Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8. Bunga Mawar Beracun.

Di Kamar yang luas bernuansa gold dengan ranjang yang berukuran cukup besar itu, Halilintar terus membolak balik kan tubuh nya. Pikiran nya tak lepas dari sosok gadis aneh yang sudah merenggut kesucian bibir nya.

Merasa seperti pernah bertemu.

"Hah, dia .. dia yang ada di Club' malam itu, Aku baru ingat.!!" Halilintar langsung terduduk mengingat wajah gadis itu.

"Siapa dia, kenapa aku sangat penasaran sekali.? Sial..!!!" Halilintar kembali membanting tubuhnya menutup wajah nya dengan bantal, sesaat ia kembali membuka batal nya.

"Manis , cantik.." ia tersenyum memegang bibirnya.

"Hei, kenapa aku ini, kenapa jadi memikirkan gadis gila itu.?" bisik nya pada dirinya sendiri.

" Sudah berpenampilan acak acakan , arogan pula. Jangan jangan gadis itu penjahat. Kalau gadis baik baik mana mungkin dia memegang pistol. Aku penasaran sekali.!!" Halilintar masih saja bergumam.

"Aku akan membuat perhitungan dengan nya. Tunggu saja. "

Sementara di sebuah Gedung megah, nampak Zha tengah duduk bersama Alex.

"Aku tidak bisa membantu mu." Zha melirik Alex .

"Kenapa.?"

"Aku sudah tau siapa musuh mu, dia manusia baik baik. Bukan sejahat yang kau katakan." ucap Zha.

"Dari mana kau tau hah!" Alex merasa kesal.

"Karena aku mengenal baik istri nya." bantah Zha.

"Baik lah, jika kau tidak mau membantu ku maka aku akan mencari orang lain yang bisa membantu ku. Tidak peduli dengan mu aku harus menghabisi keluarga Samudra." Alex berdiri dan melangkah.

"Tunggu.!"

Alex menghentikan langkah nya.

Akhirnya, aku akan membantu ku juga.

"Jika kau berani mengusik keluarga Samudra , maka kau akan berurusan dengan ku. Jadi lupakan saja niat balas dendam mu itu." ucap Zha membuat Alex tercengang.

"Apa..? Jadi kau membela nya."

"Tentu saja, Keluarga Samudra pernah membela ku, dan aku berhutang Budi padanya. Musuh nya akan menjadi musuh ku juga. Jadi dari pada kau bermusuhan dengan ku, lebih baik berhenti lah." Zha melangkah meninggal kan Alex yang sangat terkejut dengan ucapan Zha.

Zha adalah harapan terakhir nya untuk bisa menghancurkan keluarga Samudra setelah beberapa cara pernah di lakukan nya, namun masih saja nihil. Tapi tiba tiba Gadis Pecinta Asap itu menolak, bahkan mengancam nya jika ia tetap berusaha untuk menghabisi keluarga Samudra.

Aku tidak akan berhenti, aku tidak takut padamu gadis tengik.!!

Zha kini sudah berada di Mansion milik nya.

Berdiri menatap jendela, kilasan masa lalu kembali terbayang.

"Dokter.. ku mohon selamat ibu ku.?" Zha berlutut di hadapan seorang dokter.

"Maaf dik, saya harus mematuhi prosedur yang sudah di buat pihak rumah sakit. Saya tidak bisa menolong mu kecuali adik bisa melunasi dulu biaya nya." ucap sang dokter.

"Dok... Saya mohon dok. Saya akan mengusahakan untuk melunasi biaya nya secepat nya." Zha masih berlutut memegang kaki dokter laki laki itu.

"Cari lah dulu, baru Saya bisa membantu mu."

"Tapi Dok.. Jika dokter menghentikan perawatan ibu ku, dia tidak akan bisa bertahan.. Ku mohon dokter.. Ku mohon ..!" Zha kini menangis.

"Maaf kan saya sekali lagi dik,. Masalah nya saya hanya bertugas di sini. Bukan Rumah sakit pribadi saya."

Zha semakin menangis mendengar penuturan sang dokter, seminggu semenjak ibu nya di rawat , sepeser pun Zha memang belum bisa membayar biaya rumah sakit tersebut, hingga pihak rumah sakit memutuskan untuk menghentikan perawatan Ibunya.

