Bab 9. Posion Of Death kembali Berulah.
Elang masih berdiri dengan perasaan yang sudah mulai kacau saat pengawal membawa bunga itu masuk untuk di periksa. Hingga beberapa saat lama nya pengawal itu kembali lagi dengan masih membawa bunga mawar tersebut.
" Nona, bunga ini aman." pengawal itu menyerah kan bunga tersebut pada Cesilia yang langsung menerimanya dan masuk ke Mansion nya setelah mengucapkan terimakasih kepada Elang. Tanpa berbasa basi lagi elang langsung meninggalkan kediaman Keluarga Baskara.
Masih dengan pertanyaan yang melandasi pikiran nya, Elang mengirim pesat singkat pada Zha.
"Pesanan sudah sampai di tangan target. Apa yang harus aku lakukan sekarang.?"
"Pulang." jawaban singkat dari Zha.
.
.
Elang menatap wajah gusar Zha yang duduk di depan nya dengan bersandar di sofa. Baru kali ini ia mendapati ekspresi ini dari Nona nya.
"Apa yang sedang kau gusarkan Nona, bukan kah aku sudah membuat bunga mu sampai ke tangan Nona Cesilia.?" tanya Elang tanpa mengerti apa yang sedang dipikirkan Zha.
"Aku sedang tidak memikirkan hal itu. Dengan bunga mawar itu berada di tangan Cesilia, maka besok kau hanya perlu mendengar kabar nya saja." jawab Zha mengusap wajah nya.
"Apakah permintaan dari Mr. Ardogama yang sudah mengganggu pikiranmu.?"
"Kau benar Elang. Dan aku harus segera melaksanakan nya.!"
"Kau mempercayai nya.?" Elang merasa jika Zha bukan lah tipe orang yang mudah mempercayai siapa pun.
"Sebenarnya aku tidak mempercayai nya, tapi entah lah. Hati ku sepertinya memaksa ku untuk harus percaya. " jawab Zha seraya menghidupkan sebatang rokok yang kemudian di hisap nya dalam dalam.
"Bahkan aku sendiri tidak pernah mendengar Klan Jangkar perak seperti yang di katakan Mr.Ardogama itu." ucap Elang.
"Menurutnya, Klan Jangkar perak sudah di habisi oleh nya dulu. Tapi masih ada satu keturunan nya yang menyimpan banyak rahasia, salah satu nya penyebab Ayah ku terbunuh dan termasuk Komplotan manusia yang sudah membuat ibu ku menderita sampai ia meregang nyawa." Jelas Zha masih dengan kepulan asap putih nya.
"Tapi aku meragukan nya, bagaimana kalau dia hanya ingin memanfaat kan mu saja Nona.?"
"Tidak ada salahnya aku mencoba. Jika tua Bangka itu berani mempermainkan aku, kau tau apa yang akan aku lakukan pada nya.?" Zha menatap wajah Elang yang menyimpan rasa keraguan itu.
"Ya, Lalu apa rencana mu.?"
"Mulai besok, Biar kan aku sendirian melacak keberadaan Keturunan jangkar perak. Kau cukup mengawasi ku seperti biasa. Kau boleh melakukan sesuatu jika sudah dalam keadaan mendesak." ucap Zha di balas anggukan Elang.
Zha kini melangkah meninggalkan Elang menuju kamarnya, dan segera membanting diri di ranjang besar milik nya. Menarik selimut untuk segera terlelap. Besok hari ia sudah harus bertualang untuk mengupas misteri di balik ⚓ Jangkar Perak yang masih menjadi teka teki rumit untuk nya. Namun rasa penasaran yang mendomisili nya begitu kuat, ia ingin segera mengungkap siapa pembunuh Ayah nya, dan keluarga yang menyebabkan ibu nya menderita.
&&&&&&&&&&&&
Pagi menjelang, wangi semerbak bunga ? mawar tercium pekat di sebuah kamar besar milik Putri Cesilia , yang pasti nya berada di Mansion megah milik Keluarga Baskara.
Ketukan pintu di susul salam hangat dari seorang pelayan wanita yang melangkah mendekati Nona nya.
"Teh Manis Nona Cesilia sudah siap.!"
Cesilia hanya tersenyum tipis melirik sang pelayan yang meletakkan gelas berukir indah itu di atas meja berdekatan dengan sekuntum bunga mawar yang baru saja kemarin menjadi hadiah misteri untuk Cesilia. Bunga indah yang di kirim seseorang untuk nya tanpa tau siapa sang pengirim itu , dan seperti mempunyai daya tarik tersendiri bagi yang melihat nya untuk ingin selalu menyentuh dan mencium nya.
Senyum berkembang di bibir indah Cesilia menghampiri teh manis hangat nya setelah sang pelayan menyisih dan berdiri sedikit jauh dari meja nya.
Seruputan pertamanya mengalir hangat di tenggorokan. Mata nya mulai kembali menatap sekuntum bunga mawar tersebut yang lalu di raihnya.
"Aku suka harumnya. Indah dan tidak membosan kan." ucap Cesilia untuk sekian kali nya ia mencium keharuman bunga tersebut .
"Tidak peduli siapa yang mengirimnya, tapi bunga mawar tetap lah penghias utama kamar ku." kembali Cesilia berucap seraya menatap satu persatu bunga bunga mawar yang bukan hanya ada satu saja di sudut kamar, yang ia dapat dari membeli dan sebagian adalah hadiah pemberian kekasih nya.
"Taruh ini bersama teman nya." perintah Cesilia pada pelayan.
