Bab 12. Misi Zha
Masih di atas ranjang besar miliknya, Halilintar tersentak ketika pagi itu suara deringan Ponselnya mengganggu mimpi indahnya. Tangannya mencoba meraih benda pipih itu dan memicingkan sebelah matanya guna mengintip si pemanggil. Seketika ia terlonjak bangun dan mengerjap berkali kali seraya langsung menggeser tombol hijau di layar Ponselnya.
"Ha..hallo."
"Aku ingin bertemu dengan mu." Suara Zha di sebrang sana.
"Baik lah, aku akan menjemputmu." secepat mungkin Hall menjawab.
"Tidak perlu, aku yang akan mendatangi mu."
"Hei, di mana.. Ah..!!"
Tut...Tut...!!
"Huh, aku masih ingin mendengar suaranya." Halilintar hanya bisa mendengus , ia berpikir bagaimana bisa menemuinya sedangkan gadis itu belum tau dimana ia tinggal.
Halilintar segera beranjak dan melangkah ke kamar mandi. Hanya perlu beberapa menit kini ia sudah rapi dan bergegas keluar dari kamar apartemennya menghampiri Mobilnya.
Lagi lagi ia di buat terkejut ketika membuka pintu mobil, Sosok Zha sudah duduk manis di dalam mobil miliknya.
"Kau benar benar mahkluk misterius yang pernah ku kenal." ucap Hall sembari duduk tepat di samping Zha.
Gadis itu tak berekspresi, hanya melirik wajah Halilintar. Sejenak mata keduanya sempat bertemu, namun Zha langsung menghindarinya dengan menatap lurus ke depan.
"Kita mau kemana.?" tanya Hall.
"Di sini saja."
"What .?" Halilintar menoleh kembali pas sekali saat Zha menyibak kan poni nya membuat wajahnya sedikit terlihat.
"Apa kau mengenal Mr. Robert.?" Zha bertanya tanpa menoleh.
"Ya, sudah pasti. Bahkan aku mendapat undangan pesta pernikahan putrinya nanti malam." jawab Hall masih mengintip wajah Zha.
"Bawa serta aku kesana. Anggap saja ini sebagai balas Budi mu padaku."
"Ah, baik lah. Dengan senang hati. Kebetulan aku memang belum ada pasangan." jawab Hall cepat.
Zha menoleh ,menatap dengan tatapan mematikan hingga membuat Halilintar memundurkan wajahnya sedikit menjauh dari singa betina yang nampak kelaparan di depan matanya itu.
"Kau pikir aku akan menjadi pasangan mu hah.!"
"Ya.. aku tau. Aku tau itu. Kau pasti ada misi khusus. Ya ya..ya. aku tau itu." jawab Hall masih menatap wajah misterius Zha yang langsung kembali ke posisinya.
"Baik lah, jemput aku di Apartement ku." ucap Zha.
Hall hanya mengangguk ketika Zha meloncat dari mobilnya.
"Tunggu dulu.!" teriak Hall, Namun Zha sudah menghilang begitu saja.
Halilintar hanya mendengus kesal.
"Aku hanya ingin mengatakan, tidak mungkin akan membawa nya kesana jika penampilan nya seperti itu. Tapi, huh..!! Ya sudah lah." Hall menghidupkan mobil nya dan bergegas untuk ke kantor nya.
Pukul 18:30
Halilintar sudah melaju ke arah apartemen milik Zha.
Segera menghentikan mobilnya ketika sudah berada di depan apartemen itu, lalu membuka pintu. Hall kembali terperangah ketika melihat sosok wanita cantik sudah berada tepat di hadapannya.
Mengenakan Gaun berwarna merah dengan aksesoris menghiasi tubuhnya, sepatu boot tinggi berwarna hitam makin mempercantik penampilan Zha.
"Kau..!!"
"Kenapa.? Tidak pernah melihat wanita cantik?" Zha menepuk kening Halilintar, yang masih terpaku dengan perubahan drastis di diri Zha. Tanpa disuruh Zha pun langsung duduk di dalam mobil di ikuti Hall.
'Ternyata kau sudah mempersiapkannya dengan matang.'
Masih dengan sesekali melirik wajah cantik yang tepat di sampingnya itu Hall melajukan kembali mobilnya. Zha sendiri tak bergeming, melainkan hanya menatap lurus ke depan.