Zha tidak menyadari di ujung sana seorang wanita tengah menatap nya iba.

Wanita cantik itu menghampiri Zha yang masih berlutut di kaki dokter itu.

"Ada apa ini dokter.? Kau kenapa nak.? Bangun lah." Wanita itu meraih tangan Zha dan membantu nya berdiri.

"Nyonya Azkayra, hanya masalah kecil Nyonya, tidak ada apa apa.?" sahut sang dokter menunduk hormat.

"Kalau tidak ada masalah serius kenapa adik ini sampai menangis.?" Azka menatap Zha yang mengusap air matanya.

"Adik ini belum bisa membayar uang muka perawatan ibu nya Nyonya. Dan pihak rumah sakit terpaksa harus menghentikan perawat ibu nya." tutur sang dokter.

"Lanjutkan perawatan ibu nya sampai sembuh, aku yang akan melunasi biaya nya." ucap Azka.

"Nyonya.!" Zha menoleh cepat dan menatap Azka serasa tak percaya.

"Kau tenang lah, ibu mu akan baik baik saja." ucap Azka membelai rambut Zha.

"Kau dengar aku dokter." kemudian Azka menoleh pada Dokter tersebut.

"Baik Nyonya, saya akan lakukan." dokter itu pun berlalu tanpa berbicara lagi pada mereka untuk melanjutkan penanganan nya pada ibu Zha.

"Nyonya ,terimakasih." Zha meraih kedua tangan Azka dan mencium nya berkali kali.

"Sama sama sayang, kau tidak boleh bersedih lagi. Kau harus kuat untuk menemani ibu mu,"

Zha hanya mengangguk,

"Siapa namamu sayang...? Nama Tante Azkayra. Kau bisa memanggil ku Tante Azka." Azka mengangkat dagu Zha.

"Zha Tante, Kanzha.." sahut Zha memandang Nyonya cantik penyelamat ibu nya itu.

"Tante harus mengurus pembayaran ibu mu, setelah itu Tante harus pergi. Lain kali kita bisa bertemu lagi ya.!" Azka menepuk lembut kepala Zha.

Zha, terus menatap langkah wanita cantik itu, wajah Azka terekam sepenuh nya di otak Zha. Ia mengingat nya dan terus akan mengingat kebaikan wanita itu. Dan suatu saat ia berjanji akan membalasnya.

Itu lah, hari di mana Zha bertemu untuk pertama kali nya dengan Azka. Ia datang sebagai malaikat penolong Zha, menyelamat kan nyawa ibu nya walau hanya untuk sementara, setidak nya Aisyah masih bisa bertahan untuk beberapa saat ke depan . Kanker langka yang di derita Aisyah tidak bisa sembuh hanya dengan pengobatan dan perawatan saja, mesti di adakan oprasi besar di Negara Singapura dan Zha belum sempat mendapatkan biaya nya, hingga Aisyah sudah menyerah dan akhirnya memilih menutup matanya untuk selamanya.

Zha menarik nafas,

"Tidak akan ada yang bisa menyentuh keluarga mu Nyonya, percaya lah. Aku akan melindungi kalian dengan cara ku." Zha mengusap titik air mata yang sempat menetes di pipi nya, menoleh ke arah pintu ketika seorang mengetuk nya.

"Nona,.!" Elang melangkah masuk ketika Zha sudah membuka kan pintu.

"Info apa yang kau dapat.?"

"Beberapa hari lagi , keluarga baskara akan mengadakan pesta pertunangan putri nya. Apa nona yakin dengan keinginan Nona.?" elang duduk bersandar di sofa.

"Ya, malam ini juga aku ingin Cesilia mati. Apapun caranya.!"

"Seperti nya itu akan sulit, Putri baskara mempunyai pengawal yang begitu banyak. Dan ku rasa Mansion itu di lengkapi Cctv di setiap sudut nya . Belum lagi Putri Cesilia tidak pernah keluar rumah, jika keluar maka dengan penjagaan yang super ketat." jelas Elang.

"Aku tetap akan membunuh nya. Aku membenci nya. Dan aku sudah sangat lama menunggu waktu ini." jawab Zha.

"Nona, aku hanya mengkhawatirkan mu."

"Aku akan mencari cara aman. Kau tenang saja. " Zha menepuk bahu Elang .

