Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

##### 4.Perseteruan Alexa dan Vira

Alexa tidak menggubris ejekan dari rekan tadi. Ia hanya terdiam. Tidak menjawab sedikit pun. Ia tahu pasti orang orang yang melihat perlakuan Lee tadi akan beranggapan lain. Tapi Lexa tidak perduli dengan umpatan mereka, biar lah mereka dengan asumsi mereka sendiri. Yang penting apa yang mereka tuduhkan itu tidak benar.

Alexa pun duduk dan terus melanjutkan pekerjaan nya. Sebenarnya bukan Lexa tidak mau melawan mereka. Lexa tau percuma saja membela diri, toh mereka juga tidak akan percaya dengan ucapannya. Ehhhmmmm... Menghela nafas.

Walaupun ia terlihat kuat. Namun sesampai drumah ia menangis tersedu-sedu. Yah... Hanya ini yang dapat ia lakukan menangis dan berdoa. Ia merasa sendirian, terasing, dan tidak berdaya. Fikiran terus berbisik apakah ini semua angkara Vira. Apakah dia semua dibalik datang fitnah ini. Kalau pun betul ia harus mencari tau agar fitnah ini tidak berlanjut terus menerus.

“TUHAN, kenapa ini harus terjadi padaku? Apa yang salah denganku? Berikan lah aku kekuatan untuk menghadapi semua ini. ” doaku di tengah tangis.

Namun, di tengah kepedihan itu, Alexa mulai menyadari sesuatu. Ia tidak bisa terus-menerus menjadi korban. Jika ia ingin menghentikan fitnah ini, ia harus mengambil tindakan.

Keesokan harinya, Alexa datang ke kantor dengan tekad baru. Ia memutuskan untuk mulai mengumpul kan bukti tentang apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun ia tau tidak mudah untuk mencari itu semua. Tapi Ia harus mencarinya.

Ia mendokumentasikan setiap komentar pedas yang ia dengar dari orang-orang yang telah menghinanya. Ia mencatat nama-nama orang yang terlibat, dan mencoba mencari tahu apa saja yang Vira katakan kepada mereka.

Alexa mulai menyusun rencana. Ia mulai mancari siapa dalang utama dari gosip itu. Dan apa motif menfutnahnya seperti itu. Hanya dengan kebenaran pasti semua fitnah dan kebohongan akan terungkap.

Hari itu, Alexa memperhatikan gerak-gerik Vira dengan lebih seksama. Vira tampak menikmati sorotan yang kini beralih ke Alexa. Senyumnya lebar setiap kali melihat Alexa berjalan di lorong, dikelilingi oleh tatapan sinis para kolega. Alexa merasa memang Vira adalah dalang di balik semua ini.

Namun, ia tahu bahwa hanya kecurigaan saja tidak cukup. Ia membutuhkan bukti. Setelah jam kerja, Alexa memutuskan untuk memeriksa media sosial. Ia berharap dapat menemukan sesuatu di sana mungkin sebuah unggahan atau komentar yang bisa menjadi petunjuk.

Dan benar saja, di salah satu grup pertemanan kantor, ia menemukan beberapa percakapan yang mengejut kan. Vira telah memulai sebuah diskusi di grup itu, dengan menulis tentang keburukan Lexa yang sengaja Vira tulis untuk memancing rekan rekan yang lainnya.

"Dalam unggahan nya Vira menulis. "Kalian tahu Alexa, kan? Memang Cantik, tapi sangat dirugikan sekali dibalik kecantikannya, kelakuannya omg. Aku sebagai wanita pun malu mau untuk mengatakan kelakuannya. Sangat menjijikkan sekali. Sudah jadi pelakor tapi masih tak tak tau malu yah. Jelas dia sudah mencuri hati Lee dari aku, tapi sok naif. Dasar jalang. Pelacur tak tau malu. "Tulisnya.

Komentar-komentar lainnya mengikuti, sebagian besar banyak yang mendukung pernyataan Vira.

"Dari awal aku juga sudah menduga sama dia. Wajahnya saja tampak polos. Tapi pelacur." Balas seorang rekan.

"Iya, aku dengar dia memang selalu keluar dengan Lee setiap malam. Apakah itu betul, ya? Tiap malam mereka buat apa sich? Apa tidak bosan ya jumpa tiap malam. "Tanya seorang rekan lagi.