"Ku rasa kau sudah tau maksud ku. Jadi aku minta kesadaran mu. Tapi itu terserah , kau mau membantu ku atau tidak.!" Zha membuka suara.
"Aku akan membantu mu. Kau tenang saja." jawab Hall meski belum sepenuhnya mengerti.Halilintar tau pasti jika wanita di samping nya itu adalah seorang mafia dan pastinya sedang ada misi khusus hingga ingin mendatangi pesta itu, tapi entah kenapa Hall justru ingin sekali terlibat dengan urusan Zha.
Mobil yang mereka tumpangi melesat kencang menuju sebuah hotel berbintang. Misi Zha kali ini mencari seseorang yang bernama Sion. Menurut info yang Zha dapat , Sion adalah salah satu saudara dari Gustavo yang masih hidup. Dan keponakan Sion malam ini menikahi putri seorang pengusaha dari mexico yang bernama Robert. Sudah bisa di pastikan akan ada Sion di sana ,meski Zha sendiri yakin bahwa Sion tidak akan gegabah dalam menunjukkan identitas aslinya.
"Kau sudah pernah melihat wajahnya ?" Tanya Hall kembali melirik gadis cantik itu.
"Sekali,saat aku hendak melancarkan misi ku. Dan aku gagal karena Anak buahnya terlalu banyak yang menyerangku." jawab Zha semakin membuat Hall semakin kagum padanya.
"Good! Setidaknya itu akan mempermudah kita." ucap Hall.
"Pakai ini." Zha mengambil sebuah chip kecil dan memberikan pada Halilintar.
"What...? Apa kau pikir aku akan menghilang dan tidak bisa kembali hah.!!?" jawab Hall mematikan mobil nya karena memang sudah sampai di tempat tujuan dan segera meraih chip kecil itu dari tangan Zha.
"Hanya berjaga jaga, karena kau masih berhutang padaku." sahut Zha.
Halilintar sendiri langsung memasang chip kecil yang merupakan alat pelacak dan juga alat penyadap itu pada bagian atas perut suspek nya. Dan pergerakan tangan nya menyibak kemeja nya membuat Zha memalingkan wajah nya ketika bagian tubuh Hall terbuka begitu jelas.
"Ku rasa kau sudah terbiasa melihat seperti ini, kenapa harus memalingkan muka." ucap Hall yang masih sibuk mencoba memasang chip itu.
"Terbiasa katamu, semua orang di sekitar ku adalah laki laki, tapi bahkan tidak ada yang berani berlaku konyol seperti mu di hadapan ku." jawab Zha. Melihat Halilintar kesusahan memasang benda kecil itu Zha mengeram kesal karena membuang waktu yang cukup lama dan Zha bukan lah tipe orang yang sabar menunggu.
"Hei, apa yang kau lalukan..!!" pekik Hall ketika Zha menarik tubuh nya untuk mendekat dan tanpa permisi jari jari lentik nya menyusup ke dada Hall yang masih tertutup untuk memasang chip kebagian itu.
"Tutup mulut mu.!" Ucap Zha hanya tersenyum miring melihat wajah hall yang memerah entah kenapa.
"Ku rasa kau sudah terbiasa dengan hal seperti ini Tuan muda.?" ucap Zha masih meraba Dada Hall.
"Tidak, aku bahkan tidak pernah menyentuh atau di sentuh wanita manapun selain kau gadis gila.!!" Hall hanya bisa mengerang marah melihat Zha yang menyeringai.
Gila, Ini benar benar gila! Halilintar tidak mengerti kenapa Jantung nya berdebar begitu kencang ketika Zha menyentuh nya. Debaran yang begitu kuat membuatnya terlihat sedikit gemetaran.
"Ayo Turun.?" perintah Zha sudah kembali memasang wajah datar nya.
Zha melangkah dengan anggun bersama sosok Halilintar di samping nya,bahkan kini mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang serasi apalagi ketika Hall tidak segan melingkarkan lengannya pada pinggang Zha. Tampilan mereka saat ini benar benar memukau banyak pasang mata, terlebih pada Zha yang terlihat begitu cantik. Tanpa mereka sadari betapa bahaya nya sosok cantik yang sedang mereka kagumi itu.
____________