"Bukan hanya dendam pribadi ku, tapi perempuan itu sudah menghancurkan seorang wanita , sampai wanita itu putus asa karena kekasihnya di rebut perempuan itu, di saat wanita itu tengah mengandung bayi dari kekasih nya. Aku benci perempuan seperti itu. Dan aku sudah berjanji pada wanita itu untuk membalaskan dendam nya." jelas Zha.

"Pergi lah, jika aku membutuhkan mu, aku akan memanggil mu." sambung Zha.

"Baik lah." elang pun melangkah keluar dari kamar Zha.

Sementara Zha kini membuka laptop milik nya dan sibuk mengulik tombol di sana, bibir nya tersenyum ketika ia menemukan sebuah Profil pribadi seseorang yang di incar nya.

"Cesilia, 24 tahun. Penggemar bunga mawar dan teh manis. Begitu mudah nya.!" Zha berucap sendiri.

"Kau cantik, cantik sekali. Tapi sayang... hati mu seperti iblis.!!" umpat Zha.

Lalu ia melangkah memasuki ruangan khusus nya. Terlihat membuka sebuah komputer di sana lalu tangan nya sibuk mengulik di sana. Lama berada di depan komputer itu kini Zha mendekati tabung tabung kecil yang tertata rapi di atas meja.

Tangan nya mulai menuang sedikit demi sedikit air warna warni dari tabung tabung tersebut.

Hingga hampir sore ia berkutat di dalam ruangan itu, Zha nampak keluar dari ruangan tersebut, segera meraih ponsel nya.

"Elang, Carikan aku sekuntum bunga mawar merah. Bawa kemari." ucap Zha menutup panggilan nya tanpa menunggu jawaban dari sana.

Sekitar setengah jam berlalu, Elang benar benar datang dengan sekuntum bunga mawar merah ditangan nya. Dengan berbagai rasa penasaran Elang menyerah kan bunga itu pada Zha yang langsung membawa nya masuk ke ruang khususnya.

Hanya butuh beberapa menit, Zha sudah keluar kembali masih dengan bunga itu di genggaman nya.

"Aku butuh bantuan mu." ucap Zha mengulurkan bunga mawar tersebut pada Elang.

"Bagaimana pun cara mu. Bunga itu harus sampai ke tangan Putri Baskara malam ini juga." ucap Zha.

"Zha, ah Nona Zha. Apa bunga ini.?"

"Ya, bunga itu beracun.!"

Elang tersentak reflek menutup mulut nya dengan telapak tangan nya.

"Kau tenang saja. Racun itu tidak akan melukai mu. Dia hanya akan mencelakai target nya." Zha tersenyum miring melihat raut khawatir Elang.

"Benarkah.?" Elang mengamati Bunga indah itu dengan seksama.

"Cepat lah,aku tidak mau kau terlambat."

"Ah, baik lah." Elang tetap harus melangkah meskipun rasa khawatirnya sudah meraja di hati nya.

&&&&&&&

Elang sudah berada di depan Mansion mewah milik Baskara yang terang saja langsung di sambut para penjaga mansion itu. Waktu yang tepat di pilih Elang ketika Putri Baskara sedang melangkah menuruni mobil.

"Ada perlu apa.?" seorang penjaga bertanya pada nya.

"Saya hanya seorang kurir." Elang menunjuk papan nama di dada kirinya.

"Apa ada sesuatu yang kau bawa.?"

"Saya mengantar kiriman untuk Nona Cesilia." Elang memperlihatkan Sekuntum bunga mawar merah yang indah dan terikat rapih itu.

Sementara Cesilia yang melihat dari kejauhan langsung menghampirinya.

"Bunga itu untuk ku.?"

"Benar Nona.?"

"Dari siapa.?"

"Saya kurang tau Nona, saya hanya bertugas mengantar nya." ucap Elang.

Cesilia segera menerima nya, namun seorang penjaga langsung mencegahnya.

"Nona, tunggu dulu. Kami harus memastikan jika bunga itu aman dan tidak beracun." Penjaga itu lalu mengambil bunga itu dari tangan Elang dan membawa nya masuk untuk memeriksa nya.

Deg....!!!! Jantung Elang seketika berdebar.

Sial, bagaimana jika pengawal itu mengetahui jika bunga itu benar benar beracun.? Tamat lah riwayatku hari ini.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel