Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

##### 3.Semua orang salah sangka

Setiap hari suasana di kantor menjadi mimpi buruk bagi Alexa. Rekan-rekan kerjanya mulai menjauh, dan beberapa rekan bahkan terang-terangan menghina dirinya. Kini Alexa merasa terasing ditemoat kerja sendiri.

Alexa berusaha bertahan. Ia percaya kebenaran akan terungkap pada waktunya. Namun, semakin ia mencoba bertahan, semakin banyak tekanan yang ia hadapi.

“Yah....TUHAN, berikan aku kekuatan untuk melalui ini semua, sabarkan diriku Tuhan. "doaku disetiap malam sebelum tidur.

Alexa tahu, fitnah ini mungkin membuat orang orang akan membencinya. Walaupun begitu ia tetap rendah hati. Sifat dermawan nya untuk menolong orang-orang masih dilakukan juga. Tidak perduli seberapa orang membencinya.

Hari itu terasa lebih berat daripada biasanya. Alexa datang ke kantor lebih awal, berharap dapat menikmati beberapa menit ketenangan sebelum rekan-rekan kerjanya tiba. Namun, ketenangan itu hanya bertahan sebentar.

Pukul sembilan tepatnya, suasana kantor mulai ramai, tetapi bukan dengan suara obrolan ramah yang biasa Alexa dengar dulu. Sebaliknya, yang terdengar adalah bisikan-bisikan dan tawa kecil yang seperti mengejek dan menghina dirinya.

Alexa mencoba mengabaikannya, tetapi setiap kali ia berjalan melewati meja rekan-rekannya, ia bisa merasakan tatapan mereka yang tajam, penuh hinaan dan ejekan. Beberapa dari mereka bahkan terang terangan menghina menyindir dan mengejek.

“Hi...Pelacur. Sangat dirugikan cantik cantik seorang pelacur. hahaha,” ejek salah satu kolega dengan nada cukup yang keras.

Alexa terdiam. Hatinya terasa sakit seperti ditusuk. Ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya, yang selalu berusaha baik kepada semua orang, akan menerima perlakuan seperti ini. Namun, ia tidak ingin menanggapi. Ia tahu bahwa menjawab ejekan hanya akan membuat situasi semakin buruk.

Siang harinya, Alexa duduk sendirian di kantin. Dulu Ia sering ke kantin bersama Vira. Tapi kali ini semuanya tinggal kenangan. Sekarang Ia hanya kemana-mana pun seorang diri. Ia mencoba untuk kuat dengan apa yang terjadi.

Saat itu sekelompok rekan kerja datang dan duduk di meja sebelah. Mereka mulai berbicara dengan nada keras, memang sengaja agar Alexa mendengar setiap perkataan yang mereka ucapkan.

“Kamu tahu tak, katanya Lexa itu suka menggoda pacar orang,” kata salah satu dari mereka sambil tertawa kecil.

“Iya, aku dengar dia dengan Lee selalu keluar bersama. Malah katanya mereka sering pergi sampai larut malam pulang nya. Apa mungkin mereka mampir ke hotel dulu ya? ”sahut yang lain.

"Tentu lah. Dia itu pun sanggup menggadaikan diri nya biar lelaki itu suka sama dia. Aku dengan bukan hanya Lee saja yang digodanya semua pria yang tampan pasti digodanya. hahaha..."tambah kata seorang sambil tertawa.

"Pantas saja dipanggil pelacur. Kelakuan nya seperti itu sich. " mereka pun tertawa berbarengan sambil menatap Lexa dengan sinis.

Alexa merasa pipinya memanas. Ia ingin membela diri, tetapi suaranya terasa hilang. Ia hanya bisa menunduk, menahan air mata yang hampir tumpah. Ia berusaha menahan rasa sedih dan kecewanya.

Setelah makan siang, Alexa kembali ke meja kerjanya. Ia mencoba berkonsentrasi pada pekerjaannya, tetapi pikirannya terus terganggu oleh kata-kata rekan-rekannya. Ia merasa semakin terasing. Setiap sudut kantor terasa seperti perangkap, penuh dengan tatapan dan bisikan yang sangat menyakitkan hatinya.

Di tengah kekacauan itu, Tiba-tiba Lee datang ke mejanya. Ia membawa beberapa dokumen dan tersenyum kepada Alexa. Dengan tatapan yang penuh pesona. Tentu semua orang yang melihatnya mulai berbisik bisik aneh.