"Kalau aku sich tidak percaya sama perempuan yang terlalu sempurna. Pasti ada sesuatu di baliknya. Ternyata benar kan dugaan ku. Muka saja cantik tapi nyatanya hatinya busuk seperti sampah. "Balas seorang rekan lagi.

"Begitu lah kalau seorang pelacur, mawar milik nya pasti gatal minta digaruk lelaki. Lee lelaki yang tampan jadi wajar donk dia menginginkan lebih dari Lee. Hahaha.."Balas seorang lagi sambil tertawa.

"Yang sabar Vir. Kalau Lee tau dia Pelacur Lee juga pasti akan memilih kamu. Lelaki mana sich yang mau pacaran sama pelacur. " Ucap seorang rekan lagi.

Alexa membaca semua komentar itu dengan hati yang semakin berat. Ia merasa hatinya seperti ditusuk belati berkali-kali. Begitu perih nya minta ampun. Apalagi ia harus tau bahawa Vira yang memancing percakapan itu. Ia tidak menyangka Vira yang ia percaya dan sayang dulu tega menfitnah nya dengan keji.

Namun, ia tahu bahwa ini adalah langkah pertama menuju kebenaran. Ia mengambil tangkapan layar percakapan itu sebagai bukti. Ia akan berusaha melaporkan semua ini ke SDM.

Malamnya, Alexa berbaring di tempat tidurnya, dengan berlinang air mata, ia mencoba mencerna apa yang baru saja ia temukan. Ia merasa sangat terluka, tetapi di sisi lain, ia merasa lega karena kini ia memiliki bukti nyata. Ia harus kuat walau nyata nya Ia begitu rapuh.

Keesokan harinya, Alexa memutuskan untuk menemui Vira secara langsung. Ia tahu bahwa ini adalah langkah yang sangat berisiko, tetapi ia tidak ingin membiarkan masalah ini berlarut-larut. Di jam istirahat, Alexa menemui Vira yang sedang duduk di kantin bersama beberapa teman. Ia mendekati mereka dengan langkah tegas.

“Vira, aku perlu bicara denganmu. Sekejap. Ini sangat penting,” kata ku dengan nada serius. Vira menatap ku dengan senyum mengejek.

“Ada apa? Mau apa lagi? Kamu mau minta maaf, karena sudah tidak tahan dengan gosip yang beredar. Mengaku kalau kamu salah sudah merampas Lee dari hidup ku ha. Terlambat Lex kalau kamu minta maaf sekarang. ”katanya, cukup keras sehingga orang di sekitarnya bisa mendengar.

Alexa tetap tenang meskipun hatinya terbakar. “Ini bukan tentang minta maaf, Vira. Kita harus bicara, ada hal penting yang ingin aku katakan. ”kataku sambil menatap tajam ke arah Vira.

Vira akhirnya berdiri. “Baiklah, kalau itu yang kamu mau. Kamu mau bicara apa. Katakan saja tidak perlu banyak cerita. Langsung saja. Aku sangat jijik melihat kamu Lex. Ayo... Mau bicara apa sich. ”katanya dengan menghina.

“Kenapa kamu melakukan ini, kepada ku Vira? Apa yang aku lakukan sehingga kamu merasa harus menyebarkan fitnah keji itu? Kenapa kau tega padaku? "tanya Alexa dengan suara gemetar.

Vira mendengus. “Fitnah? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Semua orang tahu bahwa kamu memang merampas Lee dari kehidupan ku. Jangan menyangkal dan berpura-pura menjadi korban, Alexa. ”jawab nya dengan sinis.

Alexa menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. “Aku tidak pernah mencoba merebut Lee darimu. Dia yang mendekatiku. Dan aku tidak pernah menjajakan tubuh ku pada nya bahkan dengan lelaki mana pun. Aku bukan pelacur Vir. "ucap ku dengan tegas.

Namun, Vira hanya tertawa kecil. “Kamu benar-benar naif, Alexa. Kamu masih berani lagi menyangkal. Intinya gara gara kamu rapat dengan Lee. Lee tidak pernah lagi mengajak aku bicara. Lee berubah padaku. Sejak ia rapat dengan mu. Pasti kamu kan yang menglarangnya??? Kamu cemburu kan kalau Lee bersama ku. Lee tidak akan suka dengan mu kalau kau tidak menggoda nya. "katanya lagi.

*****

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel