Bab 15 Berlutut!
Biasanya Dean tidak pernah tunduk pada orang lain, Jocelyn juga tidak menyangka Dean bisa tunduk pada dirinya.
Nyonya Besar Kusuma langsung berkata, "Jocelyn, kamu lihat, Dean ini memang masih muda dan tidak tahu apa-apa, sekarang dia sudah meminta maaf padamu dengan tulus. Kamu adalah kakaknya, jadi kamu harus mengalah padanya, maafkan saja dia!"
Sebelum Jocelyn menjawabnya, Frederic keluar dari kamar dan berkata, "Tidak bisa! Minta maaf seperti itu tidak ada tulusnya sama sekali, kalau dia benar-benar mau meminta maaf, tentu saja dia harus berlutut!"
Ucapannya ini membuat mereka bertiga melihat Frederic dengan bingung, tapi Frederic tetap tenang seperti biasa, wajahnya sama sekali tidak berubah.
"Pria bodoh, hal ini tidak ada hubungannya denganmu, cepat pergi jauh-jauh, atau akan kuhabisi kamu." Dean melampiaskan amarahnya ke diri Frederic, kedua matanya terlihat sangat ganas, seakan-akan mau memakan Frederic hidup-hidup.
Tapi, Frederic tetap menatap Dean, "Kukatakan sekali lagi, aku bukan pria bodoh!"
Kali ini, suasana menjadi tegang, suhu di dalam rumah seperti turun beberapa derajat, membuat Nyonya Besar Kusuma sampai merinding, bahkan Dean juga ketakutan, dia langsung mengalihkan pandangannya, tidak berani bertatapan dengan Frederic.
Melihat Frederic bersikeras seperti ini, Jocelyn langsung berkata, "Frederic, bagaimana kalau..."
Frederic mengangkat tangannya, meminta Jocelyn untuk tidak berbicara, dengan tegas dia berkata, "Dia harus berlutut! Kalau dia tidak berlutut, kamu jangan menandatangani kontrak itu. Atau di keluarga ini, selamanya kamu tidak akan memiliki kedudukan, bagaimana mungkin aku membiarkan istriku ditindas oleh pria yang tidak berguna sepertinya."
Kata-kata yang keluar dari mulut Frederic ini seperti bom atom yang membuat Dean tidak berani berkata-kata.
Nyonya Besar Kusuma hanya bisa mengepalkan kedua tangannya, demi mendapatkan kontrak ini, dia harus menuruti permintaan keluarga ini, apalagi ingatan pria bodoh ini sepertinya sudah memulih.
Oleh karena itu, dia berkata ada Dean, "Masih tidak mau berlutut?"
"Nenek?" Dean melihat Nyonya Besar Kusuma dengan bingung.
"Berlutut!" Ucap Nyonya Besar Kusuma dengan keras.
Walaupun sangat tidak bersedia, Dean mau tidak mau harus berlutut di atas lantai.
"Jocelyn, apakah kali ini kamu bisa memaafkan Dean?" Tanya Nyonya Besar Kusuma dengan rasa tidak senang.
Jocelyn melihat ke arah Frederic, seperti sedang meminta pendapatnya.
Frederic mengangguk-angguk, menunjukkan kepuasannya, setelah itu, Jocelyn baru berkata, "Baik, aku memaafkannya."
"Lalu bagaimana dengan kontrak itu?" Nyonya Besar Kusuma langsung membahas kontrak itu, karena ini adalah yang terpenting baginya.
Jocelyn lagi-lagi melihat Frederic, seakan-akan dia sudah kehilangan tulang punggungnya, sekarang Frederic adalah tulang punggungnya.
Melihat Frederic tidak menolak, dia baru berkata, "Aku akan berbicara dengan Pak Nelson!"
"Baik, Jocelyn, aku akan menunggu kabar baik darimu, kalau kamu berhasil menandatangani kontrak ini, aku akan mengadakan pesta perayaan untukmu di Hotel Ornate." Setelah berbicara, Nyonya Besar Kusuma dan Dean meninggalkan rumah Jocelyn.
Setelah meninggalkan rumah Jocelyn, Dean meluapkan amarahnya, amarah di dalam hatinya sekarang bisa digunakan untuk membunuh seekor sapi, suatu hari nanti, dia pasti akan membalaskan dendamnya pada Jocelyn dan Frederic.
Setelah mereka berdua pergi, Jocelyn baru menanyakan kebingungan di dalam hatinya, "Kenapa kamu tahu kontrak ini hanya bisa ditandatangani olehku? Jangan-jangan kamu mengenal Pak Nelson?"
Sambil menggeleng Frederic menjawab, "Tidak, tapi aku mengenal kepala Keluarga Yohan!"