“Hi...cantik, helloo...Lexa, boleh ikut aku sekejap kita diskusikan ini tentang ini dulu yah? Aku butuh pendapatmu,” kata Lee dengan nada ramah.

Alexa mengangguk pelan dan mengikuti Lee ke ruang meeting. Ia tahu ramai mata memandang nya dengan hina. Tapi Lexa tak perduli.

Saat mereka masuk, tatapan iri dari beberapa rekan kerjanya mulai tampak. Alexa tahu apa yang mereka pikirkan. Mereka pasti menganggap momen ini sebagai bukti bahwa ia memang memiliki hubungan khusus dengan Lee.

Di dalam ruang meeting, Lee mulai menjelaskan dokumen yang dibawanya. Namun, Alexa sulit berkonsentrasi. Pikirannya penuh dengan tuduhan dan hinaan yang ia terima sepanjang hari. Lee sepertinya menyadari kegelisahan Alexa.

“Cantik...Kamu kenapa? Kamu baik-baik saja, Lex? Apa kamu sakit? Perlu aku bawa kamu ke klinik? "tanya Lee dengan lembut sambil memegang kening Lexa dengan tangannya.

Sontak Alexa terkejut dengan sifat Lee yang sangat perhatian. Alexa terdiam sejenak melihat reaksi Lee yang begitu peduli kepadanya. Ia pun terdiam seketika dan kemudian mulai bicara.

“A...aku baik-baik saja, Lee,, eemmm...tidak, tidak perlu. Aku tidak sakit. "jawabku singkat. Namun, Lee tidak percaya begitu saja.

"Alexa,, kamu kenapa? Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Apa kamu takut kepadaku? Aku hanya tidak ingin melihat kamu sakit. Apa kamu takut orang orang akan berfikir buruk tentang kita? " Ucap Lee sambil menatap wajah Lexa lebih dekat.

"Lex...lihat aku. " Ucap nya lagi sambil memegang dagu Lexa, Aku hanya mencoba untuk menolong mu saja. Tidak ada maksud lain. "Ucapnya kemudian.

“Oya... Aku pun mendengar tentang gosip yang beredar. Lex...yang tau apa yang kita lakukan hanya kita dan Tuhan. Aku memang suka bersikap ramah seperti ini bahkan jika aku sudah rapat aku suka bercanda seperti dengan mu ini. Terlalu peduli. Tapi itu hal yang biasa bukan. Sebagai rekan kerja tidak salah jika saling peduli. Betul kan? "Ucap nya.

"Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak pernah mengatakan apa-apa yang bisa membuat mereka berpikir seperti itu, abaikan Lex. Jangan difikirkan. "katanya dengan nada serius.

Alexa menatap Lee, terkejut sekaligus lega mendengar penjelasannya. “Aku tahu, Lee. Aku tahu ini bukan salahmu. Tapi semua ini… terlalu berat untukku,” kataku dengan suara bergetar.

"Gosip itu terlalu menyakitkan buatku. Mereka bilang aku sudah tidur dengan mu Lee. " Jawab ku gugup.

"Apa... Sampai begitu sekali. Jadi... Gosip itu yang membuat kamu jadi seperti ini? Maafkan aku Lex. Karena aku kamu harus mendapat cibiran seperti ini. Siapa yang berani menfitnah kamu Lex. "Tanya nya.

"Aku pun tidak tau. Tapi sudah lah. Maaf juga aku sudah curhat dengan mu tentang masalah ku. "Ucapku.

"Lexa Lexa... Kamu tidak perlu meminta maaf. Kalau kamu butuh bantuan, aku di sini. Jangan ragu untuk bicara kepada ku. Aku disini akan selalu membantumu Lex. ”katanya dengan penuh yakin.

"Baiklah selesai diskusi kita nanti aku akan segera pergi. Agar kamu tidak merasa was was lagi. "Ucapnya.

Aku pun mengangguk. Ucapan Lee memberiku sedikit kekuatan, tetapi itu tidak cukup untuk menghilangkan rasa sakit yang aku rasakan. Alexa tahu bahwa masalah ini tidak akan selesai hanya dengan kata-kata. Ia harus menemukan cara untuk melindungi dirinya sendiri.

Saat mereka selesai berdiskusi mereka pun keluar dari ruangan. Tampak mata mata mulai memandang mereka dengan serong.

"Eehhmmm..... Enak donk dibelai belai lembut sama Lee. Jadi perempuan jangan murahan bangett lu Lex. Jijik bangeett gue lihat nya. "Ejek seorang tekan dengan kesal.

******

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel