu. Kau punya waktu selamanya untuk melakukan itu.”

Lagi-lagi Kaisar Kingsley terkekeh. “Kalau begitu selamat tinggal, Permaisuriku. Dan sampai jumpa lagi.”

Dengan sisa tenaga yang masih ia miliki, sang Kaisar menarik kepala Queenza lalu mengecup lembut bibir manis permaisurinya itu. Kemudian gerakannya melemah dan matanya perlahan terpejam.

---------------------------

♥ Aya Emily ♥