Seteguk teh hangat kembali mengalir di tenggorokan nya sambil ia berkali kali menciumi bunga mawar itu sesaat sebelum akhirnya ia menyerahkan pada pelayan untuk menaruh nya bersama bunga bunga mawar lain nya.
Pelayan segera menyambut mawar itu dan melangkah, sebelum pelayan itu sempat menaruh bunga itu pada vas, ia menoleh cepat saat mendengar suara ambruk tubuh Nona Cesilia.
"Nona. Apa yang terjadi..!" pelayan segera berhambur keluar untuk mencari pertolongan.
"Tuan, tuan...!! Tolong Nona." pelayan wanita itu menggedor pintu kamar Tuan besar nya.
"Ada apa..?" Terlihat Tuan Baskara membuka pintu.
"Nona. Tuan... Nona Cesilia." ucapan pelayan yang terbata bata membuat Baskara terkejut, dan tanpa bertanya lagi berlari ke kamar Putri kesayangan nya.
"Putri ku, Cesilia.!!" Baskara mengangkat tubuh Putri nya yang telah terkapar di lantai dengan mulut yang mengeluarkan busa.
Teriakan kuat dari mulut Baskara memenuhi ruangan, saat ia menyadari apa yang terjadi pada Putri nya.
"Bedebah..... Siapa yang melakukan ini.?" Baskara memeluk erat Tubuh Cesilia yang sudah tak bernyawa.
Kematian mendadak Putri Cesilia dengan hasil otopsi rumah sakit yang mencengangkan sanggup membuat seorang Viktor kewalahan. Terkena racun ganas mematikan, tanpa bisa menemukan dari mana asal racun nya. Pihak kepolisian pun di buat bingung dan heboh. Seluruh kamar Cesilia tak lepas dari penelitian secara rinci di setiap incinya. Bahkan pelayan, seluruh bunga dan benda serta sisa teh manis di periksa. Namun sedikit pun tidak ditemukan nya titik terang.
"Lalu dari mana racun itu bisa masuk begitu saja dalam tubuh Nona Cesilia. Bahkan setiap apapun yang akan mendekati nya tidak lepas dari sensor ketat .?" Victor menarik nafas berat , lagi lagi kasus yang ia tangani tidak berhasil ia ungkap.
"Apa ini ada kaitan nya dengan racun penyebab tewas nya Mr. Frankyn.?" tanya Halilintar yang masih mendampingi Victor saat itu.
"Bisa jadi. Meskipun racun ini tidak satu jenis. Tapi ku rasa berasal dari satu Klan yang sama." jawab Victor meremas rambut nya.
"Bagaimana kita bisa mengungkap nya, sedikit pun tidak ada bekas jejak yang tertinggal.?" Halilintar pun di buat bingung.
"Entah lah.!" jawab singkat Victor seperti sudah putus asa.
Kasus pembunuhan kali ini dengan cara berbeda , namun sama sama dilakukan dengan racun yang memecah pembuluh darah, walau pun berbeda jenis, sungguh mampu membuat mereka bingung.
Beralih kekediaman Gadis Pencinta Asap.
Bibir yang tak seharusnya masih berwarna merah karena sering menghisap Filter rokok itu terlihat menarik senyuman tipis nya, ketika mendengar Elang menyampaikan kabar di siang hari itu.
Kabar kematian Putri Cesilia memuaskan hati Zha.
"Jika boleh aku tau, bagaimana caramu melakukan nya.?" tanya Elang tak kuasa menahan rasa penasarannya dengan cara Zha menghabisi target menggunakan racun yang bahkan bisa lolos dari pemeriksaan dan penelitian.
"Poison Of death... Kau sudah tau artinya tapi tanpa tau cara kerja nya.? Kemana saja kau selama ini.?" Zha melempar sebuah vas bunga kearah Elang yang langsung dengan sigap menangkap nya.
"Apa kau pernah sekali saja menjelaskan pada asisten bodoh mu ini.?" Elang balik bertanya dengan sindiran.
Zha terbahak, meskipun hanya Elang satu satu nya yang pernah mendengar tawa nya.
"Aku akan menjelaskan nya kalau begitu." Zha kini memilih duduk di sofa di ikuti Elang yang juga duduk di hadapannya.
"Racun itu ku sebar di setiap kelopak bunga mawar. Racun yang bersifat lembut dan tidak akan membahayakan siapapun yang menyentuh dan menghirup nya. Bahkan sifat lembut nya tidak akan meninggalkan bekas. Tapi akan bereaksi ganas ketika bertemu dengan kadar gula, walau pun sedikit saja. Meskipun bukan teh manis sekalipun, asal ia meminum yang berkadar gula Maka ia akan mati. Dan aku sudah menciptakan racun itu sejak dulu dari bimbingan Tuan Poso dan sudah menguji nya pada hewan. Tadi nya aku sangsi, tapi mendengar kematian iblis wanita itu ,aku menjadi yakin. Jika Poison Of death ku akan menduduki rangking pertama di dunia pembunuhan." kembali Zha terbahak puas.
Elang hanya bisa kembali menggelengkan kepalanya.
"Beri aku ucapan selamat atas keberhasilan ku.!"
"Ah, dari pada ucapan selamat lebih baik panggilan baru aku sematkan untuk mu. Sang Dewi racun.!" jawab Elang ikut terkekeh.
"Ini bukan cerita fantasi tentang dunia para dewa, Elang...!! Tapi cerita Mafia, tentang Posion of death..!!
Zha masih saja terbahak.