Seketika, kedua mata Jocelyn terbuka lebar, mengenal kepala Keluarga Yohan? Dia adalah orang terbesar di Wilayah Barat Daya, kabarnya kekuatan orang itu sangat besar. Frederic hanyalah seorang pria yang bodoh, bagaimana mungkin dia bisa mengenalnya? Jangan-jangan Frederic juga memiliki latar belakang yang sangat kuat!
Ketika Jocelyn sedang syok, Frederic lanjut berkata, "Dia adalah anak buahku yang dulu."
Jocelyn terdiam, "..."
Dia tidak bisa berkata-kata, awalnya dia masih bisa memercayai perkataan Frederic, tapi sekarang, dia merasa Frederic sedang melantur, terlihat jelas kalau ingatan Frederic masih belum pulih sepenuhnya, sepertinya Frederic sedang berada di fase yang sangat tinggi hati.
"Sebenarnya hadiah-hadiah itu dikirim oleh anak buahku, sebagai pengganti karena dulu aku tidak pernah memberimu hadiah apa pun." Frederic merasa tidak ada yang perlu ditutupi dari Jocelyn, jadi dia menjelaskan hadiah yang dibawa Serigala Serakah beberapa hari yang lalu.
Tapi ketika dia baru selesai berbicara, Jocelyn langsung menjawabnya, "Sudah, Frederic, aku tahu kamu masih memikirkan hadiah-hadiah dari Wayne itu, tapi aku tidak akan menerimanya, kamu lebih baik istirahat saja! Kuharap kamu jangan sembarang berbicara lagi, di depanku masih tidak apa-apa, tapi jangan membicarakan hal-hal seperti itu di depan orang lain."
Frederic tidak bisa berkata-kata, dia tahu kalau Jocelyn tidak memercayainya.
Frederic juga tidak mau menjelaskan apa-apa, karena tidak akan ada gunanya, mungkin hanya waktu yang bisa membuktikan semuanya.
Pagi keesokan harinya, Jocelyn pergi ke Grup Yohan untuk menandatangani kontrak.
Sesampainya di pintu masuk, Nelson langsung datang menyambutnya, bukan hanya Nelson, tapi juga seluruh karyawan perusahaan yang berdiri berseberangan membentuk dua baris, bukan hanya itu, mereka semua juga memasang senyuman yang lebar.
Awalnya Jocelyn mengira ada orang besar yang mau datang ke kantor ini untuk melakukan inspeksi, tapi dia melihat spanduk di atas pintu masuk yang bertuliskan 'selamat datang Nona Jocelyn di Grup Yohan untuk menandatangani kontrak'.
Jocelyn masih tidak begitu memercayainya, karena di Negara Merania, ada banyak orang yang memiliki nama yang sama.
Ketika dia sedang kebingungan, Nelson berjalan menghampirinya, "Nyonya, aku masih mau meminta maaf atas kejadian sebelumnya, aku yang salah."
Setelah berbicara, Nelson membungkuk 90 derajat di depan Jocelyn, tampangnya juga terlihat sangat hormat.
Jocelyn menelan air liurnya, tidak tahu apa maksud Nelson ini, bagaimanapun juga orang ini adalah Nelson, di Kota Nogova, semua orang mengenal nama Nelson, bukan hanya kaya, kekuatannya juga besar, tapi sekarang, orang ini sedang membungkuk di depannya dan mengakui kesalahannya.
Dengan syok dia bertanya, "Pak Nelson, ada apa ini?"
"Oh!" Nelson langsung berkata, "Kontraknya sudah kusiapkan, Anda ikut denganku."
Setelah berbicara, Nelson mempersilakan Jocelyn masuk ke dalam. Orang-orang yang berbaris di kiri dan kanannya ini membuat Jocelyn merasa sedang bermimpi, ini semua sungguh tidak masuk akal.
Tapi, dia tetap berjalan ke dalam dengan hati-hati, ketika dia baru masuk ke dalam kantor, Nelson langsung menghidangkan segelas teh untuknya dengan hati-hati.
Lalu, dia meletakkan kontraknya di depan Jocelyn, "Nona Jocelyn, silakan diperiksa, kalau tidak ada masalah, silakan ditandatangani, kalau ada masalah, Anda bisa langsung mencoret dan memperbaikinya."
Jocelyn sudah kebingungan dengan ini semua, sehingga dia tidak tahu harus melakukan apa.
Tapi, dia tetap menenangkan dirinya dan membaca seluruh isi kontraknya, seluruh isi kontrak ini sangat menguntungkan dirinya dan tidak menguntungkan Grup Yohan sama sekali, sehingga dia sendiri juga tidak tahu bagian mana yang perlu diperbaiki!
"Pak Nelson, sepertinya kontrak ini sangat merugikan kalian?" Tanya Jocelyn dengan bingung.
Nelson berkata, "Nyonya jangan berkata seperti itu, bisa bekerja sama dengan Anda adalah sebuah kehormatan bagi Grup Yohan."